Cerita Sex Sedarah Dengan Adik Tiriku
Cerita Sex Sedarah Dengan Adik Tiriku – Namaku Joe. Aku adalah seorang pria dengan tinggi 188 Cm dan berat 80 Kg. Aku memiliki tubuh yang padat berisi dan wajah yang lumayan tampan sehingga membuat banyak para gadis tertarik padaku.Cerita ini berawal ketika Ayah ku memutuskan untuk menikah lagi setelah 5 tahun menduda karena ibu kandungku meninggal dalam kecelakaan mobil. Ayahku adalah seorang pengusaha sukses di kota pahlawan Surabaya ini. Sebenarnya cukup mudah bagi ayahku mencari pengganti ibuku. Tetapi karena cintanya yang besar pada ibu, maka baru 5 tahun kemudian ayah mau menikah lagi.
Aku yang merasa kasihan pada ayahku menyetujui keputusannya untuk menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Wanita tersebut bernama Desy dan anaknya Julia. Ketika aku bertemu dengan calon ibu tiriku aku sangat menyukainya sebab telah lama aku mendambakan sosok seorang ibu yang aku temukan dalam sosok seorang Desi. Dan aku juga sudah lama menginginkan seorang adik. Apalagi melihat calon adik iparku yang ceria dan menggemaskan. Betapa bahagiannya hidupku nanti.
Setelah ayah menikah hidupku memang bahagia bersama ibu dan tiriku. Aku yang pada waktu itu baru kelas 2 SMP senang sekali bermain bersama adik tiriku Julia yang pada waktu masih duduk di kelas 4 SD.Tetapi kebahagiaan itu berubah ketika akhirnya ayah dan ibu tiriku bercerai 4 tahun kemudian yang disebabkan ayahku yang berselingkuh dengan sekretaris di kantornya. Aku benar-benar nggak rela harus kehilangan seorang ibu kembali. Aku selalu menyalahkan ayah sehingga ibu pergi membawa Julia adik tiriku.
Walau kini kami berada di tempat yang berbeda aku di Surabaya sedangkan ibu tiriku di Malang. Setiap akhir bulan aku pergi mejenguk ibu tiriku. Dan ibu tiriku sangat senang dengan kedatanganku. Dia masih mau menerimaku di rumahnya.
Aku masih tidak bisa memaafkan ayahku yang berseli
ngkuh. Hal ini membuat aku menjadi pria yang Bengal di luar rumah tetapi sopan di dalam rumah. Bahkan ketika aku lulus SMA dan akan masuk perguruan tinggi di Bandung aku secara sembunyi-sembunyi menyewa sebuah vila dan mengajak teman-temanku pesta Miras dan Sex. Sex memang bukan hal baru bagiku. Sex pertamaku adalah dengan guru BP SMA-ku sebagai “Uang Suap” karena dia mengetahui sifat bengalku. Aku sih tidak menyesal melakukan tersebut dengan guruku. Disamping guru BP-ku cantik, juga karena aku ingin merasakan yang namanya sering disebut orang sebagai sorga dunia. Bahkan selama aku sekolah di SMA itu aku menjadi “teman tidur” guru BP-ku.
Memasuki masa kuliah, tingkah lakuku semakin tidak terkendali. Sex dan miras sudah menjadi bagian hidupku. Apalagi aku tinggal sendiri disebuah rumah kontrakan yang diberikan ayah kepadaku. Dalam satu semester aku memiliki memiliki 2 sampai 3 orang pacar resmi dan 4 sampai 5 orang “teman tidur”. Dan setiap malam selalu ada wanita yang menemani aku di kontrakan untuk melayani nafsu sex-ku.
Pacar resmiku pun sudah aku nikmati tubuhnya. Dan setiap semester aku berganti-ganti pasangan yang sudah pasti aku nikmati tubuh mereka di atas ranjang. Aku melakukan hal ini karena aku mencari seorang wanita yang memang tulus mencintai aku. Sedangkan selama ini mereka mereka bilang cinta padaku padahal mereka hanya inginkan uangku karena memang selama kuliah bisa dibilang uangku tidak terbatas. Keadaan ini membuat teman-teman menjuluki aku sebagai Don Juan anak tehnik.
Setelah lulus kuliah aku diterima bekerja di suatu perusahaan kontraktor terkenal di Surabaya. Walau aku kembali ke Surabaya aku tidak mau tinggal bersama ayah. Aku memutuskan untuk membeli apartemen. Dengan uang sisa kuliahku dan sedikit bantuan dana dari ayahku. Bukan rasa kecewa terhadap ayah yang menyebabkan aku tidak mau tinggal dengan dia tetapi aku ingin mandiri. Aku telah memaafkan ayahku dan ayah pun menyetujui keinginanku untuk mandiri.
Sejak bekerja aku tidak lagi mengkonsumsi miras berlebih seperti waktu kuliah, tetapi petualangan sex-ku terus berlanjut. Sudah banyak wanita yang menjadi korbanku. Terutama mereka yang sering clubbing di diskotik-diskotik besar. Kenikmatan demi kenikmatan aku rasakan tetapi semua itu semu karena aku tidask mendapatkan cinta didalamnya.
Suatu hari sekitar jam 2 siang, telepon apartemenku berdering. Dan ketika kuangkat ternyata ibu tiriku yang menelepon. Oh, bagaimana aku bisa lupa dengan ibu tiriku ini, selam ini aku jarang dan bahkan tidak pernah lagi menelepon beliau. Padahal beliau adalah orang yang bisa menjadi tempat aku curhat.
Ibu tiriku menelepon untuk meminta ijin agar anaknya Julia bisa tinggal di rumahku, karena Julia diterima di jurusan kedokteran di PTN yang terkenal di Surabaya. Aku merasa bahagia karena bisa bertemu dengan adik tiriku yang lucu dan menggemaskan. Aku langsung menerima permintaan ibu dengan senang hati karena aku jadi ada teman di apartemen selain itu juga aprtemenku (Orang barat bilang sih penthouse) yang memiliki tiga kamar tidak terasa kosong. Apartemenku memiliki 1 kamar utama, 1 kamar tamu dan 1 kamar berukuran kecil yang menjadi tempat tidurku.
Satu minggu kemudian bel apartemenku berbunyi. Aku tau itu pasti Julia, Karena ibu bilang bahwa Julia akan datang satu minggu lagi, Aku membayangkan Julia yang lucu dan menggemaskan yang menjadi teman bermain waktu kecil.Aku buka pintu dan terkejut. Dihadapanku berdiri seorang wanita cantik bertubuh lanngsing, putih mulus, dengan payudara yang agak menyembul (padahal baju yang dipakai sudah agak longgar), dengan rambut pendek yang memperlihatkan lehernya yang indah. Benar-benar menggugah birahi setiap pria.
“Hai mas Joe. Apa kabar?” sapanya tidak menghilangkan sikap kekanak-kanakannya.
“Julia.. Kamu Julia?” Tanya ku heran.
Dia hanyu menganggukan kepala. “Wah….. terakhir lihat kamu masih kecil dan suka nangis. Sekarang sudah jadi bidadari” pujiku kepadanya
“Ah… Mas Joe bisa aja”
Aku persilahkan dia masuk ke apartemen, dia terkagum-kagum akan suasana aprtemenku yang memang mewah menunjukan bahwa pemilik apartemen adalah seorang pria jantan.
“Wah….. Apartemennya bagus banget”
“Ah… gubuk seperti ini kok dibilang bagus” jawabku merendah dengan menyebut apartemenku sebagai gubuk.
Kemudian aku tunjukan kamarnya yang berada di kamar utama. Dia sedikit malu ketika mengetahui bahwa kamar yang akan ditempatinya lebih besar dari kamarku. Dia minta tukar kamar tetapi aku menolak. Kemudian Julia berjalan kearah kamar mandi yang memang jadi satu dengan kamar utama tersebut. Cukup lama Julia di dalam kamar mandi itu dan setelah keluar dia tersenyum sambil menyembunyikan sesuatu dibelakang punggungnya,
“Hehehe……. Ternyata mas Joe nakal juga ya” kata Julia tiba-tiba
“Apa maksudmu?”
“Udah deh nggak usah pura-pura nggak ngerti”
“Aku benar-benar nggak ngerti”
“Kalau begitu ini punya siapa ?” jawab Julia sambil mengeluarkan benda yang dia sembunyikan di balik punggungnya.
Bagai tersambar petir 100 kali aku melihat benda yang dibawa Julia. Sebuah celana dalam dan BH hitam berenda. “Mampus aku. Aku kok bisa lupa balikin benda itu ke Cindy” kataku dalam hati. Cindy adalah salah satu staff personalia di kantorku. Dia yang biasa disebut orang hypersex. Kalau bercinta dengan dia nggan bisa Cuma 2 kali orgasme. Harus minimal 5 kali orgasme.
“Eeengg…..Eengg…. Itu punya teman aku. Lupa belum aku kembalikan. Soalnya 2 hari yang lalu ada meeting dadakan disini sampai malam. Jadi dia numpang tidur disini” Jawabku berbohong.
“Numpang tidur atau numpang ditiduri. Nggak usah bohong deh. Julia maklum kok. Mas Joe-kan udah dewasa emang sudah waktunya kok ngelakuin hal-hal begitu” Jawab Julia.
Dan hari itu kami habiskan dengan ngobrol melmpiaskan rasa kangen kami berdua. Saat itu aku baru mengenal Julia yang baru yang berbeda dengan Julia yang dulu. Julia yang sekarang tidak jauh berbeda dari aku. Dia juga adalah seorang petualang sex. Dia sering hunting cowok di club-club atau vila dekat kota malang. Dia menceritakan bahwa keprawanannya direnggut oleh pacarnya waktu SMP. Tapi lama kelamaan dia jadi ketagihan ngesex.
“Emang mama tau kelakuanmu?” tanyaku heran
“Ya ennggak lah. Bisa dibunuh aku kalau mama tau”
“Terus kamu nggak takut hamil?”
“Halooo. Jaman sekarang gitu loh. Masa takut hamil. Aku sering minum pil anti hamil” jawabnya
Sejak saat itu kami berdua hidup dengan bebas dan hanya ada satu aturan bahwa Julia tidak boleh mengganggu privasi –ku dan begitu juga sebaliknya. Kami sering membawa pasangan kami ke apartemen untuk memuaskan nafsu kami. Bahkan belum satu bulan Julia kuliah dia sudah bisa gaet kakak kelasnya ke atas ranjang. Emang hebat adik tiriku ini.
