Ganja Dalam Brownies Coklat
Peredaran narkoba dalam brownies merupakan salah satu modus terbaru di dalam kejahatan narkoba belakangan ini. Brownies isi ganja ini diungkap oleh Badan Narkotika Nasional BNN.
Badan Narkotika Nasional membongkar modus baru peredaran narkoba yang dilakukan sindikat yang beranggotakan lima orang. Kelompok ini mengedarkan ganja yang dicampur dalam adonan cokelat dan brownies seperti informasi yang dilansir dari tempo.co.
Inspektur Jenderal Polisi Deddy Fauzi Elhakim selaku Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan kelima orang yang diamankan, salah satunya berinisial IR. Ia adalah orang paling penting dalam jaringan pengedar itu.
Bahaya dampak brownies yang mengandung narkoba jenis ganja ini tentunya juga tidak berbeda dari tidak berbeda dengan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Kesehatan Dan Pelajar pada umumnya.
Dan target penjualan narkoba modus baru dalam coklat dan brownies ini adalah pelajar, mahasiswa, dan pecandu ganja di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Konsumen brownies ganja, menurut Deddy, ialah mereka yang sudah mengetahui kandungan jajanan tersebut.
Terbongkarnya sindikat ini berawal dari kejadian yang menimpa seorang anak, yang tak kunjung bangun dari tidurnya setelah mengkonsumsi brownies ganja.
"Setelah diperiksa, pelajar SMP ini tidur seperti itu, baru setelah makan brownies yang mengandung ganja ini," kata Deddy.
Dia menjelaskan, jajarannya lalu mengambil sampel brownies yang dimakan pelajar SMP itu. Ternyata, kue tersebut mengandung THC atau yang lebih akrab disebut ganja.
"Efek ganja itu kebalikan dari sabu. Kalau ganja itu efeknya depresan, setelah mengkonsumi tenang dan ingin tidur," jelas Deddy.
Deddy menyebutkan anak itu tak bangun-bangun akibat efek depresan ganja dalam brownies yan dikonsumsinya. Keanehan ini lantas dilaporkan ke polisi dan menjadi petunjuk BNN untuk membongkar sindikat produsen brownies ganja tersebut.
Setelah menangkap para pelaku, petugas kemudian menggeledah apartemen IR di Kabupaten Tangerang, Banten. Mereka juga menyita 4 kilogram ganja, 4 loyang daun ganja yang siap dicampur dengan adonan kue, 12 tepung kue, mentega, iven, 14 cetakan kue, blender, mixer, timbangan, 3 kotak kue, dan 1 kotak cokelat.
"Mereka menjual secara online melalui website www.tokohemp.com. Website (laman) itu juga sudah kami blokir. Selain itu mereka juga bisa memesan melalui telepon dan BBM (pesan singkat Blackberry)," jelas Deddy.
Deddy menjelaskan, dari lima orang tersebut terdiri atas seorang pengendali jaringan yang bertugas menerima dan mengatur pesanan konsumen, seorang pembuat dan pengantar kue, seorang penjaga serta dua orang pembeli sekaligus kurir.
"Biasanya mereka ini menjual brownies sesuai pesanan saja, mereka juga tidak mengenal batas usia," ujar Deddy.
Deddy menuturkan, komplotan itu mengolah daun ganja kering yang dibawa dari Aceh dengan adonan brownies dan memasaknya seperti memasak kue.
"Rasa brownies manis dan reaksinya sama dengan menghisap ganja kering," tutur Deddy.
Badan Narkotika Nasional membongkar modus baru peredaran narkoba yang dilakukan sindikat yang beranggotakan lima orang. Kelompok ini mengedarkan ganja yang dicampur dalam adonan cokelat dan brownies seperti informasi yang dilansir dari tempo.co.
Inspektur Jenderal Polisi Deddy Fauzi Elhakim selaku Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan kelima orang yang diamankan, salah satunya berinisial IR. Ia adalah orang paling penting dalam jaringan pengedar itu.
Brownies Mengandung Ganja
Bahaya dampak brownies yang mengandung narkoba jenis ganja ini tentunya juga tidak berbeda dari tidak berbeda dengan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Kesehatan Dan Pelajar pada umumnya.
Dan target penjualan narkoba modus baru dalam coklat dan brownies ini adalah pelajar, mahasiswa, dan pecandu ganja di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Konsumen brownies ganja, menurut Deddy, ialah mereka yang sudah mengetahui kandungan jajanan tersebut.
Terbongkarnya sindikat ini berawal dari kejadian yang menimpa seorang anak, yang tak kunjung bangun dari tidurnya setelah mengkonsumsi brownies ganja.
"Setelah diperiksa, pelajar SMP ini tidur seperti itu, baru setelah makan brownies yang mengandung ganja ini," kata Deddy.
Dia menjelaskan, jajarannya lalu mengambil sampel brownies yang dimakan pelajar SMP itu. Ternyata, kue tersebut mengandung THC atau yang lebih akrab disebut ganja.
"Efek ganja itu kebalikan dari sabu. Kalau ganja itu efeknya depresan, setelah mengkonsumi tenang dan ingin tidur," jelas Deddy.
Deddy menyebutkan anak itu tak bangun-bangun akibat efek depresan ganja dalam brownies yan dikonsumsinya. Keanehan ini lantas dilaporkan ke polisi dan menjadi petunjuk BNN untuk membongkar sindikat produsen brownies ganja tersebut.
Setelah menangkap para pelaku, petugas kemudian menggeledah apartemen IR di Kabupaten Tangerang, Banten. Mereka juga menyita 4 kilogram ganja, 4 loyang daun ganja yang siap dicampur dengan adonan kue, 12 tepung kue, mentega, iven, 14 cetakan kue, blender, mixer, timbangan, 3 kotak kue, dan 1 kotak cokelat.
"Mereka menjual secara online melalui website www.tokohemp.com. Website (laman) itu juga sudah kami blokir. Selain itu mereka juga bisa memesan melalui telepon dan BBM (pesan singkat Blackberry)," jelas Deddy.
Deddy menjelaskan, dari lima orang tersebut terdiri atas seorang pengendali jaringan yang bertugas menerima dan mengatur pesanan konsumen, seorang pembuat dan pengantar kue, seorang penjaga serta dua orang pembeli sekaligus kurir.
"Biasanya mereka ini menjual brownies sesuai pesanan saja, mereka juga tidak mengenal batas usia," ujar Deddy.
Deddy menuturkan, komplotan itu mengolah daun ganja kering yang dibawa dari Aceh dengan adonan brownies dan memasaknya seperti memasak kue.
"Rasa brownies manis dan reaksinya sama dengan menghisap ganja kering," tutur Deddy.
No comments