Tempat Pemujaan Aneh Dan Unik Di Dunia (Bagian 2)
Beberapa waktu yang lalu tim anehtapinyata.net sudah merangkum tentang peninggalan-peninggalan tempat pemujaan yang memiliki keanehan dan keunikan tersendiri dalam "Tempat Pemujaan Aneh Dan Unik Di Dunia (Bagian 1)", dan sekarang kami lanjutkan kembali untuk menambah pengetahuan teman semua dalam "Tempat Pemujaan Aneh Dan Unik Di Dunia (Bagian 2)"
Gunung Osore Pintu Masuk Neraka
Osorezan atau Gunung Osore terletak di tengah Semenanjung Shimokita, prefektur Aomori, Jepang, dan ditemukan oleh seorang pendeta Buddha bernama Ennin sekitar seribu tahun lalu sebagai gunung suci yang menggambarkan dunia Buddha. Secara harfiah, Osorezan berarti "Gunung Kengerian". Diberi nama demikian karena keadaan alamnya yang tidak biasa. Wilayahnya dipenuhi dengan aktivitas vulkanik, sehingga udaranya dipenuhi bau belerang pekat. Tanahnya berwarna abu-abu dan gersang, serta mengeluarkan uap panas, juga gelembung dan air panas. Osorezan dikenal sebagai "pintu masuk neraka", karena keadaan alamnya mirip dengan deskripsi mengenai neraka dan surga dalam ajaran Buddha. Di sini terdapat Sanzu no Kawa, sebuah sungai yang dipercaya menjadi tempat penyeberangan arwah orang-orang yang telah meninggal. Dikatakan bahwa terdapat dua setan yang menjaga sungai. Setan wanita melepas pakaian para arwah, sedangkan setan laki-laki menggantung pakaian-pakaian mereka di ranting-ranting pohon untuk menimbang karma.
Terdapat pula kepercayaan untuk menumpuk batu-batu kerikil di tepi sungai untuk membantu arwah anak-anak yang telah meninggal menyeberangi sungai. Jizo, seorang bodhisattva dalam Buddhisme Jepang, dipercaya melindungi arwah anak-anak ini dari para setan yang selalu berusaha merobohkan tumpukan batu-batu tersebut. Karena itulah, patung Jizo banyak ditemukan di Osorezan. Selain itu, para pengunjung biasanya memberikan sesaji yang disebut nuigurumi, yang terdiri atas mainan anak-anak, pakaian, dan batu-batu. Di Osorezan dibangun Kuil Bodaiji, yang terkenal dengan festival tahunannya yaitu Festival Itako Taisai. Festival ini diadakan mulai tanggal 20 Juli selama lima hari. Sesuai dengan namanya, festival ini melibatkan itako, dukun tuna netra yang dipercaya mampu berkomunikasi dengan arwah orang-orang yang telah meninggal. Di festival ini, mereka melakukan ritual bernama kuchiyose, di mana mereka memanggil arwah orang-orang yang telah meninggal dan mengirimkan pesan kepada mereka. Di samping Kuil Bodaiji terdapat Danau Usori yang indah. Warna airnya kebiruan karena memiliki kandungan belerang yang tinggi. Meski demikian, para pengunjung harus menghindari airnya karena sangat beracun.
Air Suci dan Ular Berbisa di Pura Tanah Lot Bali
BALI merupakan surga wisata dunia, daerah yang dikenal sebagai Pulau Seribu Pura ini sanggup memikat jutaan wisatawan lokal dan mancanegara lantaran pesona alamnya. Bali memang menawarkan sejumlah tempat wisata, salah satunya objek wisata Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km Barat Tabanan. Disebelah Utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset). Cerita tentang Pura Tanah Lot dimulai dari cerita seorang bhagawan yang bernama Dang Hyang Dwijendra atau dikenal juga dengan nama Dang Hyang Nirartha. Beliau menyebarkan ajaran agama Hindu sampai ke Bali. Saat tiba di Bali disambut hangat oleh Raja Dalem Waturenggong yang menjadi Raja Bali saat itu.
