Dengan mama dan kakak part 1
Tak terasa sudah hampir setahun lebih aku menjalani hari² menyenangkan bersama mama Susy ku tersayang. Saat itu usiaku sudah mau 17 tahun, sudah naik kelas 2 SMA. Untuk masalah pelajaran, aku termasuk dalam kategori pandai, walau jarang belajar tapi nilai – nilaiku selalu baik, mungkin karena aku memiliki kemampuan mengingat yang kuat. Meski lumayan sering bolos namun tidak menjadi masalah, karena sekolahku tidak terlalu ketat, dan juga nilaiku yang baik membuat bolosku tidak terlalu menjadi masalah bagi sekolah. Namun untuk antisipasi mama kusuruh bertemu kepala sekolah, kusuruh mama ngebokis sedikit, mama bilang kalau aku kadang tidak masuk harap dimaklumi, karena kondisi fisikku kurang baik, jadi suka sakit tiba – tiba. Dan kepala sekolahpun dapat memahami, karena yang memberikan keterangan adalah orangtua muri sendiri. Dari segi kehidupan Sekskupun aku sudah semakin pintar. Selain dengan mama, aku pernah melakukan hubungan Seks dengan 2 orang teman sekolahku, yang kutahu bukanlah tipe Cewek yang melakukan seks untuk bayaran. Murni karena suka sama suka saja, nggak ada paksaan atau ikatan, saling menikmati saja. Aku nggak pernah merasa harus mulai sibuk cari cewek atau pacaran, bagiku keberadaan mama sudah cukup dan jauh lebih berarti. Mama sendiri kini semakin sukses dengan bisnisnya, Perusahaannya kini semakin berkembang dan diperhitungkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Mama juga terlihat lebih cantik dan bahagia dengan keadaan yang kami jalani.
Mama sendiri tetap sering mengingatkan aku, bahwa aku bebas mencari pacar, namun aku harus bertanggung jawab. Mama nggak mau aku main dengan pelacur. Mama juga bilang kalau mencari Cewek carilah yang membuatku nyaman dan merasa bahagia. Mama bilang mama nggak bisa mengontrol aku setiap waktu, mama juga nggak bakal tahu kalau aku berbohong, jadi mama menasehati, kalaupun aku melakukan hubungan seks dengan siapapun nantinya yang menjadi pacarku, aku harus bersikap gentle dan bertanggung jawab, jangan hanya mau enaknya saja, semua resiko harus diterima dan dipertanggungjawabkan. Mama akan marah kalau aku misalnya lari dari tanggung jawab bila menghamili orang. Mama merasa perlu mengutarakan hal ini karena mama bilang, bohonglah kalau aku yang sudah kenal seks ini bisa melakukan pacaran tanpa harus melibatkan seks. Jadi mama merasa berkewajiban memberiku nasehat.
Namun aku yang sedang merasakan bahagia dan kenikmatan hubungan dangan mamaku, tidak terlalu peduli, bahkan aku merasa tidak niat cari pacar, mama sudah cukup. Aku bilang ke mama, bahwa saat ini mama adalah mamaku dan juga istriku. Tidak peduli mama setuju atau tidak, mama adalah juga istriku. Aku selalu berkeras akan hal itu, karena bagiku memang seperti itu, aku bahagia sama mama,dan menganggap mama adalah segalanya bagiku. Namun aku tidak pernah mau memanggil nama mamaku, Susy, bagiku panggilanku saat bercakap, saat sedang berstubuh adalah Mama. Aku merasakan sensasi tersendiri dengan satu kata itu : Mama. Mama sendiri akhirnya mengiyakan keinginanku yang keras itu.
Mbak ku Lisa sendiri saat itu 19 tahun dan baru saja kuliah jurusan Psikologi. Sering nggak tentu pulang ke rumah, lebih banyak di Jakarta di rumah kakek nenek ku. Mbak ku ini amat sayang padaku, juga pada mamaku. Orangnya supel banget, terbuka. Mbak amat memanjakan aku, juga paling senang becanda sama aku. Hubungan kami sangat dekat dan akrab. Biasanya kalau Mbak datang, kami bertiga pergi makan keluar, terus jalan² ke mall, cafe atau nonton bioskop. Tentu saja aku dan mama harus menahan diri dan berhati – hati kalau ada Mbak, untungnya Mbak tahu kalau dari dulu kadang² suka tidur di kamar mama, jadi tak akan curiga kalau aku di sana, paling berpikir aku masih kolokan, namun umumnya jatahku berkurang. Kalau urusan fisik, Mbakku juga cantik, berambut panjang, tinggi juga hampir 170 cm, bodinya seksi, Toket nya juga montok gede dan panjang. Jujur saja, aku tidak terlalu memiliki niat atau hasrat melakukan ngentot pada Mbakku ini. Kalau untuk urusan seksi, iyalah, sama seperti mama, Mbak juga nggak terlalu memperhatikan pakaian bila di rumah, di depan aku juga tidak canggung untuk memakai daster atau baju tidur yang mini, juga kalau berenang tidak canggung memakai bikini. Bohong kalau aku bilang Kontol ku tidak tegang kalau sedang melihat Mbak berbikini, tapi itu kan wajar saja, aku kan lelaki normal. Tapi untuk melakukan hubungan seks, rasanya aku nggak terlalu memikirkannya, karena aku sudah bahagia dan cenderung menyukai melakukannya dengan mama yang kuanggap sudah matang dan sedang dalam kondisi tubuh sempurna sebagai Cewek. Aku benar-benar lebih suka melakukan dengan mama. Semua hasratku bisa tersalurkan bersama mama. Kalau sama mama aku benar² tidak bisa mengontrol hasratku, tapi kalau sama Mba Lisa, entah kenapa aku masih bisa menahan diri sengaceng² Kontol ku. Tapi kadang jalan kehidupan memang tidak dapat ditebak, akhirnya aku juga melakukannya dengan Mba Lisa . Prosesnya agak sedikit aneh dan tidak terduga olehku dan akan kukisahkan di sini.
Pagi itu aku libur sekolah, biasa katanya ada rapat guru, mama sudah berangkat ke kantornya. Suntuk benar campur capek sisa menggarap mama tadi malam. Si Mbak yang biasa nyuci kayaknya datang hari ini dan lagi nyuci di belakang, mungkin tadi sudah ketemu mama. Aku lalu sarapan sambil membaca koran olahraga. Nggak lama kemudian aku nyalain TV, nonton acara musik. Sejam kemudian si Mbak pamit pulang. Bosan juga, mau internetan malas...terus aku ingat ada kaset game consol yang belum aku coba, segera aku ke kamar, ngambil game console ku dan kasetnya, main di ruang keluarga saja deh. Lumayan juga, game tembak²an jedar.. jeder.. ini bisa bikin hati senang. Tidak terasa sudah siang.
Sorenya aku bangun, kembali teringat Mba Lisa yang baru datang, akupun membereskan mainanku kembali ke kamar, lalu berjalan ke arah kulkas, cari makanan. Sambil mengunyah kue, kulihat di kaca belakang, Mba Lisa lagi tiduran di bangku di pinggir kolam renang. Wah enak juga nih sore – sore berenang. Aku segera berjalan ke arah kolam. Nampak Mbakku lagi bersantai dengan baju renang bikininya, namun bagian atasnya masih ditutupi kaos.
*** Tak lama kemudian mama pulang, setelah mama istirahat dan mandi, kami pun pergi jalan ke luar. Malamnya Mba Lisa minta tidur di kamar mama, biasalah sudah lama tidak ketemu, juga karena dia semangat menceritakan kegiatan barunya di dunia perkuliahan...puasa deh malam ini. Besoknya juga sama...duh banyak banget sih ngegosipnya, tinggal aku merana sendiri di kamarku. Mama bukannya nggak paham dengan kondisiku, namun kami harus menjaga rahasia kami.
Untunglah hari ketiga Mba Lisa merasa bahan gosipannya sudah berkurang dan memutuskan tidur di kamarnya, aku sengaja memutuskan untuk tidur di kamarku sendiri, untuk kemudian nanti masuk menyerang ke kamar mama. Sewaktu kami nonton TV malam itu, saat Mba Lisa tidak melihat, aku mengedipkan mata ke mama sebagai kode nanti malam aku kepingin, Mamapun balas mengedip dan tersenyum. Tidak lama kemudian aku bilang sudah mengantuk, dan segera ke kamarku. Di kamar aku nyalakan laptopku dan mulai browsing, biasa pemanasan dikit buat adikku. Lega rasanya sebentar lagi bisa bermesraan kembali dengan mamaku tersayang. Huh...tersiksa berat aku, 3 hari ini mama sibuk kerja, juga tidak bisa aku datang ke kantornya, karena sedang rapat terus membahas proyek baru, sehingga tidak ada waktu buat nyolong² melakukan hubungan. Belum lagi Kontol ku ngaceng terus kalau lihat Mba Lisa dengan bikininya di kolam renang tiap sore. Setengah jam kemudian aku dengar TV dimatikan, dan suara Mba Lisa mengucapkan selamat tidur ke mamaku. Sabar bentar lagi dik...kamu akan menemukan lubangmu....sabar. Aku meneruskan menjelajahi situs – situs porno favoritku. Satu jam kemudian aku matikan laptopku, kubuka pintu kamar pelan², mataku melihat ke arah kamar Mba Lisa, kamar kami bertiga memang terletak di lantai dua, mengendap aku ke sana, kutempelkan telingaku di pintunya, selama satu menit aku konsentrasi mendengarkan, nampaknya tidak ada suara apapun. Yakin bahwa Mba Lisa sudah tidur, aku segera menuju kamar mama, membuka pintu, nampak mama mengenakan baju tidur mininya, sedang membaca. Mungkin karena birahi kami yang sedang dahaga, dan juga karena biasa bebas saat Mba Lisa tidak di rumah, maka aku jadi agak sembrono saat itu, aku hanya menutup pintu sebatas tertutup, tanpa melihat apakah sudah tertutup rapat, apalagi menguncinya. Yang ada dalam otakku adalah segera bermesraan dengan mama tersayang.