Tetapi lama-kelamaan ada perasaan lain dihatiku. Perasaan sayang dan takut kehilangan dia. Aku mengakui kalau aku telah jatuh cinta kepadanya. Setiap kali cowoknya datang dan bercumbu dengan dia, ada perasaan cemburu dihatiku.
Sekitar satu setengah tahun kemudian, ketika itu hujan telah sering mengguyur kota Surabaya, Julia pulang dari kampus dengan raut wajah yang aneh. Julia yang biasanya ceria sekarang terlihat sedih. Julia langsung masuk kedalam kamar. Sebagai kakak aku ingin tau apa yang terjadi pada adik tiriku ini langsung mengetuk pintu kamar Julia. Setelah sekian lama mengetuk pintu dan tidak ada respon, aku akhirnya memaksakan diri masuk kedalam kamar.
Aku melihat Julia yang sedang duduk termenung dengan kedua kakinya dilipat sehingga siku kakinya menempel pada dagunya dan beberapa butir air mata jatuh menelusuri pipinya. Aku mendekati Julia dan memeluknya dengan penuh kasih sayang serta bertanya apa yang terjadi pada dirinya.
Julia menceritakan kepadaku semua maslahnya yang ternyata bahwa dia baru saja diputusin sama cowoknya. Dia sedih karena ini pertama kalinya dia diputusin sama cowok. Biasanya dialah yang memutuskan hubungan dengan cowok-cowoknya.
Sebagai seorang kakak aku mencoba untuk menghiburnya. Tetapi bukannya rasa terima kasih yang aku dpat malah dia semakin marah kepadaku.
“Mas Joe sih gampang ngomong seperti itu. Mas Joe kan nggak ngerasain apa yang Julia rasakan” Bentak Julia
“Siapa bilang aku nggak bisa ngerasain kesusahanmu. Kamu tau nggak kenapa hampir seminggu ini mas nggak bawa cewek mas ke sini? Mas udah nggak punya cewek lagi. Cewek mas semuanya juga ninggalin mas. Mereka enak setelah mendapatkan sedikit harta dari mas, langsung ditinggal kawin sama laki lain” Jawabku nggak mau kalah.
Sejenak kami berdua terdiam merenungkan apa yang terjadi pada hidup kami. Yah, mungkin ini adalah karma bagi kami yang sering seenaknya sendiri ganti-ganti pasangan tanpa memikirkan perasaan pasangan kami. Tetapi tidak lama kemudian kami saling pandang dan tertawa bersamaan.
“Kok bisa ya kita bisa senasib seperti ini?” Tanya Julia
“Iya, ya. Mungkin kita emang udah jodoh. Senang sama-sama, susah juga sama-sama. Eh, gimana kalau kita cari makan aja diluar. Dari pada kita disini bete mikirin pacar kita yang kurang ajar”
“Wah boleh juga tuh. Tapi mas Joe yang traktir ya”
“Oke”
Akhirnya kami keluar apartemen untuk mencari makanan disekitar jalan MayJend yang memang banyak terdapat penjual makanan yang murah tapi enak. Setelah makan kami kembali ke apartemen dengan sebuah wine yang telah kami beli sebelumnya di restortan tempat kami makan.
Sesampainya di apartemen aku langsung membuka wine dan duduk di ruang tengah bersama Julia. Kami minum Wine itu sambil melihat acara Discovery Channel yang menayangkan beberapa macam binatang di Afrika dan mengobrol. Tak terasa bahwa kami telah menghabiskan 1 botol wine berdua. Arah pembicaraan kami pun semakin kacau. Setiap pembicaraanku yang mengarah ke masalah sex selalu ditanggapinya. Perasaan hangat menjalar di sekujur tubuh kami. Sentuhan-sentuhan kulit kami terasa sensitive sekali. Setiap dia menepuk pundakku dikala aku membuat suatu joke, menjadi terasa membangkitkan nafsu birahiku. Kami duduk semakin rapat hingga aku dapat memeluk tubuhnya. Dan entah siapa yang mulai kami telah ada dalam suatu percumbuan yang panas. Julia mencium bibirku dengan lindahnya dia masukan ke dalam mulutku. Aku yang mendapat serangan seperti itu segera merespon ciumannya sambil tanganku mulai bergerilya di sekwilda (Sekitar wilayah dada)-nya.
“Julia kita pindah ke kamar yuk” ajakku sambil mengulurkan tangan untuk membantu Julia bangkit.
Julia hanya mengangguk sambil mengulurkan tangan sebagai pertanda dia menyetujui ajakanku.
Sesampainya di dalam kamar, aku membaringkan tubuh Julia di tempat tidur. Aku mulai mencium bibir tipisnya dengan lembut. Tangan ku tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas payudaranya yang masih tertutup T-shirt ketatnya. “Mmmhhhh……” desah Julia didalam mulutku. Aku mulai melepas T-shirt ketatnya berserta BH-nya. Payudara Julia aku remas lembut. Kulitnya yang halus dan payudaranya yang 36 B semakin membakar birahiku. Aku semakin tidak kuat menahan nafsuku lagi. Akhirnya aku buka seluruh pakaiannya dan melepas pakaianku sendiri.
Sesaat aku tertegun melihat tubuh Julia yang telanjang didepanku. Ini pertama kalinya aku melihat tubuh Julia dalam kondisi telanjang total. Terhampar dihadapanku Tubuh Julia yang putih-mulus dan seksi yang dihiasi oleh payudara 36 B dengan puting yang mungil. Sedangkan kemaluan Julia yang gundul tampak menonjol dibagian bawah perutnya.
“Tubuhmu benar-benar indah Julia” pujiku kepada Julia.
Aku memulai kembali remasanku pada payudaranya sambil menciumi bibirnya, yang kemudian berpindah ke telinganya kemudian merambat turun ke lehernya dan tengkuknya. Tanganku di payudaranya pun tidak hanya meremas tetapi juga memilin –milin putting Julia. Aku mulai mencium payudara Julia, mengulum, menjilat putting Julia. Julai mengeliat dan langsung memeluk tubuhku. Gairahku semakin meningkat ketika melihat Julai tampak menikmati saat payudaranya aku permainkan. Tangan Julia tidak tinggal diam. Tanganya mengelus dan mengocok penisku dengan lembut.
“Aaahhh…. Enak banget Julia, terusin sayang” erangku merasakan kenikmatan.
Perlahan aku mulai menurunkan posisi badanku hingga kini menghadap tepat di depan vagina gundulnya. Aku hanya meneguk ludah menyaksikan vagina Julia yang sangat merangsang. Ini adalah vagina terindah yang pernah kulihat” gumamku dalam hati. Tanganku mulai mengelus-elus bibir vaginanya. Julia semakin melebarkan kakinya sehingga vaginanya semakin terbuka lebar. Tanpa menunggu lama lagi akupun mulai memainkan dan menjilat vaginannya terutama dibagian daging menonjol di dalam vaginannya.
“Ah… Ooooohhhh…. Enak mas, Uuuhhh…..jilat terus mas” Julia mendesah semakin kuat, goyangan badannya semakin terasa.
“Ooooohhh…. Mas…. Aku pingin penismu, mmmhhh….. Please….”
Mendengar permintaanya tersebut aku membaringkan tubuhku disebelah Julia sementara Julia langsung menindih tubuhku dengan posisi 69. Julia mengocok penisku yang semakin lama semakin tegang. “Ooohhh….. Sayang enak banget” lenguh-ku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Tidak lama kemudian aku merasakan penisku terasa hangat. Ternyata Julia sudah mengulum penisku ke dalam mulutnya. Julia mengulum penisku dengan ritme yang pelan tetapi terasa sekali pergesekan penisku dengan dinding-dinding mulutnya.
Aku yang tidak mau kalah mulai menjilati vagina Julia dengan sedikit bantuan dari tanganku yang mencoba mengocok vaginanya. “Uuuhhh… mas … enak mas…. Terus jilati klitorisku mas” erang Julia begitu melepas penisku dari mulutnya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, “Uuuhhh…. Mas…. Sedikit lagi mas…. Aku mau keluar….”
“Tahan….. sayang, aku ……juga mau…… keluar…….” Balasku. Jilatan serta kocokanku didalam vaginanya semakin lama semakin cepat, begitupun kuluman Julia pada penisku. Dan tidak lama kemudian aku merasakan tubuh Julia menegang dan vaginannya yang mengalirkan cairan yang begitu banyak. Aku langsung meminum cairan orgasme Julia. Begitu terasa hangat dan nikmat. Ini adalah pertama kalinya aku meminum cairan orgasme wanita. Sebelumnya aku tidak pernah mau meminum cairan tersebut.
Entah kenapa aku ingin merasakan cairan orgasme Julia.
Julia masih mengulum penisku. Bahkan gerakannya makin tidak teratur. “Oooohhhh sayang… aku…. Keluar….. Aaahhhh……” Croooottt…. Croootttt….. Croooottttt….. Menyemburlas seluruh spermaku kedalam mulut Julia yang langsung di telannya sampai habis. Bahkan dia tidak langsung melepas penisku. Ditunggunya penisku sampai mengecil.
“Wooww…… kamu benar-benar hebat sayang. Aku belum pernah ngalami orgasme seperti ini”
Julia hanya tersenyum hambar ke arahku.
“Ada apa sih sayang ? “ tanyaku heran kepada Julia. Aku memluk tubuh telanjangnya dari belakang.
“Mas. Kita seharusnya nggak ngelakuin ini”
“Kenapa sayang ?”
“Mas Joe kan kakakku. Apa jadinya kalau orang tau apa yang sudah kita perbuat. Apalagi kalau mama dan papa tau”
“Kamu nggak usah khawatir. Nggak akan ada yang tau kalau kita nggak beri tau mereka. Memang aku adalah kakakmu, tetapi kita nggak ada hubungan darah. Aku adalah kakakmu hanya karena status bukan hubungan darah. Dan sebenarnya aku sudah jatuh cinta sama kamu waktu kamu datang ke sini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak bisa memelukmu, menciummu dan mendekapmu dengan mesra. Karena kau adikku. Aku hanya bisa memendam, dan melampiaskan kepada teman-teman wanitaku. Bahkan ketika kau bersetubuh dengan pacarmu, ada perasaan cemburu dalam diriku” Kataku menjelaskan secara jujur kepada Julia.
