Mendiagnosis Sel Kanker dari Setetes Darah
KEBAJIKAN ( De 德 ) - Ahli klinis menemukan suatu metode baru mendiagnosis kanker, yakni cukup hanya dengan setetes darah dapat menentukan kanker dari hasil tes darah terkait.
Peneliti dari Umea University, Swedia, seperti dilansir sciencealert Australia baru-baru ini mengatakan, bahwa dengan cara memeriksa platelet/trombosit (keping sel darah), atau setara dengan setetes darah yang diambil, sudah dapat mendiagnosis, mengklasifikasi dan memposisikan kanker.
“Karena deteksi dini kanker itu sangat penting, jadi, kami meneliti suatu metode biopsi terbaru yang dapat mendeteksi kanker, sehingga di masa depan bisa mendiagnosis kanker tanpa harus memotong jaringan sel,” ungkap Jonas Nilsson, peneliti kanker dari Umea University, Swedia.
Belum mencapai utilitas (manfaat) klinis
Penentuan dari metode terkait apakah seseorang mengidap penyakit kanker itu mencapai 96% keakuratannya. Dalam percobaan tersebut, dimana di antara 283 orang dalam tes terkait, peneliti menemukan 228 orang di antaranya itu mengidap kanker, dan bisa lebih lanjut menentukan 39 orang di antaranya adalah kanker dini, sementara 189 lainnya kanker stadium akhir.
Menurut laporan terkait, prinsip kerja dari metode tersebut adalah memeriksa perubahan RNA pasien, untuk mendiagnosis dan mengidentifikasi sel kanker. Namun, keakuratannya dalam menentukan jenis kanker seperti kanker paru-paru, kanker payudara, kanker pankreas, tumor otak, kanker hati, kanker kolorektal (kanker usus besar) dan kanker poros tidak tinggi. Tingkat diferensialnya hanya 71%, belum mencapai tingkat yang efektif sesuai dengan standar dokter.
Peneliti terkait mengatakan, bahwa “biopsi cair” ini tidak dapat menggantikan metode lain dari diagnosis kanker, namun, fungsionalnya akan ditingkatkan seiring dengan akumulasi dari pengalaman dokter, dan ini akan sangat membantu terutama dalam diagnosis awal.
“Dalam percobaan terkait, kami menemukan metode ini dapat mendeteksi hampir semua jenis kanker. Ini menyiratkan bahwa metode biopsi (pengambilan sampel jaringan tubuh) memiliki potensi besar dalam hal meningkatkan pemeriksaan dini terkait kanker,”tandas Nilsson menambahkan.
Sementara itu, laman Iflscience (3/11/2015) lalu menyebutkan, metode diagnosis kanker dari darah ini efektif, karena metode ini berdasarkan perubahan trombosit untuk menentukan apakah ada pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh.
Menurut sumber terkait, bahwa pada tahun 2014 lalu, para penelit menemukan trombosit di dalam tubuh pasien kanker akan terkena dampak sel kanker, dan “menopang” pertumbuhan sel kanker. “Di dalam tubuh penderita kanker biasanya terdapat trombosit yang berfungsi sebagai restoratif dan berperan membantu pertumbuhan sel kanker.
Trombosit membuka penghubung pertumbuhan sel-sel kanker, kemudian ia (sel kanker-red) itu mulai pindah ke pembuluh darah, dan meresap ke dalam darah, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, trombosit juga bisa mendorong pertumbuhan pembuluh darah yang berhubungan dengan tumor,” ungkap Dr.Thomas Wurdinger dari VU University Medical Center Amsterdam, Belanda.
Kami sedang bekerja pada sebuah tes darah yang efisien. Teknik ini diharapkan sudah tersedia dan bisa dipraktekan secara klinis 5 – 10 tahun mendatang,” jelas Dr Wurdinger menambahkan. Salam kebajikan (Sumber)
Peneliti dari Umea University, Swedia, seperti dilansir sciencealert Australia baru-baru ini mengatakan, bahwa dengan cara memeriksa platelet/trombosit (keping sel darah), atau setara dengan setetes darah yang diambil, sudah dapat mendiagnosis, mengklasifikasi dan memposisikan kanker.
“Karena deteksi dini kanker itu sangat penting, jadi, kami meneliti suatu metode biopsi terbaru yang dapat mendeteksi kanker, sehingga di masa depan bisa mendiagnosis kanker tanpa harus memotong jaringan sel,” ungkap Jonas Nilsson, peneliti kanker dari Umea University, Swedia.
Belum mencapai utilitas (manfaat) klinis
Penentuan dari metode terkait apakah seseorang mengidap penyakit kanker itu mencapai 96% keakuratannya. Dalam percobaan tersebut, dimana di antara 283 orang dalam tes terkait, peneliti menemukan 228 orang di antaranya itu mengidap kanker, dan bisa lebih lanjut menentukan 39 orang di antaranya adalah kanker dini, sementara 189 lainnya kanker stadium akhir.
Menurut laporan terkait, prinsip kerja dari metode tersebut adalah memeriksa perubahan RNA pasien, untuk mendiagnosis dan mengidentifikasi sel kanker. Namun, keakuratannya dalam menentukan jenis kanker seperti kanker paru-paru, kanker payudara, kanker pankreas, tumor otak, kanker hati, kanker kolorektal (kanker usus besar) dan kanker poros tidak tinggi. Tingkat diferensialnya hanya 71%, belum mencapai tingkat yang efektif sesuai dengan standar dokter.
Peneliti terkait mengatakan, bahwa “biopsi cair” ini tidak dapat menggantikan metode lain dari diagnosis kanker, namun, fungsionalnya akan ditingkatkan seiring dengan akumulasi dari pengalaman dokter, dan ini akan sangat membantu terutama dalam diagnosis awal.
“Dalam percobaan terkait, kami menemukan metode ini dapat mendeteksi hampir semua jenis kanker. Ini menyiratkan bahwa metode biopsi (pengambilan sampel jaringan tubuh) memiliki potensi besar dalam hal meningkatkan pemeriksaan dini terkait kanker,”tandas Nilsson menambahkan.
Sementara itu, laman Iflscience (3/11/2015) lalu menyebutkan, metode diagnosis kanker dari darah ini efektif, karena metode ini berdasarkan perubahan trombosit untuk menentukan apakah ada pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh.
Menurut sumber terkait, bahwa pada tahun 2014 lalu, para penelit menemukan trombosit di dalam tubuh pasien kanker akan terkena dampak sel kanker, dan “menopang” pertumbuhan sel kanker. “Di dalam tubuh penderita kanker biasanya terdapat trombosit yang berfungsi sebagai restoratif dan berperan membantu pertumbuhan sel kanker.
Trombosit membuka penghubung pertumbuhan sel-sel kanker, kemudian ia (sel kanker-red) itu mulai pindah ke pembuluh darah, dan meresap ke dalam darah, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, trombosit juga bisa mendorong pertumbuhan pembuluh darah yang berhubungan dengan tumor,” ungkap Dr.Thomas Wurdinger dari VU University Medical Center Amsterdam, Belanda.
Kami sedang bekerja pada sebuah tes darah yang efisien. Teknik ini diharapkan sudah tersedia dan bisa dipraktekan secara klinis 5 – 10 tahun mendatang,” jelas Dr Wurdinger menambahkan. Salam kebajikan (Sumber)
No comments