Mama yang melihatku masuk, segera menghentikan kegiatan membacanya, ditaruhnya bukunya ke meja di samping ranjang. Aku segera naik ke atas tempat tidur, tanpa basa – basi aku segera mencium bibir mama dengan gairah yang membara..sementara tanganku meremas – remas tetek mama yang masih terbungkus baju tidurnya...
Tangan mama memeluk punggungku, membelainya dengan lembut, wajahnya menunjukkan ekspresi bahwa ia mau aku memuaskan semua dahagaku. Tangannya pun mulai turun ke arah pantatku, dibelainya pantatku, lalu mulai menuju ke arah Kontol ku, diraihnya kedua biji pelerku, diusap² dan dimainkan dengan amat lembut. Lalu ia mulai mengelus dan mengocok Kontol ku. Ugh...nikmat sekali rasanya, saat tangan halus mama mengocok Kontol ku, aku pun terus menciumi dan memainkan tetek mama, sudah basah tetek mama oleh ludah dan keringat. Puas dengan tetek mama, kembali kuangkat ke atas sebelah tangan mama, bulu keteknya sungguh merangsang birahiku, aku kembali mengaeahkan lidahku ke sana, kujilati dan kuciumi sepuas hatiku, aroma Jhongi dari mama yang rajin merawatnya menggelitik hidungku dan makin membuat Kontol ku mengeras. Puas bermain², aku segera mengarahkan Kontol ku ke tetek mama, Mama sudah paham apa yang kumau dan segera mengapit kedua teteknya, aku segera memaju mundurkan pantatku untuk menggerakkan Kontol ku yang sedang dijepit dengan nikmat di antara tetek mama yang besar itu. Puting mama yang kecoklatan nampak mengeras dan mencuat ke atas dengan mempesona. Kupilin – pilin dengan jariku, membuat mama mendesah...
Lalu tanpa merubah posisi, tangan mama segera menarik dan mendorong pantatku ke depan, sehingga Kontol kupun kini berada tepat di depannya, tangan mama segera memegang batang Kontol ku dan mulutnya mendekat, lidahnya mulai menjelajahi dan menari – nari di atas Kontol ku, Ooohhh.....rasanya tiada tara. Perlahan mulutnya mulai menelan kepala Kontol ku, lalu batangnya, sampai ke pangkalnya, dihisap dan dikulum – kulum dengan kuat namun nikmat. Kontol kupun berdenyut² nikmat saat mulutnya mulai memompa Kontol ku. Pelan lalu cepat bergantian ditimpali dengan permainan lidah yang lihai, membuatku hanya bisa mendesah menahan kenikmatan ini. Nampaknya mama benar² ingin melumat habis Kontol ku dengan mulutku, saat aku hendak menyudahi Oral Seks ini, tangannya menahannya, ya sudah aku biarkan saja, mama makin semangat dan mengulum dan menghisap Kontol ku dengan sangat panas.
Kadang mulutnya menghisap dan mengulum biji pelerku sambil tangannya mengocok Kontol ku, lalu kembali mulutnya bermain dengan Kontol ku. Lama kelamaan Kontol ku semakin berdenyut kuat, rasanya mau keluar nih sebentar lagi.
Saat itu kami benar² dibakar api birahi yang menyala, sehingga tidak menyadari pintu kamar mama sedikit terbuka, karena di luar agak gelap dan kami sedang sibuk dan panas²nya, kami tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang melihat dengan mata terbelalak.
Lisa berdiri terpaku di depan pintu, kaget dan terkejut dengan kenyataan yang dia lihat sedang terjadi di dalam kamar mamanya. Tadinya dia bermaksud ke kamar mama untuk meminjam buku sebagai bahan bacaan karena dia belum bisa tidur, dia membuka dan menutup pintu kamarnya juga dengan pelan, agar tidak mengganggu adik dan mamanya. Begitupun saat hendak masuk ke kamar mamanya, ia bermaksud melakukannya dengan pelan, agar tidak membangunkan mamanya. Namun ia heran karena pintu kamar mamanya tidak tertutup rapat, dan saat ia mendekat terdengar suara desahan dan rintihan yang sudah ia hafal benar sebagai suara apa.
Penuh keheranan dan tanda tanya ia mendorong sedikit pintu itu perlahan sekali, dan ia kaget dan terkejut mendapati adik dan mamanya yang telanjang, juga mamanya yang sedang menghisap Kontol adiknya. Mulutnya ternganga, tidak bisa mengeluarkan suara apapun, sementara Kakinya juga tidak bisa beranjak dari situ. Akhirnya ia pun melihat adegan yang sedang berlangsung di kamar mamanya.
Jhoni pun segera turun ke daerah selangkangan mamanya, mamapun segera menaikkan lututnya dan membuka lebar kedua Kakinya, nampaklah Memek mama yang mempesona. Segera saja Jhoni menciumi rambut kemaluan mamanya, lalu mulai menjelajahi permukaan Memek mamanya dengan lidahnya, dijilati semuanya. Kemudian perlahan jarinya mulai melebarkan Memek mamanya, kembali lidahnya menjilati dengan buasnya seisi Memek mamanya, lidahnya ditusuk² ke lubang Memek mamanya, lalu lidahnya mulai menuju ke arah itil mamanya, kacang enak itupun mulai dijilati dan dimainka dengan lidahnya, itil mamapun mulai membesar, makin bersemangat saja Jhoni memainkannya, mamapun mendesah penuh kenikmatan. Memek mama sendiri mengeluarkan aroma nikmat yang membuat mabuk kepayang.
Mama Susy terus menggelaitkan badannya, mulutnya mendesah² keenakkan, sementara pinggul dan pantatnya bergerak semakin liar...Jhoni semakin ganas saja memainkan itil mamanya, jarinya juga ikut menusuk² lubang Memek mamanya, semakin lama² cepat, Kontol nya sudah mengeras menikmati rintihan dan desahan kenikmatan mama. Lidahnya bergerak amat cepat menyapu dan membelai itil mamanya, desahan dan erangan mama mulaitidak beraturan dan keras, pertanda mama sudah tiba pada pertahanan terakhirnya, benar saja, tak lama kemudian dengan tubuh mengejang dan pantat yang sedikit terangkat, terasa Memek mama menyemburkan cairan hangat orgasmenya.
Terlihat bulu ketek mamanya yang lebat dan mulai basah oleh keringat, makin bernafsu saja Jhoni jadinya, pompaan Kontol nya semakin cepat dan ditancakan sedalam mungkin, tetek mama bergoyang dengan cepat...plok...plok...plok...bunyi Kontol yang sedang memompa Memek mamapun terdengar jelas .
Mamapun mendesah dengan nikmat. Jhoni pun mulai mengubah tekhniknya, sengaja ia memompa dengan pelan beberapa kali dulu, lalu mulai menarik Kontol nya perlahan sampai batas ujung kepala Kontol, lalu blesss...membenamkannya lagi, terus berulang². Setiap kali akan menerobos masuk dilakukan dengan cepat dan bertenaga sehingga langsung menancap sedalam mungkin, terasa sampai ujung liang Memek mamanya. Mama pun makin bergeliat keenakan, merasa nikmat sekali setiap kali kepala Kontol Jhoni kembali menghujam lubang Memeknya dengan kuat, sementara menghujam, Kontol tersebut membelai lembut itilnya, nikmat tiada tara. Jhoni sendiri merasakan rasa geli yang enak sekali pada kepala Kontol nya setiap menerobos masuk kembali ke lubang Memek mamanya. Tak butuh waktu lama, mama kembali mengejang dan mengalami orgasme. Jhoni pun berhenti sebentar.
Mata Lisa terpaku melihat ke arah ranjang, kini terlihat posisi mamanya yang menghadap ke arahnya, Jhoni yang sedang menjilati ketek mamanya dan meremas² tetek besar mama. Juga terlihat Kontol adiknya yang besar sedang bergerak naik turun memompa lubang Memek mama yang sudah merah karena dipompa oleh Kontol besar tersebut dalam waktu lama. Diperhatikan wajah mamanya, Lisa belum pernah melihat ekspresi mama seperti itu, wajah mamanya terlihat penuh kebahagiaan. Kembali Lisa melihat ke arah Kontol adiknya yang sedang menghujami Memek mama. Jemari Lisa semakin cepat memainkan itilnya pada Memeknya yang sudah sangat basah menyaksikan adegan seks antara Jhoni dan mama. Lisa merasakan kenikmatan menjalar di sekujur tubuhnya akibat rasa enak yang dia dapati saat memainkan itilnya. Itilnya sendiri memang agak besar, lebih besar dari mamanya dan menonjol keluar. Semakin cepat dan tanpa henti ia memainkannya. Gairahnya juga sedang terbakar. Saat ini ia tidak dapat berpikir mengenai mengapa adik dan mamanya bisa melakukan persetubuhan yang harusnya tidak boleh terjadi, namun itu bisa menyusul, saat ini ia sedang sibuk memuaskan dirinya akibat menyaksikan adegan panas yang terjadi.
Jhoni masih memainkan ketek dan tetek mamanya. Kontol nya kini mengeras sekeras²nya, aroma ketek mama menimbulkan rangsangan tersendiri yang tidak bisa dilukiskan. Kini iapun mulai ikut menaik turunkan pantatnya, mengimbangi goyangan mamanya, semakin lama semakin cepat dan seirama seiring deru nafas kenikmatan yang terjadi, kini ia menjilati leher mamanya, mama menggelinjang kegelian, lalu ia mencari bibir mamanya, mama balas menciumnya dengan tidak kalah panas, lidah mereka bertautan dengan cepat, saling menarik, goyangan Kontol dan Memek semakin cepat, tangan Jhoni semakin kuat meremas² dan memainkan tetek mamanya yang besar, semaikn kuat ia merasakan denyutan pada Kontol nya, mama sendiri semakin menggelinjangkan tubuhnya, berbarengan dengan Jhoni menyemprotkan spermanya, mamapun memuntahkan orgasmenya yang kesekian kali.
