Header Ads

Bimbingan Belajar Satu Dari Sekian Banyak Bisnis Untuk Guru Honorer

Bimbingan Belajar Satu Dari Sekian Banyak Bisnis Untuk Guru Honorer
Menjadi Guru honorer memang selalu identik dengan penghasilan yang pas-pasan, bahkan tekor. Untuk mengatasi masalah penghasilan yang pas-pasan ini banyak yang "nyambi" bisnis lain. Ada yang nyambi berjualan barang di koperasi, les private, bisnis online, bahkan narik ojek dan jadi sopir angkot. Itu semua di lakukan lantaran kebutuhan hidup yang mendesak sementara kebutuhan tersebut tak mungkin terpenuhi kalau hanya mengandalkan gaji dari pekerjaanya sebagai guru honorer. Bimingan belajar, adalah salah satu bisnis yang bisa di lakukan oleh seorang Guru honorer.

Apa itu bisnis bimbingan belajar?
Bisnis bimbingan belajar adalah bisnis yang di lakukan dengan cara menjual produk berupa bimbingan, pelatihan, dan model-model lainnya untuk membantu peserta bimbingan belajar meraih target nilai yang di harapkan. Para peserta bimbingan belajar biasanya para siswa SD SMP atau SMA, bahkan ada juga mahasiswa.

Bimbingan belajar tidak jauh berbeda dengan les privat, cara kerjanya juga boleh di bilang sama. Tetapi ada model-model dan strategi bimbingan yang berbeda. Kalau les biasanya merupakan proses pengayaan, pengulangan materi pelajaran. Kalau bimbingan belajar fokus pada pembahasan soal-soal, karena targetnya biasanya untuk sukses ujian sekolah, UN, atau tes masuk perguruan tinggi. Jadi jelas setiap pengelola bimbingan belajar memiliki strategi khusus untuk membantu mensukseskan peserta bimbingan belajarnya.

Pengusaha bisnis bimbingan belajar sukses
Salah satu edupreneur yang suskses dengan usaha bimbingan belajar adalah Purdi E Tjandra dengan lembaga bimbingan belajar Primagama. Lelaki yang lahir di Lampung, 9 September 1959, konon lahir dari keluarga miskin dan sejak kecil sudah membantu orangtuanya berdagang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Walaupun begitu dia tak pernah meninggalkan sekolah, bahkan setelah lulus SMA dia kuliah di 4 jurusan sekaligus. Tapi kehidupan kampus dianggapnya tidak memberikan apa-apa, hingga akhirnya Purdi memilih drop out dan mulai menjalankan wiraswasta seperti yang ia lakukan semasa kecil.

Tahun 1982 adalah awal mula Purdi memulai bisnis bimbingan belajar, berawal dari seringnya ia melihat anak-anak SMA belajar ekstra keras agar bisa masuk perguruan tinggi, dari sinilah awal mula berdirinya Primagama. Modalnya sebesar 300 000 ia peroleh dari hasil menjula sepeda motor miliknya dan patungan dengan teman-temannya di UGM. Dan kerja keras Purdi berhasil menjadikan Primagama sebagai salah satu lembaga bimbingan belajar paling sukses di Indonesia.

Dan puncak kejayaan Primagama pada tahun 2000 dimana omzet yang di peroleh mencapai 70 miliar pertahun, dengan jumlah cabang mencapai 756 cabang pada tahun 2012. Sungguh sebuah prestasi bisnis yang luar biasa untuk jenis bisnis bimbingan belajar. Lantaran kesuksesan tersebut Purdi menjelma menjadi wirausahawan muda sukses, berkat kesuksesannya Purdi pun sempat di daulat menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) DIY

Begitulah kisah sukses Purdi E Tjandra dalam membangun bisnis bimbingan belajar. Ini bisa menjadi motivasi bagi kita semua yang mempunya angan-angan mendirikan bisnis bimbingan belajar. 

Modal untuk mendirikan bimbel
Modal selalu menjadi hal pertama yang di pikirkan oleh sebagian orang yang hendak memulai sebuah bisnis, dan kadang modal menjadi penghambat. Walau pada kenyataanya modal tidak selalu menjadi hal paling penting dalam membangun sebuah bisnis, ide bisnis, ternyata jauh lebih penting daripada sekedar memikirkan darimana datangnya modal. Sebab orang yang memiliki ide bisnis, dan idenya bisa di presentasikan secara logis, dia bisa mencari dan mendapatkan sponsor untuk membiayai bisnisnya.

Walaupun begitu modal harus tetap di hitung, di estimasi dengan jelas. Hal ini untuk memberikan gambaran atau rancangan biaya yang nantinya dapat menjadi acuan untuk melakukan belanja aset dan jenis produk yang akan di pasarkan.

Sebelum mengitung jumlah modal yang harus di siapkan, sebaiknya kita tahu hal-hal berikut:
  • Lokasi bimbel harus di tempat yang strategis kalau di daerah berada di kota kecamatan, dekat jalan raya, di komplek perumahan atau di lokasi yang berdekatan dengan komplek pendidikan. Karena lokasi-lokasi ini lebih strategis untuk bisnis bimbingan belajar.
  • Pilihlah mata pelajaran yang akan di bimbelkan adalah mata pelajaran yang populer, alias banyak peminatnya. Misalnya mata pelajaran yang ada dalam ujian nasional, atau mata pelajaran unik seperti bahasa asing (inggris, francis, mandarin, atau jepang)
  • Tentukan harga yang sesuai, jangan terlalu mahal atau terlalu murah, tapi sesuaikan dengan tingkat perekonomian masyarakat di sekitar tempat penyelenggaraan bimbel
  • Kemampuan membuat kurikulum sendiri. Kurikulum yang di buat dan mengacu pada standar Diknas sangat penting, tetapi inovasi pengembangan kurikulum yang unik akan membuat lembaga bimbel yang kita selenggarakan berbeda dengan sekolah reguler dan lembaga bimbel lainnya.
Modal untuk membangun bisnis bimbingan belajar dapat kita rinci untuk membiayai:
  1. Biaya investasi, meliputi biaya untuk sewa tempat, biaya promosi, biaya mebeuler, perlatan, izin operasional, dan lainnya. Kalau lembaga bimbel yang ingin menggunakan sistem e-learning maka siapkan pula biaya investasi untuk pembangunan sistem tersebut.
  2. Biaya operasional meliputi biaya modul siswa, modul pengajar, honor pengajar, atk, promosi, listrik, dan utility lainnya.
Berapa taksiran modal yang harus di siapkan untuk memulai bisnis bimbingan belajar? Tergantung berapa modal yang kita miliki, dan prospek bisnis yang di targetkan. Kita bisa memulai membangun bisnis bimbel dari rumah sendiri, atau menyewa perumahan yang harganya terjangkau dan terukur dengan prospek bisnis yang akan di jalankan. Jadi nominalnya variatif.

No comments

Powered by Blogger.