Kenali Tanda Gejala Gangguan Kehamilan
Gangguan kesehatan pada kehamilan yang akan membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan perlu untuk diketahui oleh para ibu-ibu hamil. Karena dengan hal ini diketahui, sebagai masyarakat yang awam terhadap berbagai masalah kesehatan ibu hamil maka kita bisa bertanya dan juga berkonsultasi terhadap berbagai macam tanda ciri kehamilan yang tidak sehat kepada dokter dan tenaga kesehatan yang berkompeten.
Pada masa kehamilan, seringkali terjadi banyak gangguan kesehatan selama hamil. Sebagian di antaranya sangat wajar dan umum terjadi tapi bukan berarti sang ibu dapat mengabaikannya. Untuk menangani gangguan kehamilan dibutuhkan tindakan khusus untuk menjaga kesehatan kehamilan itu sendiri.
Jenis gangguan kehamilan beragam, dari yang ringan sampai yang berat. Semua jenis gangguan kehamilan dapat diatasi. Beberapa di antaranya sebetulnya sudah dapat dicegah. Upaya pencegahan dapat dilakukan selama pemeriksaan kehamilan rutin. Dan ini adalah bagian dari Cara Menjaga Kesehatan Ibu Hamil Dan Janin.
Berikut ini beberapa gangguan kesehatan ibu hamil yang bisa mengancam kehamilan yang bisa saja terjadi pada ibu-ibu yang sedang menjalani masa kehamilan bial tidak segera mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat antara lain adalah sebagai berikut :
Mual Dan Muntah (Hiperemesi Gravidarum)
Mual dan muntah dialami oleh 70-85% wanita pada trimester pertama kehamilan. Namun, pada beberapa wanita terus mual dan muntah berlanjut hingga sepanjang masa kehamilan. Dalam 90% kasus, kondisi tersebut sebenarnya tidak memerlukan pengobatan asalkan tidak membahayakan kesehatan ibu yang mengandung dan janinnya. Calon ibu hanya dianjurkan untuk menghindari makanan yang terlalu merangsang/pedas, minum suplemen vitamin dan istirahat yang cukup.
Jika mual dan muntah berlangsung dalam trimester pertama kehamilan itu masih digolongkan normal. Hanya saja perlu dilihat lebih lanjut frekuensi muntah-muntah yang terjadi apakah sudah berlebihan seperti muntah yang terjadi apakah sudah berlebihan seperti muntah lebih dari 7 kali dalam sehari, yang dalam istilah medis dinamakan hiperemesis gravidarum.
Anemia Ibu Hamil
Kekurangan hemoglobin pada ibu hamil akan bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janinnya. Kita ketahui bersama bahwa darah adalah merupakan komponen yang membawa nutrisi gizi dan oksigen terhadap sang bayi di dalam kandungan. Nah bila dalam hal ini sang ibu kadar HB turun atau dibawah normal, maka sang janin tidak mendapat pasokan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya di dalam sang rahim ibu.
Anemia dalam masa kehamilan merupakan hal yang sering terjadi. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 35-75% perempuan pada negara berkembang dan 18% perempuan pada negara maju mengalami anemia dalam masa kehamilan. Adalah normal bagi ibu hamil menderita anemia ringan dalam kehamilannya.
Tapi beberapa orang mungkin mengalami anemia yang lebih serius akibat dari rendahnya kadar zat besi atau vitamin atau dari alasan lainnya. Anemia dapat membuat sang ibu merasa lelah dan lemah. Jika anemia terjadi secara signifikan dan tidak diobati, ia dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti kelahiran prematur.
Keguguran (Abortus)
Keguguran adalah penghentian kehamilan karena keluarnya janin sebelum waktunya. Pengeluaran janin mati sebelum usia 20 minggu atau dengan berat di bawah 500 gram dianggap sebagai keguguran. Keguguran terjadi pada 15% kehamilan dan dapat terjadi baik secara spontan maupun karena tindakan.