Di luar kamar Lisa pun terkulai lemas, Memeknya sudah basah kuyup, ia juga baru mengalami orgasme yang hebat, Memeknya masih berdenyut² nikmat sehabis memainkan itilnya. Matanya tetap mengawasi yang terjadi dalam kamar, nampaknya tidak ada tanda² adiknya akan keluar, dilihatnya adiknya dan mamanya terdiam lemas, masih berciuman dengan mesra, nampak sperma menetes keluar dari lubang Memek mamanya membasahi Kontol adiknya yang masih menancap di dalamnya. Dilihat wajah keduanya yang nampak bahagia dan puas. Lisa membiarkan dirinya berdiam diri sebentar, beristirahat, otaknya mulai bisa berpikir jLisa h kembali, kalaupun ia tetap di sini juga, adegan berikutnya yang akan terjadi juga sama saja, tetap saja adegan adik dan mamanya yang bersetubuh dengan panasnya, jadi lebih baik aku kembali ke kamar. Lalu ia mengambil celana dalamnya, menyeka cairan yang tersisa di lantai dengan celana dalamnya, lalu berdiri dan melangkah ke kamarnya perlahan dan tanpa suara.
Di dalam kamar mama, Jhoni dan mama masih tetap dalam posisi seperti tadi. Lemas dan puas. Berdiam diri memulihkan tenaga yang terkuras sehabis memuaskan dahaga yang sempat tertahan 3 hari ini. Kemudian terdengar suara mama memulai percakapan.
Lisa di kamarnya berbaring, tapi matanya tidak terpejam, masih terbayang jelas adegan yang dia saksikan tadi. Setelah tiba di kamar barulah ia bisa memikirkan secara jelas hal tadi. Apa yang disaksikannya tadi amat mengejutkan juga membuat dirinya marah, Bagaimana bisa mama dan Jhoni ....itu jelas terlarang, lain halnya kalau Jhoni dengan Cewek lain, mama dengan pria lain, tapi ini...mereka ibu dan anak. Jhoni juga lelaki, badannya bagus, wajahnya ganteng, usianya juga sedang kritis²nya sama yang namanya seks, kalaupun ia sudah mengenal dan melakukannya, aku bisa paham. Aku sendiri juga sudah sering melakukannya dengan pacarku. Tapi mengapa harus dengan mama, mengapa Jhon ? Dan mama kenapa kau harus melakukannya dengan Jhoni, anakmu ? Apa yang sudah terjadi selama ini..??? Kalau dilihat dari panasnya adegan tadi, wajah mereka yang bahagia juga mesranya mereka, nampaknya hal ini sudah berlangsung lama, pasti ini juga karena aku yang tidak ada di rumah ini. Kesempatan mereka amat besar.
Lalu kenapa aku tadi bisa terangsang...?? Ah persetan dengan itu, wajar saja kan, kalaupun itu bukan mama dan Jhoni tapi bila melakukan persetubuhan sepanas tadi, pastilah aku yang melihatnya akan terangang, akukan Cewek normal. Tapi bukan itu yang harus aku pusingkan. Besok saat mama kerja, aku akan minta keterangan semuanya dari si Jhoni, hal ini nggak bisa dibiarkan berlanjut. Jhoni, Jhoni adik kecilku ini ternyata sudah menjadi lelaki yang jantan yang mengerti bagaimana memperlakukan dan memuaskan Cewek........egh...Kontol nya juga besar dan panjang...gimana rasanya bila Kontol nya menyodok Memekku...Arghhh...kenapa jadi mikirin Kontol adikku, mana bisa begitu, dia kan adikku, masa aku bisa memikirkan kemaluan adikku di saat seperti ini. Sudah mendingan aku tidur dulu, percuma aku pusingkan sekarang, toh besok semuanya akan terjawab......
**** Pagi itu aku bangun terlambat, mama sudah berangkat kerja. Mama tidak terlalu ketat untuk urusan sekolah, dari dulu kalau aku bolospun mama tidak marah dan melarang, karena tahu nilai raportku selalu baik, jadi mama tidak terlalu khawatir. Masih terasa capek badanku akibat menggempur mama habis- habisan semalam. Heran, mama masih kuat saja untuk pergi kerja pagi ini, padahal kan mama yang punya Perusahaan, bisa santai dikit gitu....ups tapi nggak juga deh, kan mama bertanggung jawab akan kelangsungan Perusahaan dan juga karyaJhonnya. Salut banget aku sama mama. Aku bermalas²an sebentar, tidak berapa lama aku bangun. Cuci muka dulu, lalu segera menuju meja makan, sarapan, lapar sih.
Kulihat Mba Lisa sudah di sana, sudah mandi dan rapi, sedang membaca koran, kayaknya sudah kelar sarapan, tinggal tersisa kopi instantnya yang belum habis. Kudiamkan saja, aku langsung mengambil roti dan membuka kulkas menuang susu, lalu duduk memulai sarapanku. Tidak berapa lama, aku selesai dan bengong, nggak ada kegiatan yang mendesak, jadi santai saja. Tak berapa lama Mba Lisa menutup koran dan menaruhnya di meja, lalu memandangku sekilas dan memulai percakapan.
Aku terdiam membisu. Wah...ribet nih, baru kali ini kudengar Mba Lisa mengucapkan kata – kata kotor, gimana nih ? Tak urung aku berpikir juga kalau sekarang Mbakku amat pintar mengelola kata – katanya, ringan tapi kejam dan menghujam ke sasaran, hebat juga Mbak, baru kuliah psikologi sebentar, gayanya sudah pro banget...Hei, hei stop bukan saatnya kagum, ada hal serius nih, Mba Lisa tahu dan melihat apa yang terjadi semalam antara aku dan mama. Dan jelas sekali dia tidak suka dan tidak mau mentoleransi hal tersebut. Kayaknya sudah tidak bisa mengelak lagi, aku harus terus terang dan menjelaskan semuanya supaya Mba Lisa paham.
Sorenya mama pulang, menanyakan ke mana Mbakku, kubilang saja, tadi keluar mungkin ke rumah temannya. Mungkin karena aku lagi pusing memikirkan masalah tadi, aku tidak memanfaatkan ketiadaan Mba Lisa untuk menggarap mamaku. Mama masuk ke kamarnya, mungkin istirahat dan mau mandi. Sekitar jam 7 Mba Lisa pulang, wajahnya tampak biasa saja didepan mama, mengecup pipi mama dan mengucapkan salam, dan bicara seperti biasa dan tidak apa – apa. Lalu masuk kamarnta, ganti baju terus mandi. Nggak lama mama selesai memasak dan kami segera makan, namun Mba Lisa tampak dingin saja kepadaku. Kayaknya mama menangkap gelagat ini, dan menanyakan kepada kami apakah kami sedang bertengkar, namun aku dan Mbak hanya berguamam singkat bahwa kami oke – oke saja. Mamapun diam dan tidak bertanya lagi, biasalah namanya juga anak – anak, ada kalanya suka bertengkar dan diam – diaman, nanti juga baik lagi. Malamnya aku juga tidak menggarap mamaku, aku sedang kehilangan mood, jadi tidur saja. Paginya mama berangkat kerja dan aku juga segera memacu ninjaku ke sekolah....suasana antara aku dan Mba Lisa masih dingin, tapi tak apalah yang penting Mba Lisa tidak menanyakan hal ini ke mama.
Lisa kini sendirian di rumah. Duduk termenung di sofa, saat sendiri ini dia coba memikirkan dan mengolah semua hal yang terjadi antara mama dan adiknya. Mungkin saat sendiri dan tenang begini dia bisa memikirkannya dengan baik. Dia masih belum bisa menerima hal ini. Saling membahagiakan apanya...kebutuhan mama apaan, mereka bergumul dengan panasnya begitu kok, semua Cuma alasan, paling cuma memuaskan diri masing²...huh dasar, lama dia memikirkan dengan kesal saat membayangkan bagaimana wajah mama dan adiknya yang penuh kepuasan dan birahi saat malam itu, terasa agak sesak di dadanya. Tapi kemudian dia kembali memikirkan kata adiknya, dia coba kesampingkan urusan seksnya.
Memang benar setelah bercerai mama tidak pernah terlihat satu kalipun berjalan atau menjalin hubungan dengan pria manapun, semuanya dicurahkan untuk membesarkan aku dan Jhoni, untuk bekerja juga. Kalau untuk kecantikan dan menarik, Lisa pun mengakui dan juga mengagumi mamanya, mustahillah kalau ada pria yang tidak tertarik dan mencoba mendekati mamanya saat itu. Tapi nampaknya mamanya memang menolak dan tidak pernah berusaha menjalin suatu hubunganpun. Kesampingkanlah faktor ekonomi, mama sangat mapan dan sukses, jadi mustahil mamanya menanti pria yang kaya, enggaklah enggak ini nggak masuk point yang harus kupikirkan. Dilihat dari umur mama masih belum tua, masih menarik, dan juga memang sebagai Cewek normal yang matang pasti masih mempunyai gairah seks yang tinggi, dari sini sudah jelas, bukan masalah kecantikan atau mama merasa dirinya sudah tidak menarik.
Lisa segera meluruskan duduknya, benar juga, si brengsek Jhoni ternyata bisa memahami hal tersebut, duh kenapa juga aku ini nggak bisa melihatnya, mungkin karena aku jarang di rumah ini. Lama Lisa terdiam, mencoba menyimpulkan dari sudut pandang lain. Si Jhoni sih nggak bisa bohong, pasti dia melakukan ini karena memang mama cantik dan seksi, terang saja dia bisa nafsu...eit tunggu dulu waktu itu kan dia bilang memang dia tergoda dan terobsesi sama mama...Lisa kembali mencoba mengingat, lalu ia ingat sebuah artikel ilmiah yang pernah dibacanya, bahwa anak laki memang memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mengagumi, mengidolakan dan juga berimajinasi akan ibunya. Pada satu sisi mungkin akan menjadi obsesi. Juga kan memang terbukti dengan adanya yang namanya sindrom Oedipus Compleks.
