Cerita Panas Selingkuh : tetangga
- Suami bodo macam Sigit, 30 (bukan nama sebenarnya), kok ada juga ya di Kulon Progo (DIY). Gara-gara istri keguguran, dia jadi trauma untuk memberi nafkah batin yang jadi kuwajibannya. Karena Ny. Lestari, 27(bukan nama sebenarnya), sebetulnya masih membutuhkan kehangatan malam, akhirnya dia merelakan “lahan” miliknya dicangkul duda tetangga desa.
Ilmu seksologi agaknya masih perlu diajarkan pada setiap lelaki yang begitu lugu (sederhana). Benar memang, bahwa saat istri terkena miskram harus istirahat dari kegiatan ranjang. Tapi itu kan bukan untuk permanent dan selamanya. Jika kondisi istri sudah sehat kembali, bisa dicoba lagi, gliyak-gliyak waton temindak (pelan-pelan tapi pasti). Masalahnya, ibaratnya tanah, lahan bebas gambut itu kan perlu dicangkul lagi untuk bisa jadi persemaian bibit unggul.
Ternyata Sigit warga Galur Kulon Progo, termasuk lelaki yang punya pemahaman seperti itu. Sejak istrinya keguguran 3 bulan lalu, dia tak mau lagi “mendekati” Lestari. Dia masih trauma, janga-jangan kalau punya anak lagi, nanti akan keguguran lagi. Dia mengibaratkan, bininya ini andaikan mobil sudah pernah turun mesin, jadi harus hati-hati cara membawakannya. Nah, daripada nantinya keliru, akhirnya dibiarkan saja itu mobil nganggur di garasi.
Itu kan kalau mobil dalam arti sebenarnya. Mobil model Lestari yang 2.000 Cc, diaggurkan terus ya mbengung (protes). Dia sudah pernah mengingatkan agar Sigit sebagai suami tak lupa akan kewajibannya. Tapi rupanya suami sudah kadung ranjang phobi, sehingga meski dipaksa-paksa tak mau juga. Akhirnya Sigit malah seperti kambing mau dibawa ke air, makin ditarik malah semakin mundur.
Akhirnya ya sudah, Lestari pilih ngalah, wong dijak penak kok emoh (diajak enak kok gak mau). Tapi sebagai wanita yang masih muda dan enerjik, dia tak sanggup bertahan dalam kesepian. Daripada “lahan”-nya terlalu lama dianggurkan, maka dalam rangka reformasi agraria mungkin, Lestari merelakan lahan miliknya yang tak seberapa luas itu dicangkul lelaki lain. Sistem bagi hasil apa bukan, terserah, yang penting sama-sama puas.
Tawaran lahan model beginian, tentu saja banyak yang berminat, apa lagi Lestari orangnya cukup cantik dan seksi. Maka Baryadi, 25, lelaki warga Desa Pendowan Kecamatan Galur, memperoleh peluang pertama. Tanpa pakai tawar menawar lagi, dia langsung bilang: nggih mpun, kula ndherek (ya sudah, saya mau). Maklumlah, dia baru sebulan lalu ditinggal kabur istrinya. “Namanya juga rejeki, kalau sedang milik, ada saja yang nawari,” kata Baryadi.
Ini memang rejeki nomplok! Soalnya tanpa dicari ke sana kemari, justru Lestari sendiri yang suka main ke rumahnya. Dalam rangka jemput bola, ngkali. Maka karena sudah padha karepe (mau sama mau), perbuatan layaknya suami istri itupun berlangsung dengan serunya. Ibarat tontonan wayang, sudah lama keduanya tidak “perang kembang”. Maka keduanya terus saja bat bet beradu senjata, baru berhenti setelah terdengar suluk: sangsaya dalu araras, abyor sorot lintang kumedap. Mereka takut juga sama Petruk.
Keasyikan bermesum ria dengan lelaki tetangga, Lestari jadi makin sering pergi malam hingga larut. Ketika diselidiki, ternyata dia main ke rumah duda di Pendowan. Sigit pun jadi mafhum, pasti ada hil-hil yang mustahal dalam kunjungan ini. Diam-diam dia menghubungi Polsek Galur, agar pasangan mesum itu digerebek saja. Mereka setuju, tapi agar segera memperoleh barang bukti, penggerebekan direncanakan tengah malam saja.
Agaknya Lestari – Baryadi tak tahu ada rencana penggerebekan itu. Maka tengah malam kembali mereka bikin adegan “perang kembang”. Tapi sial betul. Baru beberapa kabrukan (gempuran) tahu-tahu polisi datang bersama Sigit. Pasangan mesum itu tak berkutik. Dalam kondisi setengah bugil keduanya diangkut ke Polsek Galur. “Sejak saya miskram, suamiku nggak mau ngasih jatah lagi Pak.” Aku Lestari di depan polisi.
No comments