Kisah Sebutir Padi
KEBAJIKAN ( De 德 ) - Di sebuah desa, petani setiap hari bekerja keras menanam padi, melihat sawah yang menghijau dan tanaman padi yang semakin hari tumbuh semakin tinggi, dan pada saat padi mulai menguning, petani tua berbicara dengan padi yang menunduk sarat di sawah sudah saatnya harus memanen, besok adalah hari baik untuk panen.
Dan pada malam tersebut di sawah yang sunyi, sebutir padi yang nakal sedang berbicara dengan seekor ulat : “Abang ulat, saya tidak bisa tidur, dapatkah engkau mendongeng sebuah cerita untuk saya.”
Ulat menjawab : “Si nakal! Kenapa tidak bisa tidur, pasti tadi pagi bermalas-malas di tempat tidur tidak mau bangun sampai siang hari, sehingga sekarang tidak bisa tidur, benarkah?”
Padi kecil berkata, :”Bukan begitu! Karena besok saya sudah harus meninggalkan tempat ini, kelak mungkin tidak bisa bertemu dengan abang lagi, saya sangat tidak ingin meninggalkan tempat ini…”
Ulat berkata :”Saya katakan kepadamu, engkau telah dewasa, pasti harus ke tempat yang engkau belum pernah pergi untuk menambah pengetahuan kamu, selain itu setiap butir padi harus memikul misi yang sangat penting.
Si Padi menjawab :”Abang ulat engkau mengatakan terlalu banyak, saya tidak tahu apa maksud perkataanmu?”
Ulat menjawab :” Saya akan memberitahukan kepadamu, kalian tidak tahu kalian mempunyai misi yang sangat penting, yang harus kalian selesaikan, kalian harus mencapai sasaran tersebut.”
Si padi menjawab :”Abang ulat, yang engkau katakan sangat banyak, saya hanya sebutir padi yang sederhana, bagaimana bisa memikul misi yang demikian besar, selain itu kami tidak bisa berbuat apapun…?”
Ulat berkata, :”Apakah engkau tahu? kehidupan manusia adalah yang mulia di Bumi, kita harus memperkaya kehidupan manusia, menjadi makanan lezat sehingga turun ke bumi untuk menjadi padi yang tumbuh tinggi, kemudian tumbuh menjadi butiran kecil padi yang banyak guna menjadi beras dan nasi, yang bermanfaat bagi menyediakan makanan untuk pertumbuhan manusia, itu adalah masalah yang sangat mulia! Artinya keberadaan kita, pada kenyataannya, memberikan kondisi untuk pertumbuhan manusia, dapat menyelesaikan misi ini adalah sebuah pahala yang besar.”
Bulir Padi berkata, :”Walaupun saya tahu saya hanya sebutir padi, tetapi saya tidak tahu nasib masa depan saya? Saya akan pergi kemana? Dimana tujuan akhir saya? Saya hanya berharap untuk memiliki masa depan yang lebih baik.”
Ulat berkata: Jangan khawatir! Nasib kita semua telah ditakdirkan Tuhan, dan Tuhan ada dimana-mana, seperti suara frekuensi tinggi yang manusia tidak bisa mendengar tapi suara itu ada, seperti sinar ultraviolet yang tidak dapat dilihat tapi sinar itu ada, meskipun kita tidak dapat melihat, tetapi Tuhan itu nyata ada, Selama didalam hati kita mengandung kebaikan, tidak peduli di mana, suatu hari, kita akan kembali ke dunia milik kita sendiri, karena di situlah sumber kita, di sana adalah rumah kita yang sesungguhnya.” Salam kebajikan (Sumber)
No comments