Sebagian besar keguguran terjadi di 14 minggu pertama kehamilan dan lebih dari separuh kasus disebabkan oleh kelainan abnormal genetik atau janin. Keguguran yang berikutnya memiliki berbagai penyebab, gangguan fisik serviks atau uterus sampai ke infeksi berat. Merokok, konsumsi minum alkohol, atau penyalahgunaan obat terlarang adalah berbagai faktor penyebabnya.
Ada beberapa jenis gangguan kesehatan yang bisa mengancam kehidupan dan menyebabkan kematian bagi sang ibu hamil dan juga janin di dalam kandungannya. Penyebab kematian ibu hamil diantaranya adalah oleh karena adanya infeksi kehamilan, perdarahan ibu hamil dan juga bisa diakibatkan oleh karena preeklampsia.
Preeklamsia gangguan kehamilan ini tanda gejalanya adalah dengan dengan timbulnya hipertensi dengan tekanan darah 140/90 mmHg. Pada umumnya, tanda gejala preeklamsia ini akan muncul di kehamilan pada periode 20 minggu atau triwulan ke dua dan ke tiga. Tandanya, disertai dengan kaki membengkak (edema tungkai bawah ). Juga ditemukan protein urine yang positif (kelebihan protein) yang diketahui dengan tes laboratorium.
Itu sebabnya, para ibu hamil untuk tidak menyepelekan hipertensi saat hamil. Karena, saat ini preeklampsia merupakan salah satu gangguan kesehatan kehamilan yang kerap merenggut nyawa ibu hamil. Perlu edukasi dan penanganan sedini mungkin untuk mencegahnya. Dan eklamsia dalam kehamilan juga hal yang termasuk di dalamnya.
Ada beberapa faktor resiko terjadinya preeklamsi pada ibu hamil. Bisa oleh karena usia hamil terlalu tua atau muda, multiparitas, anak pertama, atau jarak kehamilan terlalu jauh. Kehamilan kembar atau hamil kelebihan berat badan juga tinggi resiko mengalami preeklampsia.
Begitu juga dengan perempuan yang memiliki masalah medis sebelum hamil seperti diabetes, hipertensi kronis, penyakit ginjal, dan riwayat pernah preeklampsia pada kehamilan sebelumnya.
Pada masa kehamilan, seringkali terjadi banyak gangguan kesehatan selama hamil. Sebagian di antaranya sangat wajar dan umum terjadi tapi bukan berarti sang ibu dapat mengabaikannya. Untuk menangani gangguan kehamilan dibutuhkan tindakan khusus untuk menjaga kesehatan kehamilan itu sendiri.
Jenis gangguan kehamilan beragam, dari yang ringan sampai yang berat. Semua jenis gangguan kehamilan dapat diatasi. Beberapa di antaranya sebetulnya sudah dapat dicegah. Upaya pencegahan dapat dilakukan selama pemeriksaan kehamilan rutin. Dan ini adalah bagian dari Cara Menjaga Kesehatan Ibu Hamil Dan Janin.
Gangguan Kesehatan Ibu Hamil
Berikut ini beberapa gangguan kesehatan ibu hamil yang bisa mengancam kehamilan yang bisa saja terjadi pada ibu-ibu yang sedang menjalani masa kehamilan bial tidak segera mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat antara lain adalah sebagai berikut :
Mual Dan Muntah (Hiperemesi Gravidarum)
Mual dan muntah dialami oleh 70-85% wanita pada trimester pertama kehamilan. Namun, pada beberapa wanita terus mual dan muntah berlanjut hingga sepanjang masa kehamilan. Dalam 90% kasus, kondisi tersebut sebenarnya tidak memerlukan pengobatan asalkan tidak membahayakan kesehatan ibu yang mengandung dan janinnya. Calon ibu hanya dianjurkan untuk menghindari makanan yang terlalu merangsang/pedas, minum suplemen vitamin dan istirahat yang cukup.