Julia terlihat sedikit terkejut akan pengakuanku. “Mas Joe cinta sama aku ?”
“Sangat”
Dia terdiam sejenak, kemudian dia berkata “Kenapa mas Joe ngak bilang dari dulu. Aku sebenarnya juga cinta sama mas Joe sejak dari kecil. Aku mengagumi sifat mas Joe yang begitu sayang sama aku. Aku jadi begini juga karena aku nggak mungkin bisa jadi pacar mas Joe. Karena aku takut kalau aku ungkapkan mas Joe menolak aku karena aku adik mas Joe, terus sikap mas Joe berubah padaku”
Aku yang mendengar hal itu gantian terkejut. Rasanya nggak percaya kalau sebenarnya Julia sudah mencintaiku sejak kami masih kecil.
“Ya sudah. Kalau begitu nggak ada masalahkan. Biar kita simpan hubungan kita ini dari orang lain. Sekarang ayo kita lanjutkan acara kita. Hehehe….”
“Iiihhh…. Udah nggak tahan ya mas”
“Mana ada laki-laki yang tahan lihat bidadari telanjang seperti kamu”
Kembali aku menindih tubuh indah Julia. Aku cium kembali kedua buah payudara Julia sambil sesekali menyentil putingnya dengan lidahku. Setelah puas bermain dikedua payudaranya aku menurunkan posisiku ke bawah Julia sehingga berada kembali di depan vaginanya. Akupun mulai menjilati dan menciumi vagina dengan buasnya, kujilati semua permukaan vagina Julia dengan liarnya. Julia pun hanya bisa pasrah dan menikmati seranganku, kakinya semakin dibuka dengan lebar. Kuarahkan lidahku ke klitoris Julia, kumainkan dan kuputar – putar ujung lidahku dengan cepat pada klitoris Julia, Julia mendesah dan menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya kini bergantung di bahuku. Desahan Julia semakin kuat dan sering, kumainkan lidahku, kujilat pula lubang vaginanya, lalu kembali ke klitorisnya. Jarikupun tak ketinggalan ikut beraksi, kutusukkan jari tengahku ke lubang vagina Julia, dan Julia makin merasa nikmat dengan permainan lidahku dan juga sodokan jariku pada lubang vaginanya, tangannya pun meremas – remas dan menjambak rambutku. Sesekali tangan Julia memainkan payudaranya, menghisap putingnya. Cukup lama aku menggarap vagina Julia dengan lidah dan jariku. “Ooouuuhhhh….. mas….. masukin penismu dong” pinta Julia yang sudah tidak tahan segera memulai pertarungan ranjang pertamanya bersama denganku.
Tanpa menunggu waktu lagi segera aku posisikan penisku ke depan gerbang surga milik Julia. “Mas Joe, pelan-pelan ya. Soalnya aku belum pernah kemasukan benda besar seperti punya mas Joe”
“Tentu sayang. Mas akan pelan-pelan kok”
Aku menempelkan kepala penisku di bibir vagina Julia dan sedikit-demi sedikit aku mulai memasukan penisku ke dalam vagina Julia. Entah penisku yang besar atau vagina Julia yang kecil, terasa sekali gesekan dinding kemaluan Julia ke penisku sehingga aku merasakan kenikmatan surga dunia. Perlahan kepala penisku menerobos ke dalam lubang vagina nikmat milik Julia.Tubuh Julia agak bergetar saat penisku menerobos masuk. Kembali Julia melebarkan kakinya dan menaikkan pantatnya perlahan, hingga batang penisku masuk seluruhnya ke dalam lubang vagina Julia. “Aaahhhh…..” bersamaan kami mengerang ketuika penisku menghantam dinding rahim Julia. Saat penisku berada di dalam vagina Julia, rasanya sangat nyaman, hangat dan berdeyut – denyut dengan nikmatnya. Aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini dengan pacar-pacarku terdahulu.
Akupun mulai menggerakkan pantatku naik dan turun. peniskupun mulai memompa dengan nikmatnya di dalam vagina Julia. Sungguh teramat sangat nikmat. Kulakukan dengan perlahan – lahan, tidak tergesa – gesa, sekali – kali bibirku mencium bibir tiptis Julia dengan lembut dan penuh gairah. Kulihat payudara Julia yang besar itu bergoyang – goyang seiring pompaan penisku di dalam vaginanya. Sungguh enak dilihat, satu tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan putingnya, sekali – kali kuhisap dan kujilati. Cukup lama juga aku memompa penisku, Julia mulai mendesah – desah, dan menggoyang – goyangkan pinggulnya…
“Aaahhh…. Aaaahhhh…. Terus mas. Enak banget penismu mas. Uuuhh…. Uuuhhh….Ini penis ternikmat yang pernah Julia rasakan. Aaaahhhh…..”
“Vaginamu juga nikmat Julia….. sempit dan enak”
Sekitar sepuluh menit kemudian,”Oouuhhhh….. Mas…. Julia mau keluar nih. Aaahh.. Aaahh…. Aaaahhhh…….” Erang panjang Julia menyambut orgasmenya kembali. Kurasakan Vagina Julia menyemburkan cairan hangat ke penisku, Julia nampak lemas dengan ekspresi penuh kepuasan di wajahnya
“Mas Joe hebat juga ya aku sudah dua kali keluar tapi mas Joe baru sekali”
“Kamu juga hebat kok. Vaginamu begitu sempit. Pokonya nikmat banget bersetubuh sama kamu”
Aku kembali memeluk tubuh telanjang Julia yang telah penuh dengan keringat pertempuran kami dan membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang.
“Mas, jangan tinggalin Julia ya. Julia nggak tau bakalan seperti apa Julia tanpa mas Joe”
“Iya sayang, Aku nggak akan meninggalkanmu. Mas cinta banget sama Julia. Apalagi vaginamu begitu nikmat. Sayang sekali kalau ditinggal. Hehehe….”
“Penis mas Joe juga enak. Besar dan panjang. Aku sepertinya juga akan ketagihan bersetunuh sama mas Joe”
“Kalau begitu tunggu apa lagi” Jawabku langsung kembali mencium bibirnya kembali. Setiap memulai percumbuan aku selalu memulainya denga ciuman-ciuman. Sebab kebanyakan wanita akan gampang terlena jika diberi banyak ciuman.
Ciumanku menuju kearah telinga kanan Julia. Disana aku kulum daun telinga Julia sambil sesekali aku masukan lidahku ke dalam lubang telinganya. Julia bereaksi dengan menggeliatkan tubuhnya dan mendesah-desah. Kembali menurunkan tubuhku untuk mengerjai vaginannya. Terus terang aku benar-benar terangsang dengan vaginanya yang gundul. Selama ini tidak satupun dari pacar-pacarku yang mau mencukur bulu kemaluannya. Aku kembali menciumi vaginanya dengan sangat rakus.
Aku permainkan vaginanya dengan lidah dan jari-jariku. Aku terus kocok lubang vaginannya dengan jari-jariku sementara klitorisnya menjadi mainan lidahku.
“Aaahhh… Aaahhh… Mas…. Nikamat….. Terus mas. Mainin Klitorisku….Uuuhhhh….. Kocok yang cepat mas…. Ahhhhh…..”
Aku seakan mendapat dorongan semangat semakin mempercepat kocokan tanganku pada lubang vaginanya dan jilatanku pada klitorisnya pun semakin liar. Bahkan terkadang klitorisnya aku kulum dan hisap sekuat-kuatnya. Ini menyebabkan tubuh Julia menggeliat tidak beraturan,
“Ooooouuuhhh….. mas…. Aku….. kelll…luaaarrr…. Aaaaahhhh……..” Jerit Julia membahana di dalam kamar. Aku merasakan kembali semprotan cairan orgasme Julia. Tubuh Julia melemas dan tampak nafasnya seperti mau putus. Aku membiarkan Julia menikmati orgasmenya kembali.
Setelah kurang lebih 10 menit mengatur nafas , aku menyuruh Julia untuk menungging. Julia tau kalau aku ingin bersetubuh dengan gaya anjing (Doggy Style). DIa menuruti keinginanku karena dia ingin aku juga merasakan kenikmatan seperti apa yang dia rasakan.
Aku menciumi telinga kiri Julia yang belum sempat mendapat jamahan selama persetubuhan kami kemudian merambat ke bagian leher belakang Julia. “Aaahhh…. Mas. Kamu romantis banget. Aku belum pernah diperlakukan seromantis ini oleh cowok manapun”. Ciumanku turun melalui punggungnya semakin lama semakin trurn hingga wajahku berada di depan dua buah pantat montoknya. Pantanya begitu bulat dan montok sehingga membuatku benar-benar gemas. Aku cium pantatnya dengan sedikit sedotan dan gigitan sehingga meninggalkan bercak merah pada pantatnya.
Setelah puas menikmati pantat montok Julia. Aku memposisikan tubuhku dibelakang Julia untuk memulai pertarunagn kami selanjutnya. perlahan aku maju, mula – mula tanganku mulai memegang kedua paha Julia, lalu tanganku mulai melebarkan paha Julia, kuarahkan penisku secara perlahan, perlahan tapi pasti kepala penisku mulai memasuki vagina Julia. Julia mulai mendesah, akupun mulai menekankan pantatku ke depan, kini peniskupun mulai masuk, Julia mulai mendesah, akhirnya peniskupun masuk seluruhnya ke dalam vagina Julia, segera saja aku mulai memompanya, dengan gerakan maju mundur yang berirama, sementara tanganku bergantian meremas – remas payudara Julia yang bergoyang menggemaskan, kurasakan penisku berdenyut nikmat, vagina Julia memang nikmat, penisku terasa dijepit kuat, karena lubang yang sempit, setiap kali penisku maju mundur terasa seperti diremas dan dipijat dengan kuat…ah akupun mulai mempercepat goyanganku….Julia juga menimpali dengan ikut menggoyangkan pantatnya yang besar dan seksi itu, kenikmatan yang kami rasakan sungguh luar biasa. Setelah berapa lama, sambil tetap dengan posisi penisku di dalam vaginanya, tanpa mencabutnya, aku mulai menarik Julia. Aku segera memeluk Julia dari belakang dan perlahan duduk sambil menarik Julia ke pangkuanku.
