TWO CENTURIES OF GLORY AND GOSPEL: GEREJA KEPANJEN SURABAYA YANG MENAKJUBKAN
Gereja Kepanjen ini adalah salah satu gereja berasitektur gotik *asli* yang pernah gue lawati. Struktur gereja gotik bisa dilihat dari denah gerejanya yang menyerupai salib dengan altar berbentuk melengkung dan atap dihiasi rusuk-rusuk, serta kaca-kaca patri dan yang paling khusus: rose window di fasad depannya. Gereja ini menuruti desain asli tersebut, menjadikan gereja ini menjadi salah satu sacred destination favorit gue. Gereja yang kerap disebut Kelsapa (Kelahiran Santa Perawan Maria) ini sudah cukup tua lho. Pas gue ke sini tahun 2015 saja, gereja ini mau berulang tahun yang ke 200 tahun. Waaauuuu ...
Cara untuk menuju ke Gereja Kepanjen ini sangat mudah. Tinggal naik kendaraan ke arah Tanjung Perak atau Tugu Pahlawan. Dari Tugu Pahlawan aja sudah keliatan kok atap menara gedung ini yang menjulang tinggi dengan salib di puncaknya. Sebagai bonus, kalau kalian ke sini Munggu pagi, bakalan ada pasar tumpah yang menjalar di sekitar Tugu Pahlawan *yang sedihnya bikin macet hiks*
Ciri khas gereja ini adalah fasadnya dari batu bata merah. Ini tampilan gereja jika dilihat dari luar.
Detail capital pilarnya bergaya Corynthian ala Eropa.
Ada beberapa patung santo di sini. Ini St. Peter mungkin?
Ada juga altar di bagian depannya (gereja ini memiliki pintu, satu pintu ke bagian dalam gereja sedangkan dua lainnya memiliki altar kecil). Keren banget ukiran gerbangnya.
Ini bagian dalam gereja.
Ini altarnya yang diperindah dengan kaca patri yang amat cantik. Ada tiga panel kaca patri yang menceritakan tiga adegan terpenting dalam perjalanan hidup Yesus, yakni kelahiran-Nya di kandang, turunnya Roh Kudus saat pembaptisan oleh St. Yohanes Pembaptis, serta kebangkitan-Nya setelah hari ketiga pasca-penyaliban.
Kaca patri kaya warna di kapel Bunda Maria. Masing-masing kapel menunjukkan adegan Injil yang menceritakan Bunda Maria, yakni pertemuannya dengan Elizabeth serta perjalanannya menunggang keledai bersama St. Yosef dan bayi Yesus.
Mimbarnya juga keren.
Ada gong di sini, bukti percampuran agama Katolik dengan kepercayaan asli Jawa yang cukup membantu dalam penyebaran agama ini.
Ini panel jalan salibnya yang uniknya masih menggunakan bahasa Belanda.
Ini Gua Maria-nya, terletak di sisi kanan gereja.
Dan di luar, di dekat Gua Maria, masih ada panel Jalan Salib lain, kali ini berbahasa Indonesia.
Sayang sekali gue denger banyak bagian gereja ini yang tak asli lagi, sebab gereja ini pernah hancur gara-gara pertempuran melawan Sekutu dulu. Mungkin jika interornya masih utuh, bakal seindah Katedral Jakarta kali ya.
Nah, sekian dulu deh cerita gue tentang Gereja Kepanjen ini. Gereja yang memang indah, namun sayang letaknya cukup jauh dari kosan gue jadi nggak bisa rutin beribadah di sini.
No comments