Pantura Kendal - Semarang terputus karena banjir 2014
Pantura Kendal - Semarang terputus karena banjir terjadi pada selasa,4 Februari 2014 . najir ini diakibatkan hujan seemalaman di daerah dataran tinggi di kabupaten kendal. sehingga menyebabkan banjir kiriman di kota kendal. banjir mencapai dada orang dewasa. banjir ini sangat parah yang terakhir kali di tahun 2009
Ribuan rumah di 10 kecamatan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, terendam banjir, Selasa (4/2/2014).
Ketinggian air mencapai 1,5 meter. Banjir dikarenakan hujan yang turun sejak Sabtu (1/2/2014) kemarin hingga hari ini. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan sungai di Kendal meluap.
Di Desa Ketapang, yang berdekatan dengan Sungai Bodri, ratusan rumah terendam hingga hampir dua meter. Di Desa Brangsong, warga terpaksa menjebol marka jalan guna mempercepat aliran arus banjir dari Sungai Blorong. "Kalau marka tak dijebol, genangan banjir terus meninggi," kata Dul Rodhi, salah seorang warga.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paul Simamora, banjir melanda 10 kecamatan di Kabupaten Kendal sejak Selasa dini hari.
Banjir terjadi karena luapan sejumlah sungai, yakni Sungai Blorong Brangsong, Sungai Waridin Kaliwungu, Sungai Blodri Cepiring, Kali Mati Weeleri, dan Kali Kendal.
"Sepuluh kecamatan itu adalah Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kendal, Cepiring, Rowosari, Kangkung, Weleri, Petabon, Gemuh, dan Ngampel,” kata Paul.
Paul menjelaskan, saat ini BPBD masih mendata kepastian jumlah rumah yang kemasukan air. Di samping itu, BPBD juga telah menerjunkan tim SAR dan perahu karetnya untuk membantu warga yang akan mengungsi. "Belum ada laporan adanya korban jiwa,” katanya.
Sementara itu, salah satu warga Kendal, Saliman, mengatakan, air mulai naik sejak Selasa dini hari. Sejak saat itu, air semakin meninggi dan mulai masuk ke beberapa rumah. "Padahal hujan telah reda,” kata dia.
Selain menggenangi rumah warga, banjir juga menggenangi Pantura Ketapang, Pemuda, dan Kendal. Akibatnya, jalan Pantura-Kendal macet mencapai 15 kilometer.
berikut foto -fotonya
Puluhan pelajar dari SMKN 1, SMK Bina Utama, SMK Bakti Persada, dan SMAN 1 Kendal tidak bisa pulang ke rumah. Pasalnya, jalan pantura Kendal macet akibat banjir sehingga tidak ada angkutan umum yang lewat.
Mereka sempat berjalan dari sekolahnya ke Alun-alun Kendal, yang jaraknya sekitar 2 kilometer, untuk mencari angkutan. Hingga akhirnya mereka kecapaian dan berhenti untuk duduk-duduk di Alun-alun yang berada di depan perkantoran Pemerintah Kabupaten Kendal.
Melihat banyak siswa yang berada di Alun-alun, Kepala Satpol PP Kendal Heru Tri Handoko mendekati mereka dan menyuruh pelajar SMK itu ke kantor Satpol PP. Menurut salah satu siswa SMKN 1, Meisaroh, ia bersama teman-teman sekelas pulang sekolah pukul 12.00. Namun, karena tidak ada angkutan dan jalan macet, mereka mencoba berjalan hingga Alun-alun.
“Sampai jam 3 sore lebih tidak ada angkutan. Akhirnya kami disuruh ke kantor Satpol PP,” kata Meisaroh, Selasa (4/2/2014).
Meisaroh mengaku hendak pulang ke rumahnya yang terletak di Kaliwungu. Ia bersama teman-temannya kelaparan karena belum makan dan tidak ada yang menjual makanan. Teman Meisaroh, Dias, juga akan pulang ke Kaliwungu. Dia juga lama menunggu angkutan, tetapi tidak ada yang muncul. Ia pun terpaksa jalan kaki. “Kami capek dan lapar,” katanya.
Salah satu siswa SMK Bina Utama, Supriyono, mengaku sudah lebih dari satu jam berjalan kaki untuk mencari bus umum jurusan Semarang yang melewati Kaliwungu, tetapi tidak ada satu pun bus yang lewat sehingga ia memutuskan untuk bergabung dengan pelajar lain yang ada di Alun-alun Kendal.
“Waktu berangkat sekolah, sebenarnya kami juga kesulitan mencari bus. Tapi karena saya kelas III dan mau ujian, saya harus tetap masuk ke sekolah meskipun terlambat,” akunya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kendal Heru Tri Handoko mengaku kasihan dengan anak-anak sekolah yang berada di Alun-alun. Ia pun mengajak para pelajar itu masuk ke kantor Satpol PP. “Ternyata mereka kelaparan. Tadi ada yang menangis,” katanya.
Heru pun memerintahkan anak buahnya untuk meminta nasi bungkus bantuan korban banjir di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Alhamdulillah, ternyata di BPBD masih ada nasi bungkus untuk korban banjir,” tambahnya.