Kini Julia mulai bergerak memainkan pantatnya, penisku terasa nikmat sekali, tanganku mulai meremas – remas payudara Julia. Plook…plookk….plook….semakin nyaring terdengar suara penisku yang sedang memompa dalam vagina Julia yang sudah basah tersebut. “Ooohh… Ooohhh… Terus mas… Setubuhi aku… Aku milik mas Joe…. Uuuuhhh….” Rintihan Julia semakin membakar semangatku. akupun segera memainkan penisku dengan ganas, sambil berciuman denga Julia dari belakang. mulut Julia mulai mendesah dengan cepat, pantatnya ikut bergoyang mengimbangi setiap sodokan penisku….Tangan Juliapun meraih tanganku, mengarahkannya agar aku memainkan puting payudaranya, sementara tangan Julia yang satu lagi mulai memainkan klitorisnya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, Julia orgasme kembali. Tubuhnya langsung lemas merasakan kelelahan yang teramat sangat. Aku pun menindih tubuhnya dari belakang. Setelah Mengatur nafas kembali aku merebahkan tubuhku disebelah kiri Julia.
“Mas Joe kok kuat sih. Pantesan cewek-ceweknya banyak yang ketagihan” puji Julia.
“Ah, nggak juga. Soalnya tubuhmu indah dan nikmat banget, jadinya sayang kalau buru-buru keluar. Aku masih ingin terus menggeluti tubuhmu sayang”
“Kalau begitu sekarang biar aku yang puasin mas Joe” jawab Julia sambil merebahkan dirinya diatasku. Sekarang giliran Julia yang ambil kendali. Diciumnya bibirku dengan penuh nafsu dan gairah yang tak pernah padam. Ciuman turun ke dadaku dan semakin turun hingga penisku berada di depan matanya. “Ini dia benda yang bikin aku ketagihan” kata Julia.
Julia mulai memainkan penisku dengan tangannya yang halus, enak benar rasanya, jempol tangannya mengurut – ngurut kepala penisku dengan lembut. Aku hanya bisa merem melek saja merasakannya. Lalu Julia mulai mendekatkan mulutnya ke arah penisku. Kurasakan rasa nikmat yang luar biasa ketika lidahnya mulai memainkan kepala penisku. Seluruh tubuhku rasanya lemas tak berdaya. Lalu perlahan tapi pasti penisku mulai masuk ke dalam mulut Julia. Nikmat rasanya saat Julia mengulum, menghisap penisku, juga saat lidahnya menjilati kepala dan batang penisku. Rasanya tidak bisa kupercaya, penisku bisa masuk ke dalam mulut Julia yang mungil dan sensual itu, lembut sekali rasanya elusan bibirnya menyentuh penisku.
Tangan Julia juga mengelus – ngelus bijiku, enaaak banget rasanya. Sesekali mulut dan lidah Julia mengulum dan menjilati bijiku. Service Julia yang enak ini benar – benar membuatku kelojotan dan hanya bisa merem melek merasakan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa ini. Sambil mengulum penisku, sesekali Julia menatapku. Sungguh luar biasa sensasi yang dirasakan saat kita melakukan kontak mata saat sedang diberikan oral seks.
Aku mengambil posisi dudu agar aku dapat melihat lebih jelas penisku yang keluar-masuk mulut mungil Julia. Ahh… pemandangan yang benar-benar indah. Tanganku memegang kepala Julia untuk membantunya mengatur ritme kulumannya.
“Sekarang waktunya pertunjukan utama. Hehehe” Kata Julia sambil tangannya memegang penisku, ke dalam surga kenikmatan. kakinya dibuka lebar – lebar, perlahan sambil duduk diarahkannya lubang vaginanya ke arah penisku yang sudah berdiri tegang itu…Jleb…ah nikmatnya. Juliapun segera menggoyangkan pantatnya, naik turun, tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan payudaranya. Kuciumi dan kujilati leher dan bibir Julia, Julia mengelinjang kegelian. Gerakan Julia semakin cepat, memompa penisku dengan kuat, tangankupun tak ketinggalan menggosok – gosok dan memainkan bagian atas vaginanya. Julia menyandarkan kepalanya ke arahku. Desahan nafas kami makin cepat dan bunyi penisku yang sedang menggarap vagina Julia terdengar jelas…Plookk…Plookk…semakin menambah nafsu kami.
“Aahh… Aahh… Mas… Enak…. Ba…nget. Oya….. Setubuih aku….. Ooohhh…. Mas Joe…… Jantan….. Mas Joe …. Perkasa…… Aku ketagihan bersetubuh sama mas…… Aaahhh……” Erang Julia merasakan kenikmatan yang tiada duanya
“Oooohhh….. Mas….. Julia….. Cinta….. Mas Joe….. Ooohhh…. Terus mas”
Tidak berapa lama tubuh Julia mengejang, nampaknya Julia mengalami orgasme lagi, akupun juga merasakan peniskupun sudah berdenyut semakin kuat, segera saja aku ikut menggoyangkan pantatku dengan cepat, mata Julia kulihat merem melek keenakkan.
“Julia…. Mas…. Mau….. keluar……”
“Yeeesss….. aklhirnya…… keluarin aja mas….. Aku ingin spermamu….. Aaahhhh”
“Julia……. aku…. nggak…. tahan…. Lagi….. Aaaaaahhhhh…….”Croot…Croottt…Croooottt…… cairan sperma menyembur dengan kuat ke vagina Julia, kuremas payudara dengan kuat…Aahhh sungguh nikmat yang tiada duanya. Aku dan Julia terdiam sesaat, bibir kami berciuman dengan mesra….
“Mas Joe. Aku benar-benar ketagihan nih. Mas Joe harus tanggung jawab”
“Iya sayang mas Joe akan tanggung jawab. Tapi kita istirahat dulu ya. Nanti lanjut lagi” kata ku berusaha menyabarkan Julia yang sudah naik lagi nafsunya. Ketika aku melihat jam yang ada di kamar aku cukup terkejut karena sudah menunjukan jam 10 malam itu berarti sudah lebih dari 3 jam kami bersetubuh. Wow kuat juga Julia. BIasanya cewek-ku cuka mampu satu jam setelah itu sudah kelenger.
Aku terlelap dalam mimpi yang indah sampai aku merasakan ada yang geli dibagian penisku. Ketika aku membuka mata tampak Julia sedang menjilati batang penisku. Mendapat reaksi seperti itu nafsuku kembali memuncak. Dan malam itu kami melakukankembali pertarungan birahi sampai aku keluar 3 kali dan entah berapa kali Julia orgasme. Kami benar-benar kelelahan sampai aku terlambat untuk berangkat kerja pada pagi harinya.
Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pertempuran birahi selama seminggu penuh. Aku pun menyetujuinya dan aku langsung menghubungi kantor untuk meminta ijin cuti selama seminggu
Selama seminggu penuh tersebut kami terus melakukan hubungan sex dimanapun dan kapanpun kami mau. Bahkan kami tidak pernah memakai pakaian, maksimal hanya CD yang kami pakai sebagai penutup tubuh kami. Dan dress code ini berlanjut sampai setelah acara seminggu penuh birahi itu berakhir. Jadi jika aku pulang kerja maka aku harus melepaskan semua pakaian dan hanya menyisakan sebuah CD. Hanya jika da kerabat atau orang tua atau bahkan teman-teman kami, kami baru berpakaian lengkap dan sopan.
Kehidupan yang kami jalani penuh dengan gairah. Setiap saat, setiap waktu kami selalu melakukan hubungan sex. Entah aku atau Julia yang meminta terlebih dahulu. Pernah suatu ketiak Julia sedang berada di dapur untuk mencuci sayuran yang akan dimasak untuk makan malam dengan tubuh telanjang dan hanya ditutupi apron pada bagian depannya. Aku yang melihat kondisi Julia yang seperti itu mwmbuat gairahku memuncak. Aku memeluk tubuhnya dari belakang dan mencium leher indahnya. Tanganku meluncur ke dalam apron dan menuju ke payudranya yang besar. Aku remas payudar besar itu dengan penuh gairah. “Aaahhh…. Sabar mas. Nanti nggak matang-matang lo makanannya” kata Julia mengingatkan.
Tapi aku yang telah bernafsu tidak menghiraukan. Bahkan aku lepas CD ku dan menarik pantat Julia kebalakang sehingga pantat Julia menungging kebelakang sementara tangannya berpegang pada tempat cucian. Aku memasukan penisku ke vagina Julia dari belakang. Aku memompa penisku maju mundur, keluar-masuk vaginanya. Sekitar 10 menit kemudian kami mencapai puncak orgasme bersama-sama. Aku menyemprotkan spermaku ke dalam vaginanya. Selama berhubungan aku selalu meyemprotkan spermaku ke vaginanya karena baik aku maupun Julia sangat suka merasakan spermaku yang menyemprot ke dalam vaginanya. Dan untuk mencegah terjadinya kehamilan Aku menyarankan kepada Julia untuk memekai Spiral dan tetap meminum pil anti hamil.
Hubungan kami dengan kedua orang tua kami masih terjalin sangat baik. Ayahku dan ibu tiriku sangat senang melihat keakraban kami. Yang semakin hari semakin akrab. Padahal mereka tidak tau apa yang menyebabakan keakraban diantara kami. Apalagi kalau bukan sex. Hubungan kami dengan para tetangga aparteman juga masih terjalin sangat baik. Mereka masih menganggap kami adik-kakak yang harmonis. Mereka tidak tau bahwa setiap hari di apartemen sebelahnya selalu terjadi pertempuran birahi antara kakak beradik.
Aku masih tinggal di apartement walaupun aku telah membeli rumah dengan tabunganku sendiri karena rumah itu akan aku gunakan untuk nanti kehidupanku setelah menikah dengan Julia.