Jika mual dan muntah berlangsung dalam trimester pertama kehamilan itu masih digolongkan normal. Hanya saja perlu dilihat lebih lanjut frekuensi muntah-muntah yang terjadi apakah sudah berlebihan seperti muntah yang terjadi apakah sudah berlebihan seperti muntah lebih dari 7 kali dalam sehari, yang dalam istilah medis dinamakan hiperemesis gravidarum.
Anemia Ibu Hamil
Kekurangan hemoglobin pada ibu hamil akan bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janinnya. Kita ketahui bersama bahwa darah adalah merupakan komponen yang membawa nutrisi gizi dan oksigen terhadap sang bayi di dalam kandungan. Nah bila dalam hal ini sang ibu kadar HB turun atau dibawah normal, maka sang janin tidak mendapat pasokan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya di dalam sang rahim ibu.
Anemia dalam masa kehamilan merupakan hal yang sering terjadi. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 35-75% perempuan pada negara berkembang dan 18% perempuan pada negara maju mengalami anemia dalam masa kehamilan. Adalah normal bagi ibu hamil menderita anemia ringan dalam kehamilannya.
Tapi beberapa orang mungkin mengalami anemia yang lebih serius akibat dari rendahnya kadar zat besi atau vitamin atau dari alasan lainnya. Anemia dapat membuat sang ibu merasa lelah dan lemah. Jika anemia terjadi secara signifikan dan tidak diobati, ia dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti kelahiran prematur.
Keguguran (Abortus)
Keguguran adalah penghentian kehamilan karena keluarnya janin sebelum waktunya. Pengeluaran janin mati sebelum usia 20 minggu atau dengan berat di bawah 500 gram dianggap sebagai keguguran. Keguguran terjadi pada 15% kehamilan dan dapat terjadi baik secara spontan maupun karena tindakan.
Sebagian besar keguguran terjadi di 14 minggu pertama kehamilan dan lebih dari separuh kasus disebabkan oleh kelainan abnormal genetik atau janin. Keguguran yang berikutnya memiliki berbagai penyebab, gangguan fisik serviks atau uterus sampai ke infeksi berat. Merokok, konsumsi minum alkohol, atau penyalahgunaan obat terlarang adalah berbagai faktor penyebabnya.
Gangguan Kehamilan Penyebab Kematian Ibu Hamil
Ada beberapa jenis gangguan kesehatan yang bisa mengancam kehidupan dan menyebabkan kematian bagi sang ibu hamil dan juga janin di dalam kandungannya. Penyebab kematian ibu hamil diantaranya adalah oleh karena adanya infeksi kehamilan, perdarahan ibu hamil dan juga bisa diakibatkan oleh karena preeklampsia.
Preeklamsia gangguan kehamilan ini tanda gejalanya adalah dengan dengan timbulnya hipertensi dengan tekanan darah 140/90 mmHg. Pada umumnya, tanda gejala preeklamsia ini akan muncul di kehamilan pada periode 20 minggu atau triwulan ke dua dan ke tiga. Tandanya, disertai dengan kaki membengkak (edema tungkai bawah ). Juga ditemukan protein urine yang positif (kelebihan protein) yang diketahui dengan tes laboratorium.
Itu sebabnya, para ibu hamil untuk tidak menyepelekan hipertensi saat hamil. Karena, saat ini preeklampsia merupakan salah satu gangguan kesehatan kehamilan yang kerap merenggut nyawa ibu hamil. Perlu edukasi dan penanganan sedini mungkin untuk mencegahnya. Dan eklamsia dalam kehamilan juga hal yang termasuk di dalamnya.
Ada beberapa faktor resiko terjadinya preeklamsi pada ibu hamil. Bisa oleh karena usia hamil terlalu tua atau muda, multiparitas, anak pertama, atau jarak kehamilan terlalu jauh. Kehamilan kembar atau hamil kelebihan berat badan juga tinggi resiko mengalami preeklampsia.
Begitu juga dengan perempuan yang memiliki masalah medis sebelum hamil seperti diabetes, hipertensi kronis, penyakit ginjal, dan riwayat pernah preeklampsia pada kehamilan sebelumnya.
No comments