Apalagi Jhoni dan juga aku memang sayang sekali sama mama. Ditambah usia Jhoni memang sedang memasuki usia remaja yangrasa ingn tahunya tentang seks dan Cewek amat tinggi. Mama yang cantik dan seksi tersebut pasti menjadi obsesinya. Apalagi memang lebih banyak hanya ada dia dan mama di rumah ini. Menarik juga melihat ini dari sudut pandang ilmiah pikir Lisa .
Kemudian faktor mama, benar dari alasan yang kupikirkan tadi, nampaknya mama memang tajut untuk menjalin hubungan dengan pria lain, mungkin mama takut sakit hati dan kecewa, oh bodoh banget aku nggak menyadari mama yang memendam luka hatinya. Akhirnya semua faktor itu bertemu dan menjadi satu, Dari sisi Jhoni memang terobsesi dengan mama dan Jhoni yang juga sedang dalam kondisi seks remajanya yang lagi tinggi-tingginya, dari sisi mama yang masih mempunyai rasa takut dan kecewa tapi juga masih memendam hasrat seks yang tinggi pula, saling bertemu, dan mama merasa aman dan nyaman. Kalau kuingat ekspresi mama yang bahagia saat kulihat malam itu yah memang benar. Walau mungkin orang menilai salah, tapi sebaliknya bagi mereka berdua hal itu tidak menjadi masalah, karena keduanya saling membutuhkan dan melengkapi, bagi mereka tidak ada pihak yang dirugikan, seks memang untuk dinikmati dan mencapai kenikmatan, walau alasan seks Jhoni dan alasan seks mama berbeda namun saat berpadu akan klop, karena mama dan Jhoni saling membutuhkan, saling melengkapi, juga melakukannya karena mereka berdua merasa bahagia dan nyaman, makanya terasa menggelora dan indah bagi mereka berdua.
Lisa pun tersenyum, nampaknya kini dia bisa berdamai dengan pikirannya dan mulai bisa menerima kondisi yang ada secara logis. Kini ia sudah membulatkan pikiran dan hatinya untuk menerima dan memahami hubungan yang terjadi antara mama dan Jhoni . Lisa menyayangi keduanya, dan mau mereka bahagia. Hmmm dasar si Jhoni ternyata dia nggak asal ngomong ya, salahku juga saat itu emosi, mungkin terlalu kaget dan terlalu melihat hal ini dari sisi pandang umum tanpa mencoba memahami alasan Jhoni dan mama. Nanti aku perlu minta maaf sama si Jhoni . Sekarang sudah beres masalah ini....lalu Lisa tersenyum nakal, tapi sekarang saatnya aku memikirkan bagian tubuh si Jhoni yang menarik itu, susah dilupakan sejak aku melihatnya, gimana rasanya Memekku bila disodok perMbaasnya yang besar itu.......
Siangnya Jhoni pulang, didapati rumah sepi, namun mobil ada di garasi, lalu ia melihat ke kamar Mbaknya, nampak Mbaknya sedang tidur pulas, Wooowww...Mbaknya tidur memakai baju tidur santai yang tipis, nampak Kutang dan CelanaDalem yang membayang jelas di baliknya. Sudah biasa Jhoni melihat mama dan Mbaknya mengenakan baju tidur atau daster tipis dan mini. Dasar Mba Lisa, asal banget sih. Lalu ia berjalan ke kamarnya, ganti baju, dan ke kamar mandi bersih². Sesaat ia menuju ke meja makan, dilihat ada spagheti di sana, dan selembar kertas bertuliskan Makan Yang Banyak Yah..Adikku Sayang, Hmmm pasti Mba Lisa, mungkin ia sudah nggak marah tapi masih sungkan bicara. Mudah² ia sudah mengerti. Ia pun segera melahapnya. Kelar makan Jhoni pun menyalakan TV dan menonton acara musik. Dia sengaja tidak mau membangunkan Mbaknya, mungkin Mbak capek. Sejam kemudian terdengar suara Mbaknya memanggil dari kamar.
Jhoni pun segera mematikan TV dan masuk ke kamar Mbaknya, dilihatnya Mba Lisa sedang duduk di tempat tidur, lalu menyuruhku duduk di sampingnya. Tonjolan tetek besar yang montok yang terbungkus Kutang nya terpampang jelas di balik baju tidur tipis. Samar terlihat putingnya.
Mama sendiri tetap sering mengingatkan aku, bahwa aku bebas mencari pacar, namun aku harus bertanggung jawab. Mama nggak mau aku main dengan pelacur. Mama juga bilang kalau mencari Cewek carilah yang membuatku nyaman dan merasa bahagia. Mama bilang mama nggak bisa mengontrol aku setiap waktu, mama juga nggak bakal tahu kalau aku berbohong, jadi mama menasehati, kalaupun aku melakukan hubungan seks dengan siapapun nantinya yang menjadi pacarku, aku harus bersikap gentle dan bertanggung jawab, jangan hanya mau enaknya saja, semua resiko harus diterima dan dipertanggungjawabkan. Mama akan marah kalau aku misalnya lari dari tanggung jawab bila menghamili orang. Mama merasa perlu mengutarakan hal ini karena mama bilang, bohonglah kalau aku yang sudah kenal seks ini bisa melakukan pacaran tanpa harus melibatkan seks. Jadi mama merasa berkewajiban memberiku nasehat.
Namun aku yang sedang merasakan bahagia dan kenikmatan hubungan dangan mamaku, tidak terlalu peduli, bahkan aku merasa tidak niat cari pacar, mama sudah cukup. Aku bilang ke mama, bahwa saat ini mama adalah mamaku dan juga istriku. Tidak peduli mama setuju atau tidak, mama adalah juga istriku. Aku selalu berkeras akan hal itu, karena bagiku memang seperti itu, aku bahagia sama mama,dan menganggap mama adalah segalanya bagiku. Namun aku tidak pernah mau memanggil nama mamaku, Susy, bagiku panggilanku saat bercakap, saat sedang berstubuh adalah Mama. Aku merasakan sensasi tersendiri dengan satu kata itu : Mama. Mama sendiri akhirnya mengiyakan keinginanku yang keras itu.
- Iya saat ini mama juga adalah istrimu dalam kehidupanmu, namun hanya sampai kamu menemukan istri yang sebenarnya ya Jhon. Dan jangan protes lagi, atau mama akan marah....
Mbak ku Lisa sendiri saat itu 19 tahun dan baru saja kuliah jurusan Psikologi. Sering nggak tentu pulang ke rumah, lebih banyak di Jakarta di rumah kakek nenek ku. Mbak ku ini amat sayang padaku, juga pada mamaku. Orangnya supel banget, terbuka. Mbak amat memanjakan aku, juga paling senang becanda sama aku. Hubungan kami sangat dekat dan akrab. Biasanya kalau Mbak datang, kami bertiga pergi makan keluar, terus jalan² ke mall, cafe atau nonton bioskop. Tentu saja aku dan mama harus menahan diri dan berhati – hati kalau ada Mbak, untungnya Mbak tahu kalau dari dulu kadang² suka tidur di kamar mama, jadi tak akan curiga kalau aku di sana, paling berpikir aku masih kolokan, namun umumnya jatahku berkurang. Kalau urusan fisik, Mbakku juga cantik, berambut panjang, tinggi juga hampir 170 cm, bodinya seksi, Toket nya juga montok gede dan panjang. Jujur saja, aku tidak terlalu memiliki niat atau hasrat melakukan ngentot pada Mbakku ini. Kalau untuk urusan seksi, iyalah, sama seperti mama, Mbak juga nggak terlalu memperhatikan pakaian bila di rumah, di depan aku juga tidak canggung untuk memakai daster atau baju tidur yang mini, juga kalau berenang tidak canggung memakai bikini. Bohong kalau aku bilang Kontol ku tidak tegang kalau sedang melihat Mbak berbikini, tapi itu kan wajar saja, aku kan lelaki normal. Tapi untuk melakukan hubungan seks, rasanya aku nggak terlalu memikirkannya, karena aku sudah bahagia dan cenderung menyukai melakukannya dengan mama yang kuanggap sudah matang dan sedang dalam kondisi tubuh sempurna sebagai Cewek. Aku benar-benar lebih suka melakukan dengan mama. Semua hasratku bisa tersalurkan bersama mama. Kalau sama mama aku benar² tidak bisa mengontrol hasratku, tapi kalau sama Mba Lisa, entah kenapa aku masih bisa menahan diri sengaceng² Kontol ku. Tapi kadang jalan kehidupan memang tidak dapat ditebak, akhirnya aku juga melakukannya dengan Mba Lisa . Prosesnya agak sedikit aneh dan tidak terduga olehku dan akan kukisahkan di sini.
Pagi itu aku libur sekolah, biasa katanya ada rapat guru, mama sudah berangkat ke kantornya. Suntuk benar campur capek sisa menggarap mama tadi malam. Si Mbak yang biasa nyuci kayaknya datang hari ini dan lagi nyuci di belakang, mungkin tadi sudah ketemu mama. Aku lalu sarapan sambil membaca koran olahraga. Nggak lama kemudian aku nyalain TV, nonton acara musik. Sejam kemudian si Mbak pamit pulang. Bosan juga, mau internetan malas...terus aku ingat ada kaset game consol yang belum aku coba, segera aku ke kamar, ngambil game console ku dan kasetnya, main di ruang keluarga saja deh. Lumayan juga, game tembak²an jedar.. jeder.. ini bisa bikin hati senang. Tidak terasa sudah siang.
- Hei...! tiba² terdengar suara jeritan ceria dan tangan yang menutup mataku. Terasa ada empuk² tetek menempel di bahuku.
- Aduh Mba Lisa ngagetin saja nih.
- Kok nggak sekolah Jhon ?
- Libur. Mbak juga tumben datang nggak kasih kabar ?
- Sengaja kok, Mbak lagi libur semesteran.
- Naik apa kemari Mba ?
