Alasan Muslim Dilarang Keras Merayakan Valentine Day
Alasan Muslim Dilarang Keras Merayakan Valentine Day - UMAT Islam tidak bisa ikut merayakan hari Valentine, 14 Februari, lantaran Valentine adalah “ritual” umat Katolik. Umat Islam hanya harus menghormatinya, tak mengganggu golongan non-Muslim yang merayakannya, namun tak bisa ikut ikut serta di dalamnya.
Jalinan pada tiga santo itu pada perayaan Valentine atau “hari kasih sayang” tak mempunyai catatan histori yang pasti. Bahkan juga, Paus Gelasius II tahun 496 M menyebutkan, sesungguhnya tak ada hal yang di ketahui dari ketiga santo itu.
Tanggal 14 Februari dirayakan juga sebagai peringatan santa Valentinus juga sebagai usaha mengungguli hari raya Lupercalica (Dewa Kesuburan) yang dirayakan tanggal 15 Februari. Sebagian sumber mengatakan, jenazah santo Hyppolytus yang diidentifikasi juga sebagai jenazah santo Valentinus ditempatkan dalam suatu peti emas serta di kirim ke gereja Whiterfiar Street Carmelite Churc di Dublin Irlandia oleh Paus Gregorius XVI tahun 1836.
Mulai sejak itu, banyak wisatawan yang berziarah ke gereja ini pada tanggal 14 Februari. Pada tanggal itu suatu misa spesial diselenggarakan serta dipersembahkan pada beberapa muda-mudi serta mereka yang tengah menjalin jalinan cinta.
Literatur lain mengatakan, tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh lantaran pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi, Raja Claudius II (268 – 270 M). Untuk mengagungkan St. Valentine yang dikira juga sebagai lambang ketabahan, keberanian serta kepasrahan dalam hadapi cobaan, jadi beberapa pengikutnya memperingati kematian St. Valentine juga sebagai “upacara keagamaan”.
Namun mulai sejak era 16 M, ‘upacara keagamaan’ itu mulai beransur-ansur hilang serta beralih jadi ‘perayaan bukanlah keagamaan’. Hari Valentine lalu dikaitkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang dimaksud “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
Sesudah beberapa orang Romawi itu masuk Kristen, pesta “supercalis” lalu dihubungkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine juga sebagai ‘hari kasih sayang’ juga dihubungkan dengan keyakinan orang Eropah bahwa saat ‘kasih sayang’ itu mulai bersemi ‘bagai burung jantan serta betina’ pada tanggal 14 Februari.
Dalam bhs Perancis Normandia, pada era pertengahan ada kata “Galentine” yang bererti ‘galant atau cinta’. Persamaan bunyi pada galentine serta valentine mengakibatkan orang berpikir bahwa baiknya beberapa pemuda dalam mencari pasangan hidupnya tanggal 14 Februari.
Catatan lain mengatakan, Valentine yaitu nama seseorang paderi, Pedro St. Valentino. Tanggal 14 Februari 1492 yaitu hari kejatuhan Kerajaan Islam Spanyol. Jadi, rubuhnya kerajaan Islam di Spanyol dirayakan juga sebagai Hari Valentine.
Ulama kenamaan, Ibnul Qayyim, berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang spesial untuk mereka, sudah disetujui bahwa perbuatan itu haram. Seumpama berikan selamat atas hari raya serta puasa mereka, dengan mengatakan “Selamat hari raya! ” serta seumpamanya. Untuk yang mengatakannya, bila juga tak hingga pada kekafiran, sekurang-kurangnya itu adalah perbuatan haram. Bermakna ia sudah berikan selamat atas perbuatan mereka yang menyembah Salib. Bahkan juga, perbuatan itu semakin besar dosanya di segi Allah serta lebih dimurkai daripada berikan selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Beberapa orang yang kurang tahu agama terperosok dalam satu perbuatan tanpa ada mengerti buruknya perbuatan itu. ”
For this was sent on Seynt Valentyne’s day (“Untuk inilah di kirim pada hari Santo Valentinus”)
When every foul cometh there to choose his mate (“Saat seluruhnya burung datang kesana untuk pilih pasangannya”)
Pada zaman itu untuk beberapa pencinta telah umum untuk bertukaran catatan pada hari ini serta memanggil pasangan mereka “Valentine” mereka. Suatu kartu Valentine yang datang dari era ke-14 konon adalah sisi dari koleksi pernaskahan British Library di London.
