Header Ads

Sudahkah Kita Menjadi Guru yang Baik?

Sudahkah Kita Menjadi Guru yang Baik? Pernahkan anda membuat pertanyaan sendiri semacam itu? Jika pernah, lalu apa jawabanya? Saya sendiri pernah melakukanya ya, ketika hendak menulis di blog ini. Terbersit pertanyaan semacam itu, lalu spontan saya tulis saja di blog ini. Tapi saya kebingungan menjawabnya, dengan kebingungan tersebut maka saya menyimpulkan bahwa saya belum bisa menjadi guru yang baik. Lalu, guru yang baik itu seperti apa sih?


Untuk menjawabnya maka saya harus mengingat-ngingat kembali ke beberapa puluh tahun yang lalu, dimana saya masih duduk di bangku sekolah dasar dan menengah pertama. Dan saya mulai mengingat satu persatu guru yang pernah memberikan banyak pelajaran buat saya, satu..........dua......tiga guru terbayang dengan jelasnya dan tak satu gurupun terlewatkan.

Saya melihat ada guru yang setiap hari marah-marah mulu. Tapi lantaran prilakuknya sering marah, membuat kami takut, lalu kami patuh dan kami berusaha untuk bisa mengikuti materi yang disampaikanya. Ada lagi guru yang kerjaanya ketawa mulu, cerita-cerita, kami merasa di asuh oleh kakek kami dan kami merasa nyaman denganya dan kami pun bisa mengikuti materi yang diberikan pak guru situkang cerita ini. Lalu, ada lagi guru yang terlihat sangat pintar buat kami, dia mengajar dengan sangat jenius sampai tidak pernah membawa buku, tapi kami kebingungan lantaran cara menyampaikanya seperti kepada anak kuliahan saja.

Dan masih banyak lagi wajah-wajah guru yang begitu nyata masih bisa saya bayangkan seperti apa dulu ia mengajar. Dan jika ditanya, siapakah diantara guru-guru saya tersebut yang paling baik? Maka saya akan menjawabnya semuanya. Toh yang mereka lakukan semuanya hanyalah untuk kebaikan kami. 

Jadi, apakah guru yang baik itu guru yang selalu ramah dan menyenangkan?
Mungkin itu jawaban yang benar, tapi tidak selalu begitu.

No comments

Powered by Blogger.