- Tadinya sih mau bareng sama temanku, tapi mereka baru balik besok, akhirnya naik kereta api tuh.
- Coba telepon dulu, kan bisa Jhoni jemput di stasiun.
- Hehe...biar suprise ah. Mama juga nggak tahu tuh.
- Gimana kabar opa sama oma Mba ?
- Baik, kamu tuh jarang nengokin, padahal kan ke sana sebentar.
- Iya..iya cerewet amat.
- Gimana sekolahnya ? Sudah punya cewek belum ?
- Ih...nih orang cerewet deh, mending Mbak istirahat dulu, terus telepon mama.
- Oke boss...
- Jhon, kata mama nanti nggak usah jemput. Mama pulang sama supir kantor. Terus nanti malam kita makan di luar.
Sorenya aku bangun, kembali teringat Mba Lisa yang baru datang, akupun membereskan mainanku kembali ke kamar, lalu berjalan ke arah kulkas, cari makanan. Sambil mengunyah kue, kulihat di kaca belakang, Mba Lisa lagi tiduran di bangku di pinggir kolam renang. Wah enak juga nih sore – sore berenang. Aku segera berjalan ke arah kolam. Nampak Mbakku lagi bersantai dengan baju renang bikininya, namun bagian atasnya masih ditutupi kaos.
- Mba, kok nggak bangunin aku ?
- Ngapain, kamu sih mentang – mentang libur, maunya malas – malasan terus.
- Sudah makan belum Mba ?
- Sudah, tadi masak spaghetti.
- Jahat amat, makan sendiri, nggak bagi-bagi.
- Woiii...ngapain bengong, ngelihatin apa kamu?
- Nggak...mata Jhoni nggak bisa nolak rejeki kan
- Dasar baru gede kamu, sini, tolong dong usapin lotion ke punggung Mbak.
- Enak Jhon, rasanya nyaman, bikin pegel Mbak hilang. Sekalian deh Kakinya.
- Wek...maunya, memangnya tukang pijit.
- Segitunya, sekali – kali kenapa mijitin Mbaknya.
- Iya deh, tapi itu tali KUTANGnya dibuka ya, biar nggak nyangkut².
- Ya sudah, kamu tarik sendiri.
- Mba, sudah ya capek nih.
- Yah..pijatan kamu enak lho, pegel Mbak hilang nih, bentar lagi deh.
- Ogah ah, capek. Memangnya bagian depan juga mau dipijit ? tanyaku belagak lugu.
- Yeee...itu mah Mbak bisa sendiri.Ya sudah, makasih ya adikku sayang.
- Jhon, benar lho pijatanmu enak, makasih ya, tapi kok tadi rasa² ada benda aneh terasa di atas pantat Mbak...ha..ha..ha.
- Sialan....kan aku lelaki normal, ini kan juga salah Mbak...huh. Balasku tengsin.
- Makanya cari pacar sana...
- Bawel ah...sudah deh berenang sana.
*** Tak lama kemudian mama pulang, setelah mama istirahat dan mandi, kami pun pergi jalan ke luar. Malamnya Mba Lisa minta tidur di kamar mama, biasalah sudah lama tidak ketemu, juga karena dia semangat menceritakan kegiatan barunya di dunia perkuliahan...puasa deh malam ini. Besoknya juga sama...duh banyak banget sih ngegosipnya, tinggal aku merana sendiri di kamarku. Mama bukannya nggak paham dengan kondisiku, namun kami harus menjaga rahasia kami.
Untunglah hari ketiga Mba Lisa merasa bahan gosipannya sudah berkurang dan memutuskan tidur di kamarnya, aku sengaja memutuskan untuk tidur di kamarku sendiri, untuk kemudian nanti masuk menyerang ke kamar mama. Sewaktu kami nonton TV malam itu, saat Mba Lisa tidak melihat, aku mengedipkan mata ke mama sebagai kode nanti malam aku kepingin, Mamapun balas mengedip dan tersenyum. Tidak lama kemudian aku bilang sudah mengantuk, dan segera ke kamarku. Di kamar aku nyalakan laptopku dan mulai browsing, biasa pemanasan dikit buat adikku. Lega rasanya sebentar lagi bisa bermesraan kembali dengan mamaku tersayang. Huh...tersiksa berat aku, 3 hari ini mama sibuk kerja, juga tidak bisa aku datang ke kantornya, karena sedang rapat terus membahas proyek baru, sehingga tidak ada waktu buat nyolong² melakukan hubungan. Belum lagi Kontol ku ngaceng terus kalau lihat Mba Lisa dengan bikininya di kolam renang tiap sore. Setengah jam kemudian aku dengar TV dimatikan, dan suara Mba Lisa mengucapkan selamat tidur ke mamaku. Sabar bentar lagi dik...kamu akan menemukan lubangmu....sabar. Aku meneruskan menjelajahi situs – situs porno favoritku. Satu jam kemudian aku matikan laptopku, kubuka pintu kamar pelan², mataku melihat ke arah kamar Mba Lisa, kamar kami bertiga memang terletak di lantai dua, mengendap aku ke sana, kutempelkan telingaku di pintunya, selama satu menit aku konsentrasi mendengarkan, nampaknya tidak ada suara apapun. Yakin bahwa Mba Lisa sudah tidur, aku segera menuju kamar mama, membuka pintu, nampak mama mengenakan baju tidur mininya, sedang membaca. Mungkin karena birahi kami yang sedang dahaga, dan juga karena biasa bebas saat Mba Lisa tidak di rumah, maka aku jadi agak sembrono saat itu, aku hanya menutup pintu sebatas tertutup, tanpa melihat apakah sudah tertutup rapat, apalagi menguncinya. Yang ada dalam otakku adalah segera bermesraan dengan mama tersayang.
Mama yang melihatku masuk, segera menghentikan kegiatan membacanya, ditaruhnya bukunya ke meja di samping ranjang. Aku segera naik ke atas tempat tidur, tanpa basa – basi aku segera mencium bibir mama dengan gairah yang membara..sementara tanganku meremas – remas tetek mama yang masih terbungkus baju tidurnya...
- Ma, aku kangen banget nih...
- Iya sayang, mama juga.
Tangan mama memeluk punggungku, membelainya dengan lembut, wajahnya menunjukkan ekspresi bahwa ia mau aku memuaskan semua dahagaku. Tangannya pun mulai turun ke arah pantatku, dibelainya pantatku, lalu mulai menuju ke arah Kontol ku, diraihnya kedua biji pelerku, diusap² dan dimainkan dengan amat lembut. Lalu ia mulai mengelus dan mengocok Kontol ku. Ugh...nikmat sekali rasanya, saat tangan halus mama mengocok Kontol ku, aku pun terus menciumi dan memainkan tetek mama, sudah basah tetek mama oleh ludah dan keringat. Puas dengan tetek mama, kembali kuangkat ke atas sebelah tangan mama, bulu keteknya sungguh merangsang birahiku, aku kembali mengaeahkan lidahku ke sana, kujilati dan kuciumi sepuas hatiku, aroma Jhongi dari mama yang rajin merawatnya menggelitik hidungku dan makin membuat Kontol ku mengeras. Puas bermain², aku segera mengarahkan Kontol ku ke tetek mama, Mama sudah paham apa yang kumau dan segera mengapit kedua teteknya, aku segera memaju mundurkan pantatku untuk menggerakkan Kontol ku yang sedang dijepit dengan nikmat di antara tetek mama yang besar itu. Puting mama yang kecoklatan nampak mengeras dan mencuat ke atas dengan mempesona. Kupilin – pilin dengan jariku, membuat mama mendesah...
Lalu tanpa merubah posisi, tangan mama segera menarik dan mendorong pantatku ke depan, sehingga Kontol kupun kini berada tepat di depannya, tangan mama segera memegang batang Kontol ku dan mulutnya mendekat, lidahnya mulai menjelajahi dan menari – nari di atas Kontol ku, Ooohhh.....rasanya tiada tara. Perlahan mulutnya mulai menelan kepala Kontol ku, lalu batangnya, sampai ke pangkalnya, dihisap dan dikulum – kulum dengan kuat namun nikmat. Kontol kupun berdenyut² nikmat saat mulutnya mulai memompa Kontol ku. Pelan lalu cepat bergantian ditimpali dengan permainan lidah yang lihai, membuatku hanya bisa mendesah menahan kenikmatan ini. Nampaknya mama benar² ingin melumat habis Kontol ku dengan mulutku, saat aku hendak menyudahi Oral Seks ini, tangannya menahannya, ya sudah aku biarkan saja, mama makin semangat dan mengulum dan menghisap Kontol ku dengan sangat panas.
Kadang mulutnya menghisap dan mengulum biji pelerku sambil tangannya mengocok Kontol ku, lalu kembali mulutnya bermain dengan Kontol ku. Lama kelamaan Kontol ku semakin berdenyut kuat, rasanya mau keluar nih sebentar lagi.
- Ma...aku sudah mau keluar nih.
- Sudah lama mama nggak ngerasain sperma kamu sayang.
- Ma tadi enak banget, mama pintar banget waktu bikin Jhoni keluar bertahap gitu, rasanya enaakkkkkk bangeet.
- Siapa dulu dong mamanya, nah nanti gantian kamu yang puasin mama.
Saat itu kami benar² dibakar api birahi yang menyala, sehingga tidak menyadari pintu kamar mama sedikit terbuka, karena di luar agak gelap dan kami sedang sibuk dan panas²nya, kami tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang melihat dengan mata terbelalak.
Lisa berdiri terpaku di depan pintu, kaget dan terkejut dengan kenyataan yang dia lihat sedang terjadi di dalam kamar mamanya. Tadinya dia bermaksud ke kamar mama untuk meminjam buku sebagai bahan bacaan karena dia belum bisa tidur, dia membuka dan menutup pintu kamarnya juga dengan pelan, agar tidak mengganggu adik dan mamanya. Begitupun saat hendak masuk ke kamar mamanya, ia bermaksud melakukannya dengan pelan, agar tidak membangunkan mamanya. Namun ia heran karena pintu kamar mamanya tidak tertutup rapat, dan saat ia mendekat terdengar suara desahan dan rintihan yang sudah ia hafal benar sebagai suara apa.