Setelahg Julia lulus akhirnya aku memantapkan hati untuk melamarnya menjadi istriku. Aku tau pasti orangtua kami tidak merestui, tapi kami tetap menikah dengan hanya mengundang beberapa saksi. Tetapi seminggu kemudian saat acara resepsi kami dikejutkan dengan hadirnya kedua orang tua kami. Mereka akhirnya merestui hubungan kami. Kami sangat terharu ketika mendengar bahwa kami telah direstui. Sekarang aku tinggal dirumah kecil yang telah aku beli sebelumnya bersama dengan istriku yang juga adalah adik tiriku.
Aku yang merasa kasihan pada ayahku menyetujui keputusannya untuk menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Wanita tersebut bernama Desy dan anaknya Julia. Ketika aku bertemu dengan calon ibu tiriku aku sangat menyukainya sebab telah lama aku mendambakan sosok seorang ibu yang aku temukan dalam sosok seorang Desi. Dan aku juga sudah lama menginginkan seorang adik. Apalagi melihat calon adik iparku yang ceria dan menggemaskan. Betapa bahagiannya hidupku nanti.
Setelah ayah menikah hidupku memang bahagia bersama ibu dan tiriku. Aku yang pada waktu itu baru kelas 2 SMP senang sekali bermain bersama adik tiriku Julia yang pada waktu masih duduk di kelas 4 SD.Tetapi kebahagiaan itu berubah ketika akhirnya ayah dan ibu tiriku bercerai 4 tahun kemudian yang disebabkan ayahku yang berselingkuh dengan sekretaris di kantornya. Aku benar-benar nggak rela harus kehilangan seorang ibu kembali. Aku selalu menyalahkan ayah sehingga ibu pergi membawa Julia adik tiriku.
Walau kini kami berada di tempat yang berbeda aku di Surabaya sedangkan ibu tiriku di Malang. Setiap akhir bulan aku pergi mejenguk ibu tiriku. Dan ibu tiriku sangat senang dengan kedatanganku. Dia masih mau menerimaku di rumahnya.
Aku masih tidak bisa memaafkan ayahku yang berseli
ngkuh. Hal ini membuat aku menjadi pria yang Bengal di luar rumah tetapi sopan di dalam rumah. Bahkan ketika aku lulus SMA dan akan masuk perguruan tinggi di Bandung aku secara sembunyi-sembunyi menyewa sebuah vila dan mengajak teman-temanku pesta Miras dan Sex. Sex memang bukan hal baru bagiku. Sex pertamaku adalah dengan guru BP SMA-ku sebagai “Uang Suap” karena dia mengetahui sifat bengalku. Aku sih tidak menyesal melakukan tersebut dengan guruku. Disamping guru BP-ku cantik, juga karena aku ingin merasakan yang namanya sering disebut orang sebagai sorga dunia. Bahkan selama aku sekolah di SMA itu aku menjadi “teman tidur” guru BP-ku.
Memasuki masa kuliah, tingkah lakuku semakin tidak terkendali. Sex dan miras sudah menjadi bagian hidupku. Apalagi aku tinggal sendiri disebuah rumah kontrakan yang diberikan ayah kepadaku. Dalam satu semester aku memiliki memiliki 2 sampai 3 orang pacar resmi dan 4 sampai 5 orang “teman tidur”. Dan setiap malam selalu ada wanita yang menemani aku di kontrakan untuk melayani nafsu sex-ku.
Pacar resmiku pun sudah aku nikmati tubuhnya. Dan setiap semester aku berganti-ganti pasangan yang sudah pasti aku nikmati tubuh mereka di atas ranjang. Aku melakukan hal ini karena aku mencari seorang wanita yang memang tulus mencintai aku. Sedangkan selama ini mereka mereka bilang cinta padaku padahal mereka hanya inginkan uangku karena memang selama kuliah bisa dibilang uangku tidak terbatas. Keadaan ini membuat teman-teman menjuluki aku sebagai Don Juan anak tehnik.
Setelah lulus kuliah aku diterima bekerja di suatu perusahaan kontraktor terkenal di Surabaya. Walau aku kembali ke Surabaya aku tidak mau tinggal bersama ayah. Aku memutuskan untuk membeli apartemen. Dengan uang sisa kuliahku dan sedikit bantuan dana dari ayahku. Bukan rasa kecewa terhadap ayah yang menyebabkan aku tidak mau tinggal dengan dia tetapi aku ingin mandiri. Aku telah memaafkan ayahku dan ayah pun menyetujui keinginanku untuk mandiri.
Sejak bekerja aku tidak lagi mengkonsumsi miras berlebih seperti waktu kuliah, tetapi petualangan sex-ku terus berlanjut. Sudah banyak wanita yang menjadi korbanku. Terutama mereka yang sering clubbing di diskotik-diskotik besar. Kenikmatan demi kenikmatan aku rasakan tetapi semua itu semu karena aku tidask mendapatkan cinta didalamnya.
Suatu hari sekitar jam 2 siang, telepon apartemenku berdering. Dan ketika kuangkat ternyata ibu tiriku yang menelepon. Oh, bagaimana aku bisa lupa dengan ibu tiriku ini, selam ini aku jarang dan bahkan tidak pernah lagi menelepon beliau. Padahal beliau adalah orang yang bisa menjadi tempat aku curhat.
Ibu tiriku menelepon untuk meminta ijin agar anaknya Julia bisa tinggal di rumahku, karena Julia diterima di jurusan kedokteran di PTN yang terkenal di Surabaya. Aku merasa bahagia karena bisa bertemu dengan adik tiriku yang lucu dan menggemaskan. Aku langsung menerima permintaan ibu dengan senang hati karena aku jadi ada teman di apartemen selain itu juga aprtemenku (Orang barat bilang sih penthouse) yang memiliki tiga kamar tidak terasa kosong. Apartemenku memiliki 1 kamar utama, 1 kamar tamu dan 1 kamar berukuran kecil yang menjadi tempat tidurku.
Satu minggu kemudian bel apartemenku berbunyi. Aku tau itu pasti Julia, Karena ibu bilang bahwa Julia akan datang satu minggu lagi, Aku membayangkan Julia yang lucu dan menggemaskan yang menjadi teman bermain waktu kecil.Aku buka pintu dan terkejut. Dihadapanku berdiri seorang wanita cantik bertubuh lanngsing, putih mulus, dengan payudara yang agak menyembul (padahal baju yang dipakai sudah agak longgar), dengan rambut pendek yang memperlihatkan lehernya yang indah. Benar-benar menggugah birahi setiap pria.
“Hai mas Joe. Apa kabar?” sapanya tidak menghilangkan sikap kekanak-kanakannya.
“Julia.. Kamu Julia?” Tanya ku heran.
Dia hanyu menganggukan kepala. “Wah….. terakhir lihat kamu masih kecil dan suka nangis. Sekarang sudah jadi bidadari” pujiku kepadanya
“Ah… Mas Joe bisa aja”
Aku persilahkan dia masuk ke apartemen, dia terkagum-kagum akan suasana aprtemenku yang memang mewah menunjukan bahwa pemilik apartemen adalah seorang pria jantan.
“Wah….. Apartemennya bagus banget”
“Ah… gubuk seperti ini kok dibilang bagus” jawabku merendah dengan menyebut apartemenku sebagai gubuk.
Kemudian aku tunjukan kamarnya yang berada di kamar utama. Dia sedikit malu ketika mengetahui bahwa kamar yang akan ditempatinya lebih besar dari kamarku. Dia minta tukar kamar tetapi aku menolak. Kemudian Julia berjalan kearah kamar mandi yang memang jadi satu dengan kamar utama tersebut. Cukup lama Julia di dalam kamar mandi itu dan setelah keluar dia tersenyum sambil menyembunyikan sesuatu dibelakang punggungnya,
“Hehehe……. Ternyata mas Joe nakal juga ya” kata Julia tiba-tiba
“Apa maksudmu?”
“Udah deh nggak usah pura-pura nggak ngerti”
“Aku benar-benar nggak ngerti”
“Kalau begitu ini punya siapa ?” jawab Julia sambil mengeluarkan benda yang dia sembunyikan di balik punggungnya.
Bagai tersambar petir 100 kali aku melihat benda yang dibawa Julia. Sebuah celana dalam dan BH hitam berenda. “Mampus aku. Aku kok bisa lupa balikin benda itu ke Cindy” kataku dalam hati. Cindy adalah salah satu staff personalia di kantorku. Dia yang biasa disebut orang hypersex. Kalau bercinta dengan dia nggan bisa Cuma 2 kali orgasme. Harus minimal 5 kali orgasme.
“Eeengg…..Eengg…. Itu punya teman aku. Lupa belum aku kembalikan. Soalnya 2 hari yang lalu ada meeting dadakan disini sampai malam. Jadi dia numpang tidur disini” Jawabku berbohong.
“Numpang tidur atau numpang ditiduri. Nggak usah bohong deh. Julia maklum kok. Mas Joe-kan udah dewasa emang sudah waktunya kok ngelakuin hal-hal begitu” Jawab Julia.
Dan hari itu kami habiskan dengan ngobrol melmpiaskan rasa kangen kami berdua. Saat itu aku baru mengenal Julia yang baru yang berbeda dengan Julia yang dulu. Julia yang sekarang tidak jauh berbeda dari aku. Dia juga adalah seorang petualang sex. Dia sering hunting cowok di club-club atau vila dekat kota malang. Dia menceritakan bahwa keprawanannya direnggut oleh pacarnya waktu SMP. Tapi lama kelamaan dia jadi ketagihan ngesex.
“Emang mama tau kelakuanmu?” tanyaku heran
“Ya ennggak lah. Bisa dibunuh aku kalau mama tau”
“Terus kamu nggak takut hamil?”
“Halooo. Jaman sekarang gitu loh. Masa takut hamil. Aku sering minum pil anti hamil” jawabnya
Sejak saat itu kami berdua hidup dengan bebas dan hanya ada satu aturan bahwa Julia tidak boleh mengganggu privasi –ku dan begitu juga sebaliknya. Kami sering membawa pasangan kami ke apartemen untuk memuaskan nafsu kami. Bahkan belum satu bulan Julia kuliah dia sudah bisa gaet kakak kelasnya ke atas ranjang. Emang hebat adik tiriku ini.
Tetapi lama-kelamaan ada perasaan lain dihatiku. Perasaan sayang dan takut kehilangan dia. Aku mengakui kalau aku telah jatuh cinta kepadanya. Setiap kali cowoknya datang dan bercumbu dengan dia, ada perasaan cemburu dihatiku.
