Header Ads

MIDNIGHT MIST: PROLOGUE

 

MIDNIGHT MIST1


CREDIT BY ANDIETA OCTARIA

***

"Midnight Mist" adalah sebuah cerbung pendek karya Andieta Octaria, salah satu readers setia MBP asal Bandung yang juga menyumbangkan karyanya "Dream Catcher" dan "Rural House" ke blog ini. Kisah "Midnight Mist" ini amat pendek, hanya terdiri atas 4 bagian dan menceritakan seorang pria yang berusaha mencari kebenaran atas kasus menghilangnya adiknya puluhan tahun lalu. Pencarian ini akan membawanya ke hutan berkabut yang mistis serta rahasia mengerikan yang terpendam di sana. Nantikan terus lanjutan serial berseri ini dan jangan lupa commentnya :D

Pesan dari Penulis:

Halo, ini Andieta. Makasih banyak buat yang udah baca dan comment Rural House sama Dream Catcher. Untuk yang mau ngasih saran bisa line ke @andietaoctaria. Cerita-cerita aku makin lama makin pendek, jadi tenang aja, ini nggak akan ngebosenin atau terlalu panjang kayak cerita-cerita sebelumnya. Selamat membaca

Bandung, 10 Oktober 2015

***

 

South Carolina, 1951

Suara teriakan menggema di hutan tanpa nama. Sinar senter saling silang di tengah perut hutan. Bulan tertutup kabut, membuat sinarnya yang keperakan tak mampu menembus daun pepohonan sycamore yang bergerombol rapat. Kepala Departemen Kepolisian North Carolina, Dane Evans, mengelap bulir keringatnya yang menetes-netes di tengkuk gendutnya. Sudah hampir empat hari ia mengerahkan seluruh anak buahnya menyisir hutan ini,namun nihil. Tak ada tanda-tanda kehidupan.

Sudah bukan rahasia bila banyak anak-anak yang hilang di dalam hutan ini. Namun ia tak pernah menyangka hutan ini akan kembali memakan korban di masa kepemimpinannya yang baru satu minggu. Anak terakhir yang hilang di hutan ini menghilang hampir sepuluh tahun yang lalu.

“Sialan! Mengapa harus sekarang!” ia meratap dalam hati.

Lima hari. Bila gadis yang mereka cari tidak dapat di temukan di hari kelima, ia akan menarik mundur seluruh pasukannya.

Di sampingnya, seorang ibu muda menangis tersedu-sedu.  Bibirnya bergetar sambil meneriakkan ‘Soosan’, nama gadis kecilnya. Di sampingnya, seorang bocah berusia enam tahun memegang senter dengan berani. Ia tak terlihat ketakutan sama sekali meskipun ia berada di tengah kegelapan hutan. Pastilah ia kakak dari gadis yang hilang.

Diam-diam, Dane Evans salut pada ketangguhan bocah itu. Bukan rahasia lagi bila ia merupakan polisi paling penakut dibandingkan dengan teman-teman polisi yang lainnya. Namun ia selalu bekerja lebih keras dan lebih lama dari yang lain. Lagipula, ayahnya merupakan teman baik atasannya di kepolisian, karena itu ia dengan mudah mendapat kenaikan pangkat menjadi kepala kepolisian di tempat kecil ini.

GRRRRRRRRRRRRHHH

Tanah bergetar. Dane Evans terdiam. Tiba-tiba, hutan menjadi senyap. Bahkan, ibu-ibu di sebelahnya berhenti meneriakkan nama Soosan.

GGGGGGGGGGGGGRRRRHHHHHH

Suara. Suara seperti geraman yang lirih, berasal dari bawah tanah. Ia terdiam.

GGGGGGRRRRRRRRRHHHHH

“LARI! SEMUA PASUKAN! LARI DAN TINGGALKAN HUTAN!”  bahkan sebelum ia meneriakkan kata-kata tersebut, ia bisa melihat anak buahnya lari, keluar dari hutan sekuat tenaga. Susah payah ia berusaha menarik ibu dan bocah laki-laki di sebelahnya keluar dari hutan.

Ia tak tahu suara apa itu atau tepatnya, makhluk apa yang mengeluarkan suara seperti itu. Namun satu hal yang ia tahu pasti.

Gadis yang menghilang itu tak akan pernah ditemukan.

 

TO BE CONTINUED

No comments

Powered by Blogger.