Hikmah Keutamaan Qurban
Tujuan manfaat hikmah berkurban di Bulan Dzulhijjah Idul Adha perlu diketahui dan dipahami dengan baik oleh kita selaku Umat Islam yang menjalankannya.
Dimana pada tanggal 10 Dzulhijjah kita selaku umat Muslim melaksanakan ibadah qurban. Pengertian ibadah kurban adalah penyembelihan binatang tertentu yang dilakukan pada hari Idul Adha dan tiga hari sesudahnya (hari tasyrik).
Hari Tasyriq yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sehingga bisa diambil kesimpulan tujuan hikmah qurban adalah dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala Tak diragukan lagi bahwasannya qurban di bulan Haji Dzulhijjah adalah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah dan pendekatan diri pada-Nya.
Ibadah Qurban juga dilakukan dalam rangka mengikuti ajaran Nabi kita Muhammad SAW. Serta juga lanjutan dari syariat agama Nabi Ibrahim. Sebagaimana disebutkan dalam al Qur’an ketika menceritakan kisah pengorbanan Ismail, yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Ash Shaffaat: 102-107.
Disyariatkan ibadah qurban ini adalah berdasarkan pada kisah sejarah Nabi Ibrahim yang menyembelih anaknya Nabi Ismail yang merupakan bagian dari ujian yang diberikan Allah kepada NabiNya.
Berikut hikmah pelajaran makna arti kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail seperti yang dikutip dari media Rumaysho.com bahwa dibicarakan dalam ayat ini adalah Nabi Isma’il ‘alaihis salam, putera dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, bukan Ishaq.
Karena Ishaq baru disebut setelah itu, pada ayat 112-113. Isma’il lebih tua daripada Ishaq. Isma’il dilahirkan ketika Nabi Ibrahim berusia 86 tahun. Sedangkan Ishaq itu lahir ketika Nabi Ibrahim berusia 99 tahun.
Ketika Isma’il berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja yaitu usia tujuh tahun ke atas.
Pada usia tersebut benar-benar Ibrahim sangat mencintainya dan orang tuanya merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat.
Ibrahim 'alaihis salam berkata pada putranya, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.”
Isma’il ingin bersabar, ingin harap pahala dengan menjalankan perintah tersebut, mengharap ridha Rabbnya serta ingin berbakti pada orang tuanya. Isma’il pun meminta pada bapaknya untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala.
Niscaya akan didapati Isma’il termasuk orang-orang yang sabar atas kehendak Allah. Kesabaran tersebut dikaitkan dengan kehendak Allah karena memang tanpa kehendak Allah, kesabaran tersebut tak bisa dicapai.
Ketika Ibrahim dan Isma’il telah berserah diri, Ibrahim sudah akan menyembelih anaknya putranya sendiri, buah hatinya. Hal itu dilakukan untuk menjalankan perintah Allah dan takut akan siksa-Nya. Isma’il pun telah mempersiapkan dirinya untuk sabar.
Ia merendahkan diri untuk taat kepada Allah dan ridha pada orang tuanya. Ibrahim lantas membaringkan Isma’il di atas pelipisnya. Ia dibaringkan pada lambungnya lalu siap disembelih. Kemudian Ibrahim memandang wajah Ismail ketika akan menyembelihnya.
Ketika dalam keadaan gelisah dan cemas, Ibrahim diseru dan dikatakan bahwa benar sekali ia telah membenarkan mimpi tersebut. Ia telah mempersiapkan diri juga untuk hal itu. Yang terjadi ketika itu pisau sudah dilekatkan di leher.
Peristiwa ini adalah ujian Allah pada Nabi Ibrahim 'alaihis salam, menunjukkan akan kecintaan Ibrahim pada Rabbnya. Allah menguji Ibrahim lewat anak yang benar-benar ia cintai, diperintahkan untuk disembelih.
Akhirnya, Allah mengganti dengan domba yang besar sebagai tebusan. Ibrahim bukan menyembelih Ismail, namun menyembelih seekor domba. Itulah balasan bagi orang yang berbuat ihsan. Itulah Ibrahim yang merupakan bagian dari orang beriman.
Ada beberapa kandungan hikmah keutamaan di dalam ibadah menyembelih Qurban di bulan haji atau bulan Dzulhijjah ini. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Dimana pada tanggal 10 Dzulhijjah kita selaku umat Muslim melaksanakan ibadah qurban. Pengertian ibadah kurban adalah penyembelihan binatang tertentu yang dilakukan pada hari Idul Adha dan tiga hari sesudahnya (hari tasyrik).
Hari Tasyriq yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sehingga bisa diambil kesimpulan tujuan hikmah qurban adalah dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala Tak diragukan lagi bahwasannya qurban di bulan Haji Dzulhijjah adalah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah dan pendekatan diri pada-Nya.
Ibadah Qurban juga dilakukan dalam rangka mengikuti ajaran Nabi kita Muhammad SAW. Serta juga lanjutan dari syariat agama Nabi Ibrahim. Sebagaimana disebutkan dalam al Qur’an ketika menceritakan kisah pengorbanan Ismail, yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Ash Shaffaat: 102-107.
Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih Ismail
Disyariatkan ibadah qurban ini adalah berdasarkan pada kisah sejarah Nabi Ibrahim yang menyembelih anaknya Nabi Ismail yang merupakan bagian dari ujian yang diberikan Allah kepada NabiNya.
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. Ash Shaffaat : 102-107)
Berikut hikmah pelajaran makna arti kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail seperti yang dikutip dari media Rumaysho.com bahwa dibicarakan dalam ayat ini adalah Nabi Isma’il ‘alaihis salam, putera dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, bukan Ishaq.
Karena Ishaq baru disebut setelah itu, pada ayat 112-113. Isma’il lebih tua daripada Ishaq. Isma’il dilahirkan ketika Nabi Ibrahim berusia 86 tahun. Sedangkan Ishaq itu lahir ketika Nabi Ibrahim berusia 99 tahun.
Ketika Isma’il berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja yaitu usia tujuh tahun ke atas.
Pada usia tersebut benar-benar Ibrahim sangat mencintainya dan orang tuanya merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat.
Ibrahim 'alaihis salam berkata pada putranya, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.”
Isma’il ingin bersabar, ingin harap pahala dengan menjalankan perintah tersebut, mengharap ridha Rabbnya serta ingin berbakti pada orang tuanya. Isma’il pun meminta pada bapaknya untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala.
Niscaya akan didapati Isma’il termasuk orang-orang yang sabar atas kehendak Allah. Kesabaran tersebut dikaitkan dengan kehendak Allah karena memang tanpa kehendak Allah, kesabaran tersebut tak bisa dicapai.
Ketika Ibrahim dan Isma’il telah berserah diri, Ibrahim sudah akan menyembelih anaknya putranya sendiri, buah hatinya. Hal itu dilakukan untuk menjalankan perintah Allah dan takut akan siksa-Nya. Isma’il pun telah mempersiapkan dirinya untuk sabar.
Ia merendahkan diri untuk taat kepada Allah dan ridha pada orang tuanya. Ibrahim lantas membaringkan Isma’il di atas pelipisnya. Ia dibaringkan pada lambungnya lalu siap disembelih. Kemudian Ibrahim memandang wajah Ismail ketika akan menyembelihnya.
Ketika dalam keadaan gelisah dan cemas, Ibrahim diseru dan dikatakan bahwa benar sekali ia telah membenarkan mimpi tersebut. Ia telah mempersiapkan diri juga untuk hal itu. Yang terjadi ketika itu pisau sudah dilekatkan di leher.
Peristiwa ini adalah ujian Allah pada Nabi Ibrahim 'alaihis salam, menunjukkan akan kecintaan Ibrahim pada Rabbnya. Allah menguji Ibrahim lewat anak yang benar-benar ia cintai, diperintahkan untuk disembelih.
Akhirnya, Allah mengganti dengan domba yang besar sebagai tebusan. Ibrahim bukan menyembelih Ismail, namun menyembelih seekor domba. Itulah balasan bagi orang yang berbuat ihsan. Itulah Ibrahim yang merupakan bagian dari orang beriman.
Keutamaan Ibadah Kurban
Ada beberapa kandungan hikmah keutamaan di dalam ibadah menyembelih Qurban di bulan haji atau bulan Dzulhijjah ini. Diantaranya adalah sebagai berikut :
- Bersyukur kepada Allah atas nikmat kehidupan yang diberikanNya. Karena memang begitu banyaknya nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita manusia yang tidak akan mungkin akan bisa kita hitung nikmat-nikmat yang telah Allah Ta'ala anugerahkan kepada kita semuanya.
- Hikmah berqurban ini juga agar kita sebagai seorang mukmin untuk bisa mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimas salaam, yang ini membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak. Pengorbanan seperti inilah yang menyebabkan lepasnya cobaan sehingga Isma’il pun berubah menjadi seekor domba. Jika setiap mukmin mengingat kisah ini, seharusnya mereka mencontoh dalam bersabar ketika melakukan ketaatan pada Allah dan seharusnya mereka mendahulukan kecintaan Allah dari hawa nafsu dan syahwatnya.
- Bukti sebagai hamba bertaqwa, “Daging daging qurban dan darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaanmulah yang dapat mencapainya…” (QS al-Hajj, 22 :37)
- Ibadah Qurban Menjadi Ibadah yang di Cintai Allah. Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah (sebagai qurban) di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya." (HR. Ibn Majah dan Tirmidzi). Ini adalah bagian dari pahala qurban. Dalilnya adalah : "Pada setiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan," (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
- Meraih mendapatkan ampunan dosa, ”Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa dosa yang kamu lakukan...” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi).
- Mendapat kesaksian yang indah dari hewan Qurban kita kelak, “Sesungguhnya ia (hewan qurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku dan bulunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban akan jatuh pada sebuah tempat di dekat Allah sebelum darah mengalir menyentuh tanah. Maka berbahagialah jiwa dengannya". (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim)
No comments