Sekitar satu setengah tahun kemudian, ketika itu hujan telah sering mengguyur kota Surabaya, Julia pulang dari kampus dengan raut wajah yang aneh. Julia yang biasanya ceria sekarang terlihat sedih. Julia langsung masuk kedalam kamar. Sebagai kakak aku ingin tau apa yang terjadi pada adik tiriku ini langsung mengetuk pintu kamar Julia. Setelah sekian lama mengetuk pintu dan tidak ada respon, aku akhirnya memaksakan diri masuk kedalam kamar.
Aku melihat Julia yang sedang duduk termenung dengan kedua kakinya dilipat sehingga siku kakinya menempel pada dagunya dan beberapa butir air mata jatuh menelusuri pipinya. Aku mendekati Julia dan memeluknya dengan penuh kasih sayang serta bertanya apa yang terjadi pada dirinya.
Julia menceritakan kepadaku semua maslahnya yang ternyata bahwa dia baru saja diputusin sama cowoknya. Dia sedih karena ini pertama kalinya dia diputusin sama cowok. Biasanya dialah yang memutuskan hubungan dengan cowok-cowoknya.
Sebagai seorang kakak aku mencoba untuk menghiburnya. Tetapi bukannya rasa terima kasih yang aku dpat malah dia semakin marah kepadaku.
“Mas Joe sih gampang ngomong seperti itu. Mas Joe kan nggak ngerasain apa yang Julia rasakan” Bentak Julia
“Siapa bilang aku nggak bisa ngerasain kesusahanmu. Kamu tau nggak kenapa hampir seminggu ini mas nggak bawa cewek mas ke sini? Mas udah nggak punya cewek lagi. Cewek mas semuanya juga ninggalin mas. Mereka enak setelah mendapatkan sedikit harta dari mas, langsung ditinggal kawin sama laki lain” Jawabku nggak mau kalah.
Sejenak kami berdua terdiam merenungkan apa yang terjadi pada hidup kami. Yah, mungkin ini adalah karma bagi kami yang sering seenaknya sendiri ganti-ganti pasangan tanpa memikirkan perasaan pasangan kami. Tetapi tidak lama kemudian kami saling pandang dan tertawa bersamaan.
“Kok bisa ya kita bisa senasib seperti ini?” Tanya Julia
“Iya, ya. Mungkin kita emang udah jodoh. Senang sama-sama, susah juga sama-sama. Eh, gimana kalau kita cari makan aja diluar. Dari pada kita disini bete mikirin pacar kita yang kurang ajar”
“Wah boleh juga tuh. Tapi mas Joe yang traktir ya”
“Oke”
Akhirnya kami keluar apartemen untuk mencari makanan disekitar jalan MayJend yang memang banyak terdapat penjual makanan yang murah tapi enak. Setelah makan kami kembali ke apartemen dengan sebuah wine yang telah kami beli sebelumnya di restortan tempat kami makan.
Sesampainya di apartemen aku langsung membuka wine dan duduk di ruang tengah bersama Julia. Kami minum Wine itu sambil melihat acara Discovery Channel yang menayangkan beberapa macam binatang di Afrika dan mengobrol. Tak terasa bahwa kami telah menghabiskan 1 botol wine berdua. Arah pembicaraan kami pun semakin kacau. Setiap pembicaraanku yang mengarah ke masalah sex selalu ditanggapinya. Perasaan hangat menjalar di sekujur tubuh kami. Sentuhan-sentuhan kulit kami terasa sensitive sekali. Setiap dia menepuk pundakku dikala aku membuat suatu joke, menjadi terasa membangkitkan nafsu birahiku. Kami duduk semakin rapat hingga aku dapat memeluk tubuhnya. Dan entah siapa yang mulai kami telah ada dalam suatu percumbuan yang panas. Julia mencium bibirku dengan lindahnya dia masukan ke dalam mulutku. Aku yang mendapat serangan seperti itu segera merespon ciumannya sambil tanganku mulai bergerilya di sekwilda (Sekitar wilayah dada)-nya.
“Julia kita pindah ke kamar yuk” ajakku sambil mengulurkan tangan untuk membantu Julia bangkit.
Julia hanya mengangguk sambil mengulurkan tangan sebagai pertanda dia menyetujui ajakanku.
Sesampainya di dalam kamar, aku membaringkan tubuh Julia di tempat tidur. Aku mulai mencium bibir tipisnya dengan lembut. Tangan ku tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas payudaranya yang masih tertutup T-shirt ketatnya. “Mmmhhhh……” desah Julia didalam mulutku. Aku mulai melepas T-shirt ketatnya berserta BH-nya. Payudara Julia aku remas lembut. Kulitnya yang halus dan payudaranya yang 36 B semakin membakar birahiku. Aku semakin tidak kuat menahan nafsuku lagi. Akhirnya aku buka seluruh pakaiannya dan melepas pakaianku sendiri.
Sesaat aku tertegun melihat tubuh Julia yang telanjang didepanku. Ini pertama kalinya aku melihat tubuh Julia dalam kondisi telanjang total. Terhampar dihadapanku Tubuh Julia yang putih-mulus dan seksi yang dihiasi oleh payudara 36 B dengan puting yang mungil. Sedangkan kemaluan Julia yang gundul tampak menonjol dibagian bawah perutnya.
“Tubuhmu benar-benar indah Julia” pujiku kepada Julia.
Aku memulai kembali remasanku pada payudaranya sambil menciumi bibirnya, yang kemudian berpindah ke telinganya kemudian merambat turun ke lehernya dan tengkuknya. Tanganku di payudaranya pun tidak hanya meremas tetapi juga memilin –milin putting Julia. Aku mulai mencium payudara Julia, mengulum, menjilat putting Julia. Julai mengeliat dan langsung memeluk tubuhku. Gairahku semakin meningkat ketika melihat Julai tampak menikmati saat payudaranya aku permainkan. Tangan Julia tidak tinggal diam. Tanganya mengelus dan mengocok penisku dengan lembut.
“Aaahhh…. Enak banget Julia, terusin sayang” erangku merasakan kenikmatan.
Perlahan aku mulai menurunkan posisi badanku hingga kini menghadap tepat di depan vagina gundulnya. Aku hanya meneguk ludah menyaksikan vagina Julia yang sangat merangsang. Ini adalah vagina terindah yang pernah kulihat” gumamku dalam hati. Tanganku mulai mengelus-elus bibir vaginanya. Julia semakin melebarkan kakinya sehingga vaginanya semakin terbuka lebar. Tanpa menunggu lama lagi akupun mulai memainkan dan menjilat vaginannya terutama dibagian daging menonjol di dalam vaginannya.
“Ah… Ooooohhhh…. Enak mas, Uuuhhh…..jilat terus mas” Julia mendesah semakin kuat, goyangan badannya semakin terasa.
“Ooooohhh…. Mas…. Aku pingin penismu, mmmhhh….. Please….”
Mendengar permintaanya tersebut aku membaringkan tubuhku disebelah Julia sementara Julia langsung menindih tubuhku dengan posisi 69. Julia mengocok penisku yang semakin lama semakin tegang. “Ooohhh….. Sayang enak banget” lenguh-ku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Tidak lama kemudian aku merasakan penisku terasa hangat. Ternyata Julia sudah mengulum penisku ke dalam mulutnya. Julia mengulum penisku dengan ritme yang pelan tetapi terasa sekali pergesekan penisku dengan dinding-dinding mulutnya.
Aku yang tidak mau kalah mulai menjilati vagina Julia dengan sedikit bantuan dari tanganku yang mencoba mengocok vaginanya. “Uuuhhh… mas … enak mas…. Terus jilati klitorisku mas” erang Julia begitu melepas penisku dari mulutnya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, “Uuuhhh…. Mas…. Sedikit lagi mas…. Aku mau keluar….”
“Tahan….. sayang, aku ……juga mau…… keluar…….” Balasku. Jilatan serta kocokanku didalam vaginanya semakin lama semakin cepat, begitupun kuluman Julia pada penisku. Dan tidak lama kemudian aku merasakan tubuh Julia menegang dan vaginannya yang mengalirkan cairan yang begitu banyak. Aku langsung meminum cairan orgasme Julia. Begitu terasa hangat dan nikmat. Ini adalah pertama kalinya aku meminum cairan orgasme wanita. Sebelumnya aku tidak pernah mau meminum cairan tersebut.
Entah kenapa aku ingin merasakan cairan orgasme Julia.
Julia masih mengulum penisku. Bahkan gerakannya makin tidak teratur. “Oooohhhh sayang… aku…. Keluar….. Aaahhhh……” Croooottt…. Croootttt….. Croooottttt….. Menyemburlas seluruh spermaku kedalam mulut Julia yang langsung di telannya sampai habis. Bahkan dia tidak langsung melepas penisku. Ditunggunya penisku sampai mengecil.
“Wooww…… kamu benar-benar hebat sayang. Aku belum pernah ngalami orgasme seperti ini”
Julia hanya tersenyum hambar ke arahku.
“Ada apa sih sayang ? “ tanyaku heran kepada Julia. Aku memluk tubuh telanjangnya dari belakang.
“Mas. Kita seharusnya nggak ngelakuin ini”
“Kenapa sayang ?”
“Mas Joe kan kakakku. Apa jadinya kalau orang tau apa yang sudah kita perbuat. Apalagi kalau mama dan papa tau”
“Kamu nggak usah khawatir. Nggak akan ada yang tau kalau kita nggak beri tau mereka. Memang aku adalah kakakmu, tetapi kita nggak ada hubungan darah. Aku adalah kakakmu hanya karena status bukan hubungan darah. Dan sebenarnya aku sudah jatuh cinta sama kamu waktu kamu datang ke sini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak bisa memelukmu, menciummu dan mendekapmu dengan mesra. Karena kau adikku. Aku hanya bisa memendam, dan melampiaskan kepada teman-teman wanitaku. Bahkan ketika kau bersetubuh dengan pacarmu, ada perasaan cemburu dalam diriku” Kataku menjelaskan secara jujur kepada Julia.
Julia terlihat sedikit terkejut akan pengakuanku. “Mas Joe cinta sama aku ?”