Besar kemungkinan banyak legenda-legenda tentang santo Valentinus di ciptakan pada zaman ini. Sebagian salah satunya bercerita :
* Sore hari saat sebelum santo Valentinus bakal gugur juga sebagai martir, ia menulis suatu pernyataan cinta kecil yang diberikannya pada sipir penjaranya yang tercatat “Dari Valentinusmu”.
* Saat serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus dengan cara rahasia menolong menikahkan mereka.
Pada umumnya versus legenda-legenda ini, 14 Februari dikaitkan dengan keguguran juga sebagai martir.
Di Jepang, Hari Valentine telah nampak karena marketing besar-besaran, juga sebagai hari dimana beberapa wanita berikan beberapa pria yang mereka sukai permen cokelat. Tetapi hal semacam ini tidaklah dikerjakan dengan cara suka-rela tetapi jadi suatu keharusan, terlebih untuk mereka yang bekerja di kantor-kantor. Mereka berikan cokelat pada beberapa rekan kerja pria mereka, kadang-kadang dengan cost besar. Cokelat ini dikatakan sebagai Giri-choko, dari kata giri (keharusan) serta choco (cokelat). Lantas karena usaha marketing selanjutnya, suatu hari balasan, dimaksud “Hari Putih” (White Day) nampak. Pada hari ini (14 Maret), pria yang telah memperoleh cokelat pada hari Valentine diinginkan berikan suatu hal kembali.
Di Indonesia, budaya bertukaran surat perkataan antar kekasih juga mulai nampak. Budaya ini jadi budaya popular di kelompok anak muda. Bentuk perayaannya berbagai macam, dari mulai sama-sama sharing kasih dengan pasangan, orangtua, beberapa orang yang kurang mujur dengan cara materi, serta berkunjung ke panti bimbingan dimana mereka sangatlah memerlukan kasih sayang dari sesama manusia. Pertokoan serta media (stasiun TV, radio, serta majalah remaja) terlebih di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang terkait dengan valentine.
Rasulullah Saw dengan tegas melarang umat Islam untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut” (HR. At-Tirmidzi).
Jalinan pada tiga santo itu pada perayaan Valentine atau “hari kasih sayang” tak mempunyai catatan histori yang pasti. Bahkan juga, Paus Gelasius II tahun 496 M menyebutkan, sesungguhnya tak ada hal yang di ketahui dari ketiga santo itu.
Tanggal 14 Februari dirayakan juga sebagai peringatan santa Valentinus juga sebagai usaha mengungguli hari raya Lupercalica (Dewa Kesuburan) yang dirayakan tanggal 15 Februari. Sebagian sumber mengatakan, jenazah santo Hyppolytus yang diidentifikasi juga sebagai jenazah santo Valentinus ditempatkan dalam suatu peti emas serta di kirim ke gereja Whiterfiar Street Carmelite Churc di Dublin Irlandia oleh Paus Gregorius XVI tahun 1836.
Mulai sejak itu, banyak wisatawan yang berziarah ke gereja ini pada tanggal 14 Februari. Pada tanggal itu suatu misa spesial diselenggarakan serta dipersembahkan pada beberapa muda-mudi serta mereka yang tengah menjalin jalinan cinta.
Literatur lain mengatakan, tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh lantaran pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi, Raja Claudius II (268 – 270 M). Untuk mengagungkan St. Valentine yang dikira juga sebagai lambang ketabahan, keberanian serta kepasrahan dalam hadapi cobaan, jadi beberapa pengikutnya memperingati kematian St. Valentine juga sebagai “upacara keagamaan”.
Namun mulai sejak era 16 M, ‘upacara keagamaan’ itu mulai beransur-ansur hilang serta beralih jadi ‘perayaan bukanlah keagamaan’. Hari Valentine lalu dikaitkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang dimaksud “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
Sesudah beberapa orang Romawi itu masuk Kristen, pesta “supercalis” lalu dihubungkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine juga sebagai ‘hari kasih sayang’ juga dihubungkan dengan keyakinan orang Eropah bahwa saat ‘kasih sayang’ itu mulai bersemi ‘bagai burung jantan serta betina’ pada tanggal 14 Februari.