Suatu ketika, pada saat beliau berjalan, tiba-tiba melihat sebuah sinar dari arah Tenggara. Karena penasaran, beliaupun mencari sumber cahaya itu. Setelah lama berjalan Dang Hyang Nirarta akhirnya menemukan jika cahanya yang dilihatnya dari sebuah sumber mata air, (belakan dianggap sebagai air suci di Tanah Lot). Tidak jauh dari tempat itu, beliau juga menemukan sebuah tempat yang sangat indah yang disebut Gili Beo (Gili artinya Batu Karang, dan Beo artinya Burung), jadi tempat itu adalah sebuah Batu Karang yang berbentuk burung. Di tempat inilah Dang Hyang Nirarta melakukan meditasi dan pemujaan terhadap Dewa Penguasa Laut. Lokasi tempat Batu Karang ini termasuk dalam daerah Desa Beraban, dimana di desa tersebut dikepalai seorang pemimpin yang disebut Bendesa Beraban Sakti. Sebelumnya, masyarakat Desa Beraban menganut ajaran monotheisme (percaya dan bersandar hanya pada satu orang pemimpin). Tapi dalam waktu singkat banyak masyarakat Desa Beraban mengikuti ajaran Dang Hyang Nirarta. Bendesa Beraban Sakti sangat marah akan hal tersebut. Dia lalu mengajak pengikutnya yang masih setia untuk mengusir Dang Hyang Nirarta. Tapi dengan kekuatan spiritual yang dimiliki Beliau, Bendesa Beraban tak mampu melakukan apa-apa. Untuk melindungi dirinya dari serangan Bendesa Beraban, Dang Hyang Nirarta memindahkan batu karang besar tempat dia bermeditasi (Gili Beo) ke tengah lautan. Dan dengan kesaktiannya, dia merubah selendangnya menjadi ratusan ular berbisa yang terus berada di sekitar batu karang sebagai pelindung dan penjaga tempat tersebut. Kemudian tempat tersebut diberi nama Tanah Lot yang berarti Tanah di tengah Laut.
Saat ini teman anehtapinyata.net yang ke Tanah Lot masih dapat menikmati air suci dan ular yang diyakini dari selendang Dang Hyang Nirarta. Air suci berada di dalam goa di atas Pura Tanah Lot, air suci itu konon berasal dari tengah laut. Sedangkan ularnya berada dalam goa yang disebut Goa Ular Suci, berada persis di depan Goa Air Suci Tanah Lot. Jumlahnya tidak seperti legenda dahulu. Saat ini hanya terdapat beberapa ular. Ular-ular suci yang berada di dalam gua ini berwarna Poleng (hitam-putih), yang memiliki panjang rata-rata 1,5 meter. Secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun tiga kali lebih kuat dari ular cobra.
Mistis dan Buang Sial di Kuil Awashima Jinja
Bangsa Jepang menganut kepercayaan Shinto dengan berbagai ritualnya. Di Kuil Awashima Jinja, Kanawa, Jepang teman anehtapinyata,net akan temukan ritual buang sial dengan menenggelamkan boneka ke laut. Awashima Jinja sendiri adalah kuil bagi perempuan Jepang. Tempat suci ini terkenal dengan koleksi boneka dalam jumlah banyak. Boneka-boneka ini dipercaya memiliki jiwa. Kuil Awashima Jinja telah menjadi tempat berkumpul kepercayaan religius setempat sejak zaman kuno. Boneka yang memenuhi di altar Kuil Awashima Jinja ini terkenal dengan ritual Hina Nagashi penganut kepercayaan Shinto. Konon, di sinilah Dewa Sukunahikonanomikoto diabadikan di Kuil Awashima Jinja. Dia disebut-sebut oleh masyarakat setempat sebagai dewa pengobatan. Sukunahikonanomikoto dikenal sebagai dewa bagi perempuan untuk hal-hal seperti penyembuhan gangguan kesehatan dan doa untuk proses kelahiran yang aman.
Setiap tahun, tepatnya pada tanggal 3 Maret, Awashima jinja adalah rumah bagi festival boneka yang disebut Nagashi Bina. Dalam festival ini, boneka-boneka akan diangkut oleh kapal Hina Ningyo dan diluncurkan ke laut. Ketika perahu diguncang gelombang, boneka akan jatuh ke laut dan tenggelam. Hal ini diyakini masyarakat setempat bahwa boneka akan mengambil penyakit dan nasib buruk yang menimpa pemiliknya dahulu. Terletak di Kota Wayakama, Jepang, teman anehtapinyata.net akan dibuat kagum dengan ribuan boneka yang memenuhi kuil Awashima Jinja ini. Mereka akan terjebak dalam dunia boneka seperti berada di dalam dongeng namun dengan suasana misterius.
No comments