“Sangat”
Dia terdiam sejenak, kemudian dia berkata “Kenapa mas Joe ngak bilang dari dulu. Aku sebenarnya juga cinta sama mas Joe sejak dari kecil. Aku mengagumi sifat mas Joe yang begitu sayang sama aku. Aku jadi begini juga karena aku nggak mungkin bisa jadi pacar mas Joe. Karena aku takut kalau aku ungkapkan mas Joe menolak aku karena aku adik mas Joe, terus sikap mas Joe berubah padaku”
Aku yang mendengar hal itu gantian terkejut. Rasanya nggak percaya kalau sebenarnya Julia sudah mencintaiku sejak kami masih kecil.
“Ya sudah. Kalau begitu nggak ada masalahkan. Biar kita simpan hubungan kita ini dari orang lain. Sekarang ayo kita lanjutkan acara kita. Hehehe….”
“Iiihhh…. Udah nggak tahan ya mas”
“Mana ada laki-laki yang tahan lihat bidadari telanjang seperti kamu”
Kembali aku menindih tubuh indah Julia. Aku cium kembali kedua buah payudara Julia sambil sesekali menyentil putingnya dengan lidahku. Setelah puas bermain dikedua payudaranya aku menurunkan posisiku ke bawah Julia sehingga berada kembali di depan vaginanya. Akupun mulai menjilati dan menciumi vagina dengan buasnya, kujilati semua permukaan vagina Julia dengan liarnya. Julia pun hanya bisa pasrah dan menikmati seranganku, kakinya semakin dibuka dengan lebar. Kuarahkan lidahku ke klitoris Julia, kumainkan dan kuputar – putar ujung lidahku dengan cepat pada klitoris Julia, Julia mendesah dan menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya kini bergantung di bahuku. Desahan Julia semakin kuat dan sering, kumainkan lidahku, kujilat pula lubang vaginanya, lalu kembali ke klitorisnya. Jarikupun tak ketinggalan ikut beraksi, kutusukkan jari tengahku ke lubang vagina Julia, dan Julia makin merasa nikmat dengan permainan lidahku dan juga sodokan jariku pada lubang vaginanya, tangannya pun meremas – remas dan menjambak rambutku. Sesekali tangan Julia memainkan payudaranya, menghisap putingnya. Cukup lama aku menggarap vagina Julia dengan lidah dan jariku. “Ooouuuhhhh….. mas….. masukin penismu dong” pinta Julia yang sudah tidak tahan segera memulai pertarungan ranjang pertamanya bersama denganku.
Tanpa menunggu waktu lagi segera aku posisikan penisku ke depan gerbang surga milik Julia. “Mas Joe, pelan-pelan ya. Soalnya aku belum pernah kemasukan benda besar seperti punya mas Joe”
“Tentu sayang. Mas akan pelan-pelan kok”
Aku menempelkan kepala penisku di bibir vagina Julia dan sedikit-demi sedikit aku mulai memasukan penisku ke dalam vagina Julia. Entah penisku yang besar atau vagina Julia yang kecil, terasa sekali gesekan dinding kemaluan Julia ke penisku sehingga aku merasakan kenikmatan surga dunia. Perlahan kepala penisku menerobos ke dalam lubang vagina nikmat milik Julia.Tubuh Julia agak bergetar saat penisku menerobos masuk. Kembali Julia melebarkan kakinya dan menaikkan pantatnya perlahan, hingga batang penisku masuk seluruhnya ke dalam lubang vagina Julia. “Aaahhhh…..” bersamaan kami mengerang ketuika penisku menghantam dinding rahim Julia. Saat penisku berada di dalam vagina Julia, rasanya sangat nyaman, hangat dan berdeyut – denyut dengan nikmatnya. Aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini dengan pacar-pacarku terdahulu.
Akupun mulai menggerakkan pantatku naik dan turun. peniskupun mulai memompa dengan nikmatnya di dalam vagina Julia. Sungguh teramat sangat nikmat. Kulakukan dengan perlahan – lahan, tidak tergesa – gesa, sekali – kali bibirku mencium bibir tiptis Julia dengan lembut dan penuh gairah. Kulihat payudara Julia yang besar itu bergoyang – goyang seiring pompaan penisku di dalam vaginanya. Sungguh enak dilihat, satu tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan putingnya, sekali – kali kuhisap dan kujilati. Cukup lama juga aku memompa penisku, Julia mulai mendesah – desah, dan menggoyang – goyangkan pinggulnya…
“Aaahhh…. Aaaahhhh…. Terus mas. Enak banget penismu mas. Uuuhh…. Uuuhhh….Ini penis ternikmat yang pernah Julia rasakan. Aaaahhhh…..”
“Vaginamu juga nikmat Julia….. sempit dan enak”
Sekitar sepuluh menit kemudian,”Oouuhhhh….. Mas…. Julia mau keluar nih. Aaahh.. Aaahh…. Aaaahhhh…….” Erang panjang Julia menyambut orgasmenya kembali. Kurasakan Vagina Julia menyemburkan cairan hangat ke penisku, Julia nampak lemas dengan ekspresi penuh kepuasan di wajahnya
“Mas Joe hebat juga ya aku sudah dua kali keluar tapi mas Joe baru sekali”
“Kamu juga hebat kok. Vaginamu begitu sempit. Pokonya nikmat banget bersetubuh sama kamu”
Aku kembali memeluk tubuh telanjang Julia yang telah penuh dengan keringat pertempuran kami dan membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang.
“Mas, jangan tinggalin Julia ya. Julia nggak tau bakalan seperti apa Julia tanpa mas Joe”
“Iya sayang, Aku nggak akan meninggalkanmu. Mas cinta banget sama Julia. Apalagi vaginamu begitu nikmat. Sayang sekali kalau ditinggal. Hehehe….”
“Penis mas Joe juga enak. Besar dan panjang. Aku sepertinya juga akan ketagihan bersetunuh sama mas Joe”
“Kalau begitu tunggu apa lagi” Jawabku langsung kembali mencium bibirnya kembali. Setiap memulai percumbuan aku selalu memulainya denga ciuman-ciuman. Sebab kebanyakan wanita akan gampang terlena jika diberi banyak ciuman.
Ciumanku menuju kearah telinga kanan Julia. Disana aku kulum daun telinga Julia sambil sesekali aku masukan lidahku ke dalam lubang telinganya. Julia bereaksi dengan menggeliatkan tubuhnya dan mendesah-desah. Kembali menurunkan tubuhku untuk mengerjai vaginannya. Terus terang aku benar-benar terangsang dengan vaginanya yang gundul. Selama ini tidak satupun dari pacar-pacarku yang mau mencukur bulu kemaluannya. Aku kembali menciumi vaginanya dengan sangat rakus.
Aku permainkan vaginanya dengan lidah dan jari-jariku. Aku terus kocok lubang vaginannya dengan jari-jariku sementara klitorisnya menjadi mainan lidahku.
“Aaahhh… Aaahhh… Mas…. Nikamat….. Terus mas. Mainin Klitorisku….Uuuhhhh….. Kocok yang cepat mas…. Ahhhhh…..”
Aku seakan mendapat dorongan semangat semakin mempercepat kocokan tanganku pada lubang vaginanya dan jilatanku pada klitorisnya pun semakin liar. Bahkan terkadang klitorisnya aku kulum dan hisap sekuat-kuatnya. Ini menyebabkan tubuh Julia menggeliat tidak beraturan,
“Ooooouuuhhh….. mas…. Aku….. kelll…luaaarrr…. Aaaaahhhh……..” Jerit Julia membahana di dalam kamar. Aku merasakan kembali semprotan cairan orgasme Julia. Tubuh Julia melemas dan tampak nafasnya seperti mau putus. Aku membiarkan Julia menikmati orgasmenya kembali.
Setelah kurang lebih 10 menit mengatur nafas , aku menyuruh Julia untuk menungging. Julia tau kalau aku ingin bersetubuh dengan gaya anjing (Doggy Style). DIa menuruti keinginanku karena dia ingin aku juga merasakan kenikmatan seperti apa yang dia rasakan.
Aku menciumi telinga kiri Julia yang belum sempat mendapat jamahan selama persetubuhan kami kemudian merambat ke bagian leher belakang Julia. “Aaahhh…. Mas. Kamu romantis banget. Aku belum pernah diperlakukan seromantis ini oleh cowok manapun”. Ciumanku turun melalui punggungnya semakin lama semakin trurn hingga wajahku berada di depan dua buah pantat montoknya. Pantanya begitu bulat dan montok sehingga membuatku benar-benar gemas. Aku cium pantatnya dengan sedikit sedotan dan gigitan sehingga meninggalkan bercak merah pada pantatnya.
Setelah puas menikmati pantat montok Julia. Aku memposisikan tubuhku dibelakang Julia untuk memulai pertarunagn kami selanjutnya. perlahan aku maju, mula – mula tanganku mulai memegang kedua paha Julia, lalu tanganku mulai melebarkan paha Julia, kuarahkan penisku secara perlahan, perlahan tapi pasti kepala penisku mulai memasuki vagina Julia. Julia mulai mendesah, akupun mulai menekankan pantatku ke depan, kini peniskupun mulai masuk, Julia mulai mendesah, akhirnya peniskupun masuk seluruhnya ke dalam vagina Julia, segera saja aku mulai memompanya, dengan gerakan maju mundur yang berirama, sementara tanganku bergantian meremas – remas payudara Julia yang bergoyang menggemaskan, kurasakan penisku berdenyut nikmat, vagina Julia memang nikmat, penisku terasa dijepit kuat, karena lubang yang sempit, setiap kali penisku maju mundur terasa seperti diremas dan dipijat dengan kuat…ah akupun mulai mempercepat goyanganku….Julia juga menimpali dengan ikut menggoyangkan pantatnya yang besar dan seksi itu, kenikmatan yang kami rasakan sungguh luar biasa. Setelah berapa lama, sambil tetap dengan posisi penisku di dalam vaginanya, tanpa mencabutnya, aku mulai menarik Julia. Aku segera memeluk Julia dari belakang dan perlahan duduk sambil menarik Julia ke pangkuanku.
