Sejarah Kemlam Hari Valentine
Terdapat banyak versi yang menyebutkan asal usul hari Valentine. Dari sekian banyak sumber yang beredar, hari Valentine pertama kali dijadikan hari perayaan gereja oleh Paus Galesius I yang say itu menjadi penguasa Romawi pada tahun 496 M. Upacara ini dinamakan Saint Valentine’s Day untuk mengenang St. Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. St. Valentine konon adalah seorang pendeta di masa Kaisar Claudius II. Pada masa pemerintahannya, kaisar Claudius II melarang para tentara bujangan untuk menikah disebabkan tentara yang sudah menikah akan menjadi lembek dan lemah untuk berperang. Namun, St. Valentine melanggarnya dan diam-diam ia menikahkan banyak tentara muda sehingga ia pun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (Dari berbagai sumber).
Seorang muslim yang cemburuan terhadap agamanya niscaya tidak rela merayakan hari Valentine. Sadar atau tidak, ketika merayakan hari Valentine, berarti ia ikut melakukan penghormatan kepada orang Nasrani yang dianggap sebagai “pahlawan cinta”. Cukuplah dua hadits Rasulullah SAW berikut ini sebagai peringatan bagi setiap insane yang meyakini bahwa Rasulullah SAW adalah utusan Allah dan suri tauladannya.
Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa bertasyabbuh (menyerupai) suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut” (HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad shahih). Di dalam hadits ini, terdapat ancaman keras bagi seorang muslim yang bertasyabbuh (menyerupai) kepada orang kafir. Telah diketahui bersama bahwa hari Valentine merupakan perayaan orang-orang kafir. Oleh sebab itu, jika ada seseorang ikut merayakan hari Valentine, berarti dia telah menyerupai orang kafir.
Rasulullah SAW juga bersabda “Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai-sampai jika seandainya merekamemasuki lubang dhabb (sejenis biawak) niscaya kalian akan ikuti pula”. Kami (para sahabat) bertanya “Wahai Rasulullah, (mereka itu) Yahudi dan Nasrani?”. Rasulullah menjawab “Siapa lagi?” (HR. Bukhari Muslim).
Di masa sekarang ini, jalan hidup Nasrani dan Yahudi mana yang tidak ditiru kaum muslimin? Mulai gaya berpakaian, gaya makan, gaya penampilan, gaya hidup, sampai gaya beragama banyak membebek kepada Yahudi dan Nasrani. Termasuk pula ketika hari Valentine. Saling memberi coklat, bunga, kado, pergi ke pesta, serta gaya hidup orang-orang Yahudi dan Nasrani lainnya banyak kita dapati pada hari tersebut. Lantas, kemana rasa ridha dan bangga kita terhadap agama Islam sehingga harus mengikuti tradisi dan kebiasaan orang kafir.
Naah, di atas merupakan kutipan isi dari selebaran yang saya peroleh selepas sholat Jumat. Memang semua itu benar dan patut kita renungkan. Saya sendiri juga merasa masih banyak tindakan-tindakan saya yang meniru sedikit banyak kebiasaan mereka (Yahudi dan Nasrani), baik yang disengaja maupun tidak. Karena banyak dari kita yang tidak mengetahui itu semua, dan hanya mengedepankan trend yang saat ini sudah berkembang dan bahkan menjamur di kalangan masyarakat kita.
Seorang muslim yang cemburuan terhadap agamanya niscaya tidak rela merayakan hari Valentine. Sadar atau tidak, ketika merayakan hari Valentine, berarti ia ikut melakukan penghormatan kepada orang Nasrani yang dianggap sebagai “pahlawan cinta”. Cukuplah dua hadits Rasulullah SAW berikut ini sebagai peringatan bagi setiap insane yang meyakini bahwa Rasulullah SAW adalah utusan Allah dan suri tauladannya.
Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa bertasyabbuh (menyerupai) suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut” (HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad shahih). Di dalam hadits ini, terdapat ancaman keras bagi seorang muslim yang bertasyabbuh (menyerupai) kepada orang kafir. Telah diketahui bersama bahwa hari Valentine merupakan perayaan orang-orang kafir. Oleh sebab itu, jika ada seseorang ikut merayakan hari Valentine, berarti dia telah menyerupai orang kafir.
Rasulullah SAW juga bersabda “Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai-sampai jika seandainya merekamemasuki lubang dhabb (sejenis biawak) niscaya kalian akan ikuti pula”. Kami (para sahabat) bertanya “Wahai Rasulullah, (mereka itu) Yahudi dan Nasrani?”. Rasulullah menjawab “Siapa lagi?” (HR. Bukhari Muslim).
Di masa sekarang ini, jalan hidup Nasrani dan Yahudi mana yang tidak ditiru kaum muslimin? Mulai gaya berpakaian, gaya makan, gaya penampilan, gaya hidup, sampai gaya beragama banyak membebek kepada Yahudi dan Nasrani. Termasuk pula ketika hari Valentine. Saling memberi coklat, bunga, kado, pergi ke pesta, serta gaya hidup orang-orang Yahudi dan Nasrani lainnya banyak kita dapati pada hari tersebut. Lantas, kemana rasa ridha dan bangga kita terhadap agama Islam sehingga harus mengikuti tradisi dan kebiasaan orang kafir.
Naah, di atas merupakan kutipan isi dari selebaran yang saya peroleh selepas sholat Jumat. Memang semua itu benar dan patut kita renungkan. Saya sendiri juga merasa masih banyak tindakan-tindakan saya yang meniru sedikit banyak kebiasaan mereka (Yahudi dan Nasrani), baik yang disengaja maupun tidak. Karena banyak dari kita yang tidak mengetahui itu semua, dan hanya mengedepankan trend yang saat ini sudah berkembang dan bahkan menjamur di kalangan masyarakat kita.
No comments