Banjir yang menggenangi pantura Kendal masih tinggi. Hingga kini, pantura masih macet.
Ribuan rumah di 10 kecamatan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, terendam banjir, Selasa (4/2/2014).
Ketinggian air mencapai 1,5 meter. Banjir dikarenakan hujan yang turun sejak Sabtu (1/2/2014) kemarin hingga hari ini. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan sungai di Kendal meluap.
Di Desa Ketapang, yang berdekatan dengan Sungai Bodri, ratusan rumah terendam hingga hampir dua meter. Di Desa Brangsong, warga terpaksa menjebol marka jalan guna mempercepat aliran arus banjir dari Sungai Blorong. "Kalau marka tak dijebol, genangan banjir terus meninggi," kata Dul Rodhi, salah seorang warga.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paul Simamora, banjir melanda 10 kecamatan di Kabupaten Kendal sejak Selasa dini hari.
Banjir terjadi karena luapan sejumlah sungai, yakni Sungai Blorong Brangsong, Sungai Waridin Kaliwungu, Sungai Blodri Cepiring, Kali Mati Weeleri, dan Kali Kendal.
"Sepuluh kecamatan itu adalah Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kendal, Cepiring, Rowosari, Kangkung, Weleri, Petabon, Gemuh, dan Ngampel,” kata Paul.
Paul menjelaskan, saat ini BPBD masih mendata kepastian jumlah rumah yang kemasukan air. Di samping itu, BPBD juga telah menerjunkan tim SAR dan perahu karetnya untuk membantu warga yang akan mengungsi. "Belum ada laporan adanya korban jiwa,” katanya.
Sementara itu, salah satu warga Kendal, Saliman, mengatakan, air mulai naik sejak Selasa dini hari. Sejak saat itu, air semakin meninggi dan mulai masuk ke beberapa rumah. "Padahal hujan telah reda,” kata dia.
Selain menggenangi rumah warga, banjir juga menggenangi Pantura Ketapang, Pemuda, dan Kendal. Akibatnya, jalan Pantura-Kendal macet mencapai 15 kilometer.
berikut foto -fotonya
Puluhan pelajar dari SMKN 1, SMK Bina Utama, SMK Bakti Persada, dan SMAN 1 Kendal tidak bisa pulang ke rumah. Pasalnya, jalan pantura Kendal macet akibat banjir sehingga tidak ada angkutan umum yang lewat.
Mereka sempat berjalan dari sekolahnya ke Alun-alun Kendal, yang jaraknya sekitar 2 kilometer, untuk mencari angkutan. Hingga akhirnya mereka kecapaian dan berhenti untuk duduk-duduk di Alun-alun yang berada di depan perkantoran Pemerintah Kabupaten Kendal.
Melihat banyak siswa yang berada di Alun-alun, Kepala Satpol PP Kendal Heru Tri Handoko mendekati mereka dan menyuruh pelajar SMK itu ke kantor Satpol PP. Menurut salah satu siswa SMKN 1, Meisaroh, ia bersama teman-teman sekelas pulang sekolah pukul 12.00. Namun, karena tidak ada angkutan dan jalan macet, mereka mencoba berjalan hingga Alun-alun.
“Sampai jam 3 sore lebih tidak ada angkutan. Akhirnya kami disuruh ke kantor Satpol PP,” kata Meisaroh, Selasa (4/2/2014).
Meisaroh mengaku hendak pulang ke rumahnya yang terletak di Kaliwungu. Ia bersama teman-temannya kelaparan karena belum makan dan tidak ada yang menjual makanan. Teman Meisaroh, Dias, juga akan pulang ke Kaliwungu. Dia juga lama menunggu angkutan, tetapi tidak ada yang muncul. Ia pun terpaksa jalan kaki. “Kami capek dan lapar,” katanya.
Salah satu siswa SMK Bina Utama, Supriyono, mengaku sudah lebih dari satu jam berjalan kaki untuk mencari bus umum jurusan Semarang yang melewati Kaliwungu, tetapi tidak ada satu pun bus yang lewat sehingga ia memutuskan untuk bergabung dengan pelajar lain yang ada di Alun-alun Kendal.
“Waktu berangkat sekolah, sebenarnya kami juga kesulitan mencari bus. Tapi karena saya kelas III dan mau ujian, saya harus tetap masuk ke sekolah meskipun terlambat,” akunya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kendal Heru Tri Handoko mengaku kasihan dengan anak-anak sekolah yang berada di Alun-alun. Ia pun mengajak para pelajar itu masuk ke kantor Satpol PP. “Ternyata mereka kelaparan. Tadi ada yang menangis,” katanya.
Heru pun memerintahkan anak buahnya untuk meminta nasi bungkus bantuan korban banjir di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Alhamdulillah, ternyata di BPBD masih ada nasi bungkus untuk korban banjir,” tambahnya.
Banjir yang menggenangi pantura Kendal masih tinggi. Hingga kini, pantura masih macet.
No comments