Kalau Guru Membuat Blog, Manfaatnya Apa ya?
Kebanyakan orang membuat blog lantaran terobsesi oleh kesuksesan orang lain yang terlebih dahulu ngeblog. Bisa saja obsesi tersebut diperoleh dari surat kabar, acara di televisi, artikel di internet, workshop atau seminar. Tidak ada salahnya sih membuat blog lantaran terobsesi, dan memang obsesi kerap menjadi pemicu yang hebat. Lalu, kalau guru membuat blog, manfaatnya apa ya?
Ada yang mengatakan aktivitas blogging hanya untuk aktualisasi diri, selebihnya sharing dan branding. Dan semuanya saya anggap benar. Bagi seorang guru aktualisasi diri itu penting tidak penting, toh aktualisasi diri yang sebenarnya bagi guru adalah ketika berada di dalam kelas bersama siswanya. Soal sharing dan branding ini mungkin hanya dilakukan oleh rekan guru yang empunya misi lain, misalnya saja si guru mempunyai bisnis lain, atau si guru mempunyai keahlian lain yang bisa ditawarkan melalui internet.
Berdasarkan pengalaman, saya memanfaatkan aktivitas blogging untuk:
- Menulis. Menulis bukan berarti saya mau jadi penulis, atau biar disebut penulis. Tidak, saya hanya ingin menulis. Sebab kalau saya menulis di media konvensional seperti buku, belum tentu saya mengarsipkanya. Kalau saya menulis untuk surat kabar atau penerbita pasti ditolaknya.
- Berbagi. Karena saya tidak mampu berbagi layaknya dermawan di musim pembagian zakat fitrah, maka cukuplah tulisan-tulisan saya yang mudah-mudahan ada manfaatnya yang saya bagikan.
- Branding. Heheheh mulanya kepikiran seperti itu, istilah branding pun saya dapatkan dari blognya pak Romi Satrio Wahono dan saya coba mempraktikanya, tapi ternyata branding harus disertai action di dunia nyata dan itu belum bisa saya lakukan karena saya masih terikat dengan lembaga tempat saya mengajar. Tapi setidaknya saya memperoleh ruang diantaa jutaan pengguna internet, dan sudah banyak yang mengenal saya dan memanfaatkan jasa saya.
No comments