Dalam bhs Perancis Normandia, pada era pertengahan ada kata “Galentine” yang bererti ‘galant atau cinta’. Persamaan bunyi pada galentine serta valentine mengakibatkan orang berpikir bahwa baiknya beberapa pemuda dalam mencari pasangan hidupnya tanggal 14 Februari.
Catatan lain mengatakan, Valentine yaitu nama seseorang paderi, Pedro St. Valentino. Tanggal 14 Februari 1492 yaitu hari kejatuhan Kerajaan Islam Spanyol. Jadi, rubuhnya kerajaan Islam di Spanyol dirayakan juga sebagai Hari Valentine.
Ulama kenamaan, Ibnul Qayyim, berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang spesial untuk mereka, sudah disetujui bahwa perbuatan itu haram. Seumpama berikan selamat atas hari raya serta puasa mereka, dengan mengatakan “Selamat hari raya! ” serta seumpamanya. Untuk yang mengatakannya, bila juga tak hingga pada kekafiran, sekurang-kurangnya itu adalah perbuatan haram. Bermakna ia sudah berikan selamat atas perbuatan mereka yang menyembah Salib. Bahkan juga, perbuatan itu semakin besar dosanya di segi Allah serta lebih dimurkai daripada berikan selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Beberapa orang yang kurang tahu agama terperosok dalam satu perbuatan tanpa ada mengerti buruknya perbuatan itu. ”
For this was sent on Seynt Valentyne’s day (“Untuk inilah di kirim pada hari Santo Valentinus”)
When every foul cometh there to choose his mate (“Saat seluruhnya burung datang kesana untuk pilih pasangannya”)
Pada zaman itu untuk beberapa pencinta telah umum untuk bertukaran catatan pada hari ini serta memanggil pasangan mereka “Valentine” mereka. Suatu kartu Valentine yang datang dari era ke-14 konon adalah sisi dari koleksi pernaskahan British Library di London.
Besar kemungkinan banyak legenda-legenda tentang santo Valentinus di ciptakan pada zaman ini. Sebagian salah satunya bercerita :
* Sore hari saat sebelum santo Valentinus bakal gugur juga sebagai martir, ia menulis suatu pernyataan cinta kecil yang diberikannya pada sipir penjaranya yang tercatat “Dari Valentinusmu”.
* Saat serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus dengan cara rahasia menolong menikahkan mereka.
Pada umumnya versus legenda-legenda ini, 14 Februari dikaitkan dengan keguguran juga sebagai martir.
Di Jepang, Hari Valentine telah nampak karena marketing besar-besaran, juga sebagai hari dimana beberapa wanita berikan beberapa pria yang mereka sukai permen cokelat. Tetapi hal semacam ini tidaklah dikerjakan dengan cara suka-rela tetapi jadi suatu keharusan, terlebih untuk mereka yang bekerja di kantor-kantor. Mereka berikan cokelat pada beberapa rekan kerja pria mereka, kadang-kadang dengan cost besar. Cokelat ini dikatakan sebagai Giri-choko, dari kata giri (keharusan) serta choco (cokelat). Lantas karena usaha marketing selanjutnya, suatu hari balasan, dimaksud “Hari Putih” (White Day) nampak. Pada hari ini (14 Maret), pria yang telah memperoleh cokelat pada hari Valentine diinginkan berikan suatu hal kembali.
Di Indonesia, budaya bertukaran surat perkataan antar kekasih juga mulai nampak. Budaya ini jadi budaya popular di kelompok anak muda. Bentuk perayaannya berbagai macam, dari mulai sama-sama sharing kasih dengan pasangan, orangtua, beberapa orang yang kurang mujur dengan cara materi, serta berkunjung ke panti bimbingan dimana mereka sangatlah memerlukan kasih sayang dari sesama manusia. Pertokoan serta media (stasiun TV, radio, serta majalah remaja) terlebih di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang terkait dengan valentine.
No comments