Header Ads

Kalau Saya Jadi Dosen Pembimbing

Kalau Saya Jadi Dosen Pembimbing| Bagi yang pernah kuliah, pasti merasakan bagaimana suka-dukanya saat skripsi. Dan pengalaman menariknya adalah saat kita berurusan dengan dosen pