Header Ads

Asap Kayu Bakar di Pedesaan Picu Asma

Asap Kayu Bakar di Pedesaan Picu AsmaPREVALENSI asma di dunia saat ini memang meningkat, baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Faktor luar seperti kebiasaan merokok, lingkungan yang terlalu steril, atau penggunaan kayu bakar untuk keperluan memasak sehari-hari bisa menjadi pemicu asma.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi asma di Indonesia mencapai 4,5 persen, dengan jumlah tertinggi pada masyarakat dengan rentang usia 25-34 tahun. Sementara, dari pemetaan hasil riset sebelumnya pada 2007, prevalensi asma tertinggi nasional (di atas 4 persen penduduk) ditemukan di daerah seperti Papua Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, NTT, NTB, Kalimantan Selatan, dan Jawa Barat.
"Prevalensi asma di Indonesia, baik di perkotaan dan pedesaan terlihat sama. Kenapa tinggi di daerah-daerah daripada di kota besar? Ini disinyalir karena penggunan kayu bakar untuk rumah tangga yang prevalensinya mencapai 64,2 persen," kata Prof dr Hardiarto Mangunnegoro, SpP(K), senior spesialis paru sekaligus ditektur Asthma-CPOD Center RS Siloam Asri, dalam seminar mengenai asma di Hotel Aryadhuta, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Ia menerangkan, faktor eksternal asma dari polutan lingkungan seperti asap bakaran kayu untuk memasak merupakan salah satu faktor pemicu bakat asma. Faktor risiko eksternal lainnya seperti paparan alergi (zat pemicu alergi), infeksi pernapasan, asap rokok atau polusi udara, diet (pemilihan makanan yang tidak memicu asma), hingga status ekonomi.
"Bakat asma bisa muncul kemudian diperparah bila lingkungan tidak mendukung karena polusi udara yang tinggi atau sebaliknya lingkungan yang terlalu steril, stres, paparan alergen. Yang terburuk adalah paparan rokok saat kehamilan yang bisa sebabkan asma menurun pada janin," tambahnya.

No comments

Powered by Blogger.