Penuh keheranan dan tanda tanya ia mendorong sedikit pintu itu perlahan sekali, dan ia kaget dan terkejut mendapati adik dan mamanya yang telanjang, juga mamanya yang sedang menghisap Kontol adiknya. Mulutnya ternganga, tidak bisa mengeluarkan suara apapun, sementara Kakinya juga tidak bisa beranjak dari situ. Akhirnya ia pun melihat adegan yang sedang berlangsung di kamar mamanya.
Jhoni pun segera turun ke daerah selangkangan mamanya, mamapun segera menaikkan lututnya dan membuka lebar kedua Kakinya, nampaklah Memek mama yang mempesona. Segera saja Jhoni menciumi rambut kemaluan mamanya, lalu mulai menjelajahi permukaan Memek mamanya dengan lidahnya, dijilati semuanya. Kemudian perlahan jarinya mulai melebarkan Memek mamanya, kembali lidahnya menjilati dengan buasnya seisi Memek mamanya, lidahnya ditusuk² ke lubang Memek mamanya, lalu lidahnya mulai menuju ke arah itil mamanya, kacang enak itupun mulai dijilati dan dimainka dengan lidahnya, itil mamapun mulai membesar, makin bersemangat saja Jhoni memainkannya, mamapun mendesah penuh kenikmatan. Memek mama sendiri mengeluarkan aroma nikmat yang membuat mabuk kepayang.
- Jiiilaaat terusss Jhon.
- Ya...ya....mainin itil mamaaa, terusss yang..
- Oooohhh......Aaahhhh...Awww,....!
Mama Susy terus menggelaitkan badannya, mulutnya mendesah² keenakkan, sementara pinggul dan pantatnya bergerak semakin liar...Jhoni semakin ganas saja memainkan itil mamanya, jarinya juga ikut menusuk² lubang Memek mamanya, semakin lama² cepat, Kontol nya sudah mengeras menikmati rintihan dan desahan kenikmatan mama. Lidahnya bergerak amat cepat menyapu dan membelai itil mamanya, desahan dan erangan mama mulaitidak beraturan dan keras, pertanda mama sudah tiba pada pertahanan terakhirnya, benar saja, tak lama kemudian dengan tubuh mengejang dan pantat yang sedikit terangkat, terasa Memek mama menyemburkan cairan hangat orgasmenya.
- Wah...libur 3 hari membuat permainan lidah kamu jadi ganas yang..
Terlihat bulu ketek mamanya yang lebat dan mulai basah oleh keringat, makin bernafsu saja Jhoni jadinya, pompaan Kontol nya semakin cepat dan ditancakan sedalam mungkin, tetek mama bergoyang dengan cepat...plok...plok...plok...bunyi Kontol yang sedang memompa Memek mamapun terdengar jelas .
Mamapun mendesah dengan nikmat. Jhoni pun mulai mengubah tekhniknya, sengaja ia memompa dengan pelan beberapa kali dulu, lalu mulai menarik Kontol nya perlahan sampai batas ujung kepala Kontol, lalu blesss...membenamkannya lagi, terus berulang². Setiap kali akan menerobos masuk dilakukan dengan cepat dan bertenaga sehingga langsung menancap sedalam mungkin, terasa sampai ujung liang Memek mamanya. Mama pun makin bergeliat keenakan, merasa nikmat sekali setiap kali kepala Kontol Jhoni kembali menghujam lubang Memeknya dengan kuat, sementara menghujam, Kontol tersebut membelai lembut itilnya, nikmat tiada tara. Jhoni sendiri merasakan rasa geli yang enak sekali pada kepala Kontol nya setiap menerobos masuk kembali ke lubang Memek mamanya. Tak butuh waktu lama, mama kembali mengejang dan mengalami orgasme. Jhoni pun berhenti sebentar.
- Lagi dong say...kok berhenti capek yah ?
- Enggak..ganti posisi ya ma, aku duduk, mama di pangku, aku mau mainin tetek sama ketek mama.
- Boleh...
Mata Lisa terpaku melihat ke arah ranjang, kini terlihat posisi mamanya yang menghadap ke arahnya, Jhoni yang sedang menjilati ketek mamanya dan meremas² tetek besar mama. Juga terlihat Kontol adiknya yang besar sedang bergerak naik turun memompa lubang Memek mama yang sudah merah karena dipompa oleh Kontol besar tersebut dalam waktu lama. Diperhatikan wajah mamanya, Lisa belum pernah melihat ekspresi mama seperti itu, wajah mamanya terlihat penuh kebahagiaan. Kembali Lisa melihat ke arah Kontol adiknya yang sedang menghujami Memek mama. Jemari Lisa semakin cepat memainkan itilnya pada Memeknya yang sudah sangat basah menyaksikan adegan seks antara Jhoni dan mama. Lisa merasakan kenikmatan menjalar di sekujur tubuhnya akibat rasa enak yang dia dapati saat memainkan itilnya. Itilnya sendiri memang agak besar, lebih besar dari mamanya dan menonjol keluar. Semakin cepat dan tanpa henti ia memainkannya. Gairahnya juga sedang terbakar. Saat ini ia tidak dapat berpikir mengenai mengapa adik dan mamanya bisa melakukan persetubuhan yang harusnya tidak boleh terjadi, namun itu bisa menyusul, saat ini ia sedang sibuk memuaskan dirinya akibat menyaksikan adegan panas yang terjadi.
Jhoni masih memainkan ketek dan tetek mamanya. Kontol nya kini mengeras sekeras²nya, aroma ketek mama menimbulkan rangsangan tersendiri yang tidak bisa dilukiskan. Kini iapun mulai ikut menaik turunkan pantatnya, mengimbangi goyangan mamanya, semakin lama semakin cepat dan seirama seiring deru nafas kenikmatan yang terjadi, kini ia menjilati leher mamanya, mama menggelinjang kegelian, lalu ia mencari bibir mamanya, mama balas menciumnya dengan tidak kalah panas, lidah mereka bertautan dengan cepat, saling menarik, goyangan Kontol dan Memek semakin cepat, tangan Jhoni semakin kuat meremas² dan memainkan tetek mamanya yang besar, semaikn kuat ia merasakan denyutan pada Kontol nya, mama sendiri semakin menggelinjangkan tubuhnya, berbarengan dengan Jhoni menyemprotkan spermanya, mamapun memuntahkan orgasmenya yang kesekian kali.
Di luar kamar Lisa pun terkulai lemas, Memeknya sudah basah kuyup, ia juga baru mengalami orgasme yang hebat, Memeknya masih berdenyut² nikmat sehabis memainkan itilnya. Matanya tetap mengawasi yang terjadi dalam kamar, nampaknya tidak ada tanda² adiknya akan keluar, dilihatnya adiknya dan mamanya terdiam lemas, masih berciuman dengan mesra, nampak sperma menetes keluar dari lubang Memek mamanya membasahi Kontol adiknya yang masih menancap di dalamnya. Dilihat wajah keduanya yang nampak bahagia dan puas. Lisa membiarkan dirinya berdiam diri sebentar, beristirahat, otaknya mulai bisa berpikir jLisa h kembali, kalaupun ia tetap di sini juga, adegan berikutnya yang akan terjadi juga sama saja, tetap saja adegan adik dan mamanya yang bersetubuh dengan panasnya, jadi lebih baik aku kembali ke kamar. Lalu ia mengambil celana dalamnya, menyeka cairan yang tersisa di lantai dengan celana dalamnya, lalu berdiri dan melangkah ke kamarnya perlahan dan tanpa suara.
Di dalam kamar mama, Jhoni dan mama masih tetap dalam posisi seperti tadi. Lemas dan puas. Berdiam diri memulihkan tenaga yang terkuras sehabis memuaskan dahaga yang sempat tertahan 3 hari ini. Kemudian terdengar suara mama memulai percakapan.
- Mama puas dan nikmat sekali sayang.
- Jhoni juga ma, rasanya terobati deh puasa 3 hari ini.
- Ya...nggak apalah Jhon, kan ada Mbakmu, kita juga harus hati – hati. Toh kalau Lisa sedang tidak pulang kita bisa melakukan kapan saja kita mau.
- Iya ma,Cuma kadang – kadang Jhoni suka nggak kuat.
- Maklumlah kamu masih muda, masih penuh semangat dan mudah terangsang.
- Mama juga kan.
- Ah...nakal kamu.
Lisa di kamarnya berbaring, tapi matanya tidak terpejam, masih terbayang jelas adegan yang dia saksikan tadi. Setelah tiba di kamar barulah ia bisa memikirkan secara jelas hal tadi. Apa yang disaksikannya tadi amat mengejutkan juga membuat dirinya marah, Bagaimana bisa mama dan Jhoni ....itu jelas terlarang, lain halnya kalau Jhoni dengan Cewek lain, mama dengan pria lain, tapi ini...mereka ibu dan anak. Jhoni juga lelaki, badannya bagus, wajahnya ganteng, usianya juga sedang kritis²nya sama yang namanya seks, kalaupun ia sudah mengenal dan melakukannya, aku bisa paham. Aku sendiri juga sudah sering melakukannya dengan pacarku. Tapi mengapa harus dengan mama, mengapa Jhon ? Dan mama kenapa kau harus melakukannya dengan Jhoni, anakmu ? Apa yang sudah terjadi selama ini..??? Kalau dilihat dari panasnya adegan tadi, wajah mereka yang bahagia juga mesranya mereka, nampaknya hal ini sudah berlangsung lama, pasti ini juga karena aku yang tidak ada di rumah ini. Kesempatan mereka amat besar.