Kini Julia mulai bergerak memainkan pantatnya, penisku terasa nikmat sekali, tanganku mulai meremas – remas payudara Julia. Plook…plookk….plook….semakin nyaring terdengar suara penisku yang sedang memompa dalam vagina Julia yang sudah basah tersebut. “Ooohh… Ooohhh… Terus mas… Setubuhi aku… Aku milik mas Joe…. Uuuuhhh….” Rintihan Julia semakin membakar semangatku. akupun segera memainkan penisku dengan ganas, sambil berciuman denga Julia dari belakang. mulut Julia mulai mendesah dengan cepat, pantatnya ikut bergoyang mengimbangi setiap sodokan penisku….Tangan Juliapun meraih tanganku, mengarahkannya agar aku memainkan puting payudaranya, sementara tangan Julia yang satu lagi mulai memainkan klitorisnya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, Julia orgasme kembali. Tubuhnya langsung lemas merasakan kelelahan yang teramat sangat. Aku pun menindih tubuhnya dari belakang. Setelah Mengatur nafas kembali aku merebahkan tubuhku disebelah kiri Julia.
“Mas Joe kok kuat sih. Pantesan cewek-ceweknya banyak yang ketagihan” puji Julia.
“Ah, nggak juga. Soalnya tubuhmu indah dan nikmat banget, jadinya sayang kalau buru-buru keluar. Aku masih ingin terus menggeluti tubuhmu sayang”
“Kalau begitu sekarang biar aku yang puasin mas Joe” jawab Julia sambil merebahkan dirinya diatasku. Sekarang giliran Julia yang ambil kendali. Diciumnya bibirku dengan penuh nafsu dan gairah yang tak pernah padam. Ciuman turun ke dadaku dan semakin turun hingga penisku berada di depan matanya. “Ini dia benda yang bikin aku ketagihan” kata Julia.
Julia mulai memainkan penisku dengan tangannya yang halus, enak benar rasanya, jempol tangannya mengurut – ngurut kepala penisku dengan lembut. Aku hanya bisa merem melek saja merasakannya. Lalu Julia mulai mendekatkan mulutnya ke arah penisku. Kurasakan rasa nikmat yang luar biasa ketika lidahnya mulai memainkan kepala penisku. Seluruh tubuhku rasanya lemas tak berdaya. Lalu perlahan tapi pasti penisku mulai masuk ke dalam mulut Julia. Nikmat rasanya saat Julia mengulum, menghisap penisku, juga saat lidahnya menjilati kepala dan batang penisku. Rasanya tidak bisa kupercaya, penisku bisa masuk ke dalam mulut Julia yang mungil dan sensual itu, lembut sekali rasanya elusan bibirnya menyentuh penisku.
Tangan Julia juga mengelus – ngelus bijiku, enaaak banget rasanya. Sesekali mulut dan lidah Julia mengulum dan menjilati bijiku. Service Julia yang enak ini benar – benar membuatku kelojotan dan hanya bisa merem melek merasakan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa ini. Sambil mengulum penisku, sesekali Julia menatapku. Sungguh luar biasa sensasi yang dirasakan saat kita melakukan kontak mata saat sedang diberikan oral seks.
Aku mengambil posisi dudu agar aku dapat melihat lebih jelas penisku yang keluar-masuk mulut mungil Julia. Ahh… pemandangan yang benar-benar indah. Tanganku memegang kepala Julia untuk membantunya mengatur ritme kulumannya.
“Sekarang waktunya pertunjukan utama. Hehehe” Kata Julia sambil tangannya memegang penisku, ke dalam surga kenikmatan. kakinya dibuka lebar – lebar, perlahan sambil duduk diarahkannya lubang vaginanya ke arah penisku yang sudah berdiri tegang itu…Jleb…ah nikmatnya. Juliapun segera menggoyangkan pantatnya, naik turun, tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan payudaranya. Kuciumi dan kujilati leher dan bibir Julia, Julia mengelinjang kegelian. Gerakan Julia semakin cepat, memompa penisku dengan kuat, tangankupun tak ketinggalan menggosok – gosok dan memainkan bagian atas vaginanya. Julia menyandarkan kepalanya ke arahku. Desahan nafas kami makin cepat dan bunyi penisku yang sedang menggarap vagina Julia terdengar jelas…Plookk…Plookk…semakin menambah nafsu kami.
“Aahh… Aahh… Mas… Enak…. Ba…nget. Oya….. Setubuih aku….. Ooohhh…. Mas Joe…… Jantan….. Mas Joe …. Perkasa…… Aku ketagihan bersetubuh sama mas…… Aaahhh……” Erang Julia merasakan kenikmatan yang tiada duanya
“Oooohhh….. Mas….. Julia….. Cinta….. Mas Joe….. Ooohhh…. Terus mas”
Tidak berapa lama tubuh Julia mengejang, nampaknya Julia mengalami orgasme lagi, akupun juga merasakan peniskupun sudah berdenyut semakin kuat, segera saja aku ikut menggoyangkan pantatku dengan cepat, mata Julia kulihat merem melek keenakkan.
“Julia…. Mas…. Mau….. keluar……”
“Yeeesss….. aklhirnya…… keluarin aja mas….. Aku ingin spermamu….. Aaahhhh”
“Julia……. aku…. nggak…. tahan…. Lagi….. Aaaaaahhhhh…….”Croot…Croottt…Croooottt…… cairan sperma menyembur dengan kuat ke vagina Julia, kuremas payudara dengan kuat…Aahhh sungguh nikmat yang tiada duanya. Aku dan Julia terdiam sesaat, bibir kami berciuman dengan mesra….
“Mas Joe. Aku benar-benar ketagihan nih. Mas Joe harus tanggung jawab”
“Iya sayang mas Joe akan tanggung jawab. Tapi kita istirahat dulu ya. Nanti lanjut lagi” kata ku berusaha menyabarkan Julia yang sudah naik lagi nafsunya. Ketika aku melihat jam yang ada di kamar aku cukup terkejut karena sudah menunjukan jam 10 malam itu berarti sudah lebih dari 3 jam kami bersetubuh. Wow kuat juga Julia. BIasanya cewek-ku cuka mampu satu jam setelah itu sudah kelenger.
Aku terlelap dalam mimpi yang indah sampai aku merasakan ada yang geli dibagian penisku. Ketika aku membuka mata tampak Julia sedang menjilati batang penisku. Mendapat reaksi seperti itu nafsuku kembali memuncak. Dan malam itu kami melakukankembali pertarungan birahi sampai aku keluar 3 kali dan entah berapa kali Julia orgasme. Kami benar-benar kelelahan sampai aku terlambat untuk berangkat kerja pada pagi harinya.
Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pertempuran birahi selama seminggu penuh. Aku pun menyetujuinya dan aku langsung menghubungi kantor untuk meminta ijin cuti selama seminggu
Selama seminggu penuh tersebut kami terus melakukan hubungan sex dimanapun dan kapanpun kami mau. Bahkan kami tidak pernah memakai pakaian, maksimal hanya CD yang kami pakai sebagai penutup tubuh kami. Dan dress code ini berlanjut sampai setelah acara seminggu penuh birahi itu berakhir. Jadi jika aku pulang kerja maka aku harus melepaskan semua pakaian dan hanya menyisakan sebuah CD. Hanya jika da kerabat atau orang tua atau bahkan teman-teman kami, kami baru berpakaian lengkap dan sopan.
Kehidupan yang kami jalani penuh dengan gairah. Setiap saat, setiap waktu kami selalu melakukan hubungan sex. Entah aku atau Julia yang meminta terlebih dahulu. Pernah suatu ketiak Julia sedang berada di dapur untuk mencuci sayuran yang akan dimasak untuk makan malam dengan tubuh telanjang dan hanya ditutupi apron pada bagian depannya. Aku yang melihat kondisi Julia yang seperti itu mwmbuat gairahku memuncak. Aku memeluk tubuhnya dari belakang dan mencium leher indahnya. Tanganku meluncur ke dalam apron dan menuju ke payudranya yang besar. Aku remas payudar besar itu dengan penuh gairah. “Aaahhh…. Sabar mas. Nanti nggak matang-matang lo makanannya” kata Julia mengingatkan.
Tapi aku yang telah bernafsu tidak menghiraukan. Bahkan aku lepas CD ku dan menarik pantat Julia kebalakang sehingga pantat Julia menungging kebelakang sementara tangannya berpegang pada tempat cucian. Aku memasukan penisku ke vagina Julia dari belakang. Aku memompa penisku maju mundur, keluar-masuk vaginanya. Sekitar 10 menit kemudian kami mencapai puncak orgasme bersama-sama. Aku menyemprotkan spermaku ke dalam vaginanya. Selama berhubungan aku selalu meyemprotkan spermaku ke vaginanya karena baik aku maupun Julia sangat suka merasakan spermaku yang menyemprot ke dalam vaginanya. Dan untuk mencegah terjadinya kehamilan Aku menyarankan kepada Julia untuk memekai Spiral dan tetap meminum pil anti hamil.
Hubungan kami dengan kedua orang tua kami masih terjalin sangat baik. Ayahku dan ibu tiriku sangat senang melihat keakraban kami. Yang semakin hari semakin akrab. Padahal mereka tidak tau apa yang menyebabakan keakraban diantara kami. Apalagi kalau bukan sex. Hubungan kami dengan para tetangga aparteman juga masih terjalin sangat baik. Mereka masih menganggap kami adik-kakak yang harmonis. Mereka tidak tau bahwa setiap hari di apartemen sebelahnya selalu terjadi pertempuran birahi antara kakak beradik.
Aku masih tinggal di apartement walaupun aku telah membeli rumah dengan tabunganku sendiri karena rumah itu akan aku gunakan untuk nanti kehidupanku setelah menikah dengan Julia.
Setelahg Julia lulus akhirnya aku memantapkan hati untuk melamarnya menjadi istriku. Aku tau pasti orangtua kami tidak merestui, tapi kami tetap menikah dengan hanya mengundang beberapa saksi. Tetapi seminggu kemudian saat acara resepsi kami dikejutkan dengan hadirnya kedua orang tua kami. Mereka akhirnya merestui hubungan kami. Kami sangat terharu ketika mendengar bahwa kami telah direstui. Sekarang aku tinggal dirumah kecil yang telah aku beli sebelumnya bersama dengan istriku yang juga adalah adik tiriku.
No comments