Lalu kenapa aku tadi bisa terangsang...?? Ah persetan dengan itu, wajar saja kan, kalaupun itu bukan mama dan Jhoni tapi bila melakukan persetubuhan sepanas tadi, pastilah aku yang melihatnya akan terangang, akukan Cewek normal. Tapi bukan itu yang harus aku pusingkan. Besok saat mama kerja, aku akan minta keterangan semuanya dari si Jhoni, hal ini nggak bisa dibiarkan berlanjut. Jhoni, Jhoni adik kecilku ini ternyata sudah menjadi lelaki yang jantan yang mengerti bagaimana memperlakukan dan memuaskan Cewek........egh...Kontol nya juga besar dan panjang...gimana rasanya bila Kontol nya menyodok Memekku...Arghhh...kenapa jadi mikirin Kontol adikku, mana bisa begitu, dia kan adikku, masa aku bisa memikirkan kemaluan adikku di saat seperti ini. Sudah mendingan aku tidur dulu, percuma aku pusingkan sekarang, toh besok semuanya akan terjawab......
**** Pagi itu aku bangun terlambat, mama sudah berangkat kerja. Mama tidak terlalu ketat untuk urusan sekolah, dari dulu kalau aku bolospun mama tidak marah dan melarang, karena tahu nilai raportku selalu baik, jadi mama tidak terlalu khawatir. Masih terasa capek badanku akibat menggempur mama habis- habisan semalam. Heran, mama masih kuat saja untuk pergi kerja pagi ini, padahal kan mama yang punya Perusahaan, bisa santai dikit gitu....ups tapi nggak juga deh, kan mama bertanggung jawab akan kelangsungan Perusahaan dan juga karyaJhonnya. Salut banget aku sama mama. Aku bermalas²an sebentar, tidak berapa lama aku bangun. Cuci muka dulu, lalu segera menuju meja makan, sarapan, lapar sih.
Kulihat Mba Lisa sudah di sana, sudah mandi dan rapi, sedang membaca koran, kayaknya sudah kelar sarapan, tinggal tersisa kopi instantnya yang belum habis. Kudiamkan saja, aku langsung mengambil roti dan membuka kulkas menuang susu, lalu duduk memulai sarapanku. Tidak berapa lama, aku selesai dan bengong, nggak ada kegiatan yang mendesak, jadi santai saja. Tak berapa lama Mba Lisa menutup koran dan menaruhnya di meja, lalu memandangku sekilas dan memulai percakapan.
- Nggak sekolah lagi Jhon.. Mba Lisa menanyakan dengan nada suara yang amat manis.
- Enggak..malas.
- Malas apa capek Jhon ?
- Capek kenapa Mba ? jawabku tertawa, mengira Mba Lisa sedang meledekku seperti biasa.
- Capek ya capeklah Jhon ?
- Ah Jhoni nggak ngerti maksud Mba Lisa .
- Biar aku perjelas ya Jhon, maksudku kamu capek pasti kamu paham. Semalam ngapain kamu di kamar mama ?
- Kan semalam aku tidur di kamarku, terus pas malam aku bangun kencing, mungkin karena kondisi mengantuk aku jadi masuk ke kamar mama. Kenapa sih, kan Mbak tahu aku juga biasa tidur di kamar mama. Jawabku setenang dan semeyakinkan mungkin.
- Oh tidur. Benar hanya tidur Jhon..?
- Lha iyalah...Mba.
- Gini ya Jhon kukasih tahu, semalam aku susah tidur, jadi aku bermaksud mengambil buku di kamar mama untuk kubaca sampai ngantuk. Tapi saat aku ke sana aku lihat pintu kamar mama tidak tertutup rapat, karena nggak mau mengganggu, maka aku dorong pelan². Iya sih kamu sama mama lagi tidur. Tapi lucunya dua²nya bugil, dan gaya tidur kalian aneh sekali, masa sampai bergumul dengan hebatnya, sampai perlu kamu memasukkan Kontol kamu ke Memek mama, itu namanya NgentOt Jhon, bukan tidur. Dan dari yang kulihat nampaknya kalian amat menikmatinya.
Aku terdiam membisu. Wah...ribet nih, baru kali ini kudengar Mba Lisa mengucapkan kata – kata kotor, gimana nih ? Tak urung aku berpikir juga kalau sekarang Mbakku amat pintar mengelola kata – katanya, ringan tapi kejam dan menghujam ke sasaran, hebat juga Mbak, baru kuliah psikologi sebentar, gayanya sudah pro banget...Hei, hei stop bukan saatnya kagum, ada hal serius nih, Mba Lisa tahu dan melihat apa yang terjadi semalam antara aku dan mama. Dan jelas sekali dia tidak suka dan tidak mau mentoleransi hal tersebut. Kayaknya sudah tidak bisa mengelak lagi, aku harus terus terang dan menjelaskan semuanya supaya Mba Lisa paham.
- Ya sudah, Mbak sudah paham kan dengan apa yang Mbak lihat semalam ?
- Paham apanya, gampang amat kamu ngejawab hal itu Jhon.
- Ya memang segampang itu Mba, sederhana saja, aku dan mama memang melakukan hubungan seks !
- Kamu nggak punya otak ya Jhon, dia mama kamu, mana bisa kamu melakukan hal seperti itu ?
- Bisa saja dan sudah terbukti kan, Mbak melihatnya sendiri kan ...
- Diam kamu, aku nggak peduli kalau kamu melakukannya dengan Cewek manapun yang kamu suka. Tapi kenapa kamu harus melakukannya dengan mama ?
- karena kami melakukannya suka sama suka dan saling membutuhkan.
- Ah, kamu asal saja bicara, paling juga karena kamu yang masih muda Cuma mau memuaskan nafsu bejat kamu, dan juga mama yang kegatelan..., kalian berdua sama gilanya Aku jadi emosi mendengar kata Mba Lisa barusan, segera saja aku berdiri.
- Jaga mulutmu Mba, jangan sekali – kali kamu menghina mama, kamu nggak ngerti semuanya. Dalam satu hal kamu benar, aku nggak mau munafik, aku memang melakukan hal ini juga untuk kepuasanku. Namun Mbak harus paham, mama itu juga Cewek yang usianya masih membutuhkan seks. Apa Mbak tahu mama itu sakit dan kecewa karena perceraian dengan papa. Begitu sakit dan kecewanya, sehingga takut untuk menjalin hubungan dengan lelaki lain. Hanya mencurahkan hidupnya setelah perceraian untuk mencari nafkah dan mengurus kita, tidak peduli dengan kebutuhannya sendiri.
- Tapi Jhon...
- Diam dulu Mba, aku belum selesai bicara. Mba Lisa nggak tahu kan, mama juga butuh seks dalam hidupnya, apalagi sebagai Cewek di usianya sekarang, beda halnya kalau mama sudah tua atau renta, mama masih muda, cantik, apa Mbak tidak bisa memahami kalau mama memendam semua hasratnya ke dalam hatinya yang terdalam. Lalu aku bisa mengetahui hal itu, Jujur memang aku tergoda dan amat terobsesi dengan mama, terserah apa penilaian Mbak. Akhirnya mama mulai bisa memuaskan kembali hasratnya, dan mama merasa aman dan tidak takut akan sakit hati dan kecewa karena dia percaya ama aku. Kami saling menyayangi dan merasa tidak ada yang salah dengan hal ini. Jadi kuharap Mbak mau mengerti, dan satu hal yang pasti, cukup denganku Mbak mempermasalahkan hal ini, jangan pernah Mbak mengusik mama sekalipun, aku akan marah sekali kalau Mbak melakukannya.
- Kamu hanya mencari pembenaran saja atas perbuatan kalian. Segala macam alasan yang kamu katakan adalah omong kosong, dasar, kalian Cuma mencari kepuasan saja, menggelikan sekali. Kamu dan mama sama gilanya. Dengan kesal kutarik dan kupegang lengan Mba Lisa dengan cepat dan keras, kudekatkan muMbau ke mukanya
- Jadi apa masalahnya. Terserah Mbak mau bilang apa, sudah pasti di manapun akan menilai hal ini salah, tabu, tapi persetan. Kalau aku melakukannya dengan mama, itu urusan kami, siapa yang rugi hah ? Siapa yang kami sakiti hah ? Kami punya alasan yang bisa kami terima satu sama lain. Bukan hanya untuk kepuasanku, tapi aku juga merasa senang, karena mama juga bisa kembali bahagia dan bisa memenuhi kebutuhan seksnya tanpa perlu rasa takut dan kecewa.
Sorenya mama pulang, menanyakan ke mana Mbakku, kubilang saja, tadi keluar mungkin ke rumah temannya. Mungkin karena aku lagi pusing memikirkan masalah tadi, aku tidak memanfaatkan ketiadaan Mba Lisa untuk menggarap mamaku. Mama masuk ke kamarnya, mungkin istirahat dan mau mandi. Sekitar jam 7 Mba Lisa pulang, wajahnya tampak biasa saja didepan mama, mengecup pipi mama dan mengucapkan salam, dan bicara seperti biasa dan tidak apa – apa. Lalu masuk kamarnta, ganti baju terus mandi. Nggak lama mama selesai memasak dan kami segera makan, namun Mba Lisa tampak dingin saja kepadaku. Kayaknya mama menangkap gelagat ini, dan menanyakan kepada kami apakah kami sedang bertengkar, namun aku dan Mbak hanya berguamam singkat bahwa kami oke – oke saja. Mamapun diam dan tidak bertanya lagi, biasalah namanya juga anak – anak, ada kalanya suka bertengkar dan diam – diaman, nanti juga baik lagi. Malamnya aku juga tidak menggarap mamaku, aku sedang kehilangan mood, jadi tidur saja. Paginya mama berangkat kerja dan aku juga segera memacu ninjaku ke sekolah....suasana antara aku dan Mba Lisa masih dingin, tapi tak apalah yang penting Mba Lisa tidak menanyakan hal ini ke mama.
Lisa kini sendirian di rumah. Duduk termenung di sofa, saat sendiri ini dia coba memikirkan dan mengolah semua hal yang terjadi antara mama dan adiknya. Mungkin saat sendiri dan tenang begini dia bisa memikirkannya dengan baik. Dia masih belum bisa menerima hal ini. Saling membahagiakan apanya...kebutuhan mama apaan, mereka bergumul dengan panasnya begitu kok, semua Cuma alasan, paling cuma memuaskan diri masing²...huh dasar, lama dia memikirkan dengan kesal saat membayangkan bagaimana wajah mama dan adiknya yang penuh kepuasan dan birahi saat malam itu, terasa agak sesak di dadanya. Tapi kemudian dia kembali memikirkan kata adiknya, dia coba kesampingkan urusan seksnya.
Memang benar setelah bercerai mama tidak pernah terlihat satu kalipun berjalan atau menjalin hubungan dengan pria manapun, semuanya dicurahkan untuk membesarkan aku dan Jhoni, untuk bekerja juga. Kalau untuk kecantikan dan menarik, Lisa pun mengakui dan juga mengagumi mamanya, mustahillah kalau ada pria yang tidak tertarik dan mencoba mendekati mamanya saat itu. Tapi nampaknya mamanya memang menolak dan tidak pernah berusaha menjalin suatu hubunganpun. Kesampingkanlah faktor ekonomi, mama sangat mapan dan sukses, jadi mustahil mamanya menanti pria yang kaya, enggaklah enggak ini nggak masuk point yang harus kupikirkan. Dilihat dari umur mama masih belum tua, masih menarik, dan juga memang sebagai Cewek normal yang matang pasti masih mempunyai gairah seks yang tinggi, dari sini sudah jelas, bukan masalah kecantikan atau mama merasa dirinya sudah tidak menarik.
Lisa segera meluruskan duduknya, benar juga, si brengsek Jhoni ternyata bisa memahami hal tersebut, duh kenapa juga aku ini nggak bisa melihatnya, mungkin karena aku jarang di rumah ini. Lama Lisa terdiam, mencoba menyimpulkan dari sudut pandang lain. Si Jhoni sih nggak bisa bohong, pasti dia melakukan ini karena memang mama cantik dan seksi, terang saja dia bisa nafsu...eit tunggu dulu waktu itu kan dia bilang memang dia tergoda dan terobsesi sama mama...Lisa kembali mencoba mengingat, lalu ia ingat sebuah artikel ilmiah yang pernah dibacanya, bahwa anak laki memang memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mengagumi, mengidolakan dan juga berimajinasi akan ibunya. Pada satu sisi mungkin akan menjadi obsesi. Juga kan memang terbukti dengan adanya yang namanya sindrom Oedipus Compleks.
Apalagi Jhoni dan juga aku memang sayang sekali sama mama. Ditambah usia Jhoni memang sedang memasuki usia remaja yangrasa ingn tahunya tentang seks dan Cewek amat tinggi. Mama yang cantik dan seksi tersebut pasti menjadi obsesinya. Apalagi memang lebih banyak hanya ada dia dan mama di rumah ini. Menarik juga melihat ini dari sudut pandang ilmiah pikir Lisa .
Kemudian faktor mama, benar dari alasan yang kupikirkan tadi, nampaknya mama memang tajut untuk menjalin hubungan dengan pria lain, mungkin mama takut sakit hati dan kecewa, oh bodoh banget aku nggak menyadari mama yang memendam luka hatinya. Akhirnya semua faktor itu bertemu dan menjadi satu, Dari sisi Jhoni memang terobsesi dengan mama dan Jhoni yang juga sedang dalam kondisi seks remajanya yang lagi tinggi-tingginya, dari sisi mama yang masih mempunyai rasa takut dan kecewa tapi juga masih memendam hasrat seks yang tinggi pula, saling bertemu, dan mama merasa aman dan nyaman. Kalau kuingat ekspresi mama yang bahagia saat kulihat malam itu yah memang benar. Walau mungkin orang menilai salah, tapi sebaliknya bagi mereka berdua hal itu tidak menjadi masalah, karena keduanya saling membutuhkan dan melengkapi, bagi mereka tidak ada pihak yang dirugikan, seks memang untuk dinikmati dan mencapai kenikmatan, walau alasan seks Jhoni dan alasan seks mama berbeda namun saat berpadu akan klop, karena mama dan Jhoni saling membutuhkan, saling melengkapi, juga melakukannya karena mereka berdua merasa bahagia dan nyaman, makanya terasa menggelora dan indah bagi mereka berdua.
Lisa pun tersenyum, nampaknya kini dia bisa berdamai dengan pikirannya dan mulai bisa menerima kondisi yang ada secara logis. Kini ia sudah membulatkan pikiran dan hatinya untuk menerima dan memahami hubungan yang terjadi antara mama dan Jhoni . Lisa menyayangi keduanya, dan mau mereka bahagia. Hmmm dasar si Jhoni ternyata dia nggak asal ngomong ya, salahku juga saat itu emosi, mungkin terlalu kaget dan terlalu melihat hal ini dari sisi pandang umum tanpa mencoba memahami alasan Jhoni dan mama. Nanti aku perlu minta maaf sama si Jhoni . Sekarang sudah beres masalah ini....lalu Lisa tersenyum nakal, tapi sekarang saatnya aku memikirkan bagian tubuh si Jhoni yang menarik itu, susah dilupakan sejak aku melihatnya, gimana rasanya Memekku bila disodok perMbaasnya yang besar itu.......
Siangnya Jhoni pulang, didapati rumah sepi, namun mobil ada di garasi, lalu ia melihat ke kamar Mbaknya, nampak Mbaknya sedang tidur pulas, Wooowww...Mbaknya tidur memakai baju tidur santai yang tipis, nampak Kutang dan CelanaDalem yang membayang jelas di baliknya. Sudah biasa Jhoni melihat mama dan Mbaknya mengenakan baju tidur atau daster tipis dan mini. Dasar Mba Lisa, asal banget sih. Lalu ia berjalan ke kamarnya, ganti baju, dan ke kamar mandi bersih². Sesaat ia menuju ke meja makan, dilihat ada spagheti di sana, dan selembar kertas bertuliskan Makan Yang Banyak Yah..Adikku Sayang, Hmmm pasti Mba Lisa, mungkin ia sudah nggak marah tapi masih sungkan bicara. Mudah² ia sudah mengerti. Ia pun segera melahapnya. Kelar makan Jhoni pun menyalakan TV dan menonton acara musik. Dia sengaja tidak mau membangunkan Mbaknya, mungkin Mbak capek. Sejam kemudian terdengar suara Mbaknya memanggil dari kamar.
Jhoni pun segera mematikan TV dan masuk ke kamar Mbaknya, dilihatnya Mba Lisa sedang duduk di tempat tidur, lalu menyuruhku duduk di sampingnya. Tonjolan tetek besar yang montok yang terbungkus Kutang nya terpampang jelas di balik baju tidur tipis. Samar terlihat putingnya.
- Jhon kamu sudah pulang ? Sini sebentar dong, Mba Lisa mau ngomong penting sama kamu.
- Iya Mba sudah pulang dari tadi, makasih ya sudah dimasakin, mau ngomong apa ?
- Tentang masalah kemarin..., deg Jhoni agak menegang, siap mendengar Mbaknya.
- Memang kenapa Mba ? Mau marah lagi ?
- Duh kamu...dengar dulu dong Mbak bicara...
- Iya...iya...silahkan Mbak bicara
- Mbak sudah berpikir, memang awalnya Mbak kaget dan shock, mungkin karena dalam keadaan marah dan emosi, Mbak tidak bisa menerima penjelasan kamu, namun setelah agak tenang Mbak bisa memikirkan semuanya satu persatu. Alasan kamu bisa Mbak terima dan pahami. Mbak melihat hal ini juga dari segi kebahagiaan mama, memang Mbak harus akui mama memang kini nampak jauh berbahagia dan lebih ceria wajahnya. Jadi teruskanlah saja hubungan itu...Mbak akan bersikap seakan tidak tahu saja di depan mama. Maafkan Mbak kemarin emosi dan marah sama kamu.
- Jhoni juga minta maaf kemarin marah juga ke Mbak. Mba, makasih yah Mbak sudah memahami, sungguh Jhoni dan mama bahagia dengan hubungan yang sedang kami lakukan ini. Kalau kagak ada lagi yang mau dibicarakan, Jhoni mau nonton TV lagi yah...
- Hei..siapa bilang sudah selesai, Mbak bilang Mbak setuju dan memahami, tapi Mbak belum kelar menyampaikan semuanya. Mba Lisa mulai lagi kembali ke gaya bawel bin ceriwisnya.
- Lho masih ada lagi, apaan sih ?
- Seperti kata Mbak, untuk permasalahan sudah beres, dipahami dan dimengerti oleh Mbak, tapi ada bagian tubuhku yang belum beres....itu jadi syarat mutlak dariku biar semua beres
- Nggak ngerti aku, sudah ngomong yang jelas saja deh...sok misterius amat sih Mbak..!
- Oke...Mbak kasih tahu ya, Memek Mbak belum beres nih....jadi kamu juga harus bikin Mbak dan Memeknya bahagia dan puas seperti yang kamu lakukan ke mama...ayo entotin aku !
- Apa...!!!!!! kaget benar aku mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Mbakku
- Nggak...nggak...No Way Mba. Lagian kenapa harus begitu syaratnya ?
- Hei dasar bandit cilik, apa kamu pikir Mbak kagak kepikiran melihat Kontol kamu yang besar dan panjang itu. Biar gimanapun aku Cewek, pasti terangsang melihat panasnya pergumulan kalian semalam. Kalau mama saja sampai merasa nikmat begitu, Mbak juga mau dong...!!!
- Tapi itu kan lain…lagian mana mungkin..aku…aku .?? suaraku terbata – bata.
- Sama mama saja kamu bisa, kenapa denganku tidak Jhon...??
- Eng...eng...anu...aa...ya pokoknya nggak bisa Mba. Mama lain sama Mbak..
- Lain apanya, mama punya tetek besar juga punya Memek yang bisa dimasuki, aku juga sama kan..
- Apa Mbak kurang menarik buat kamu dibanding mama,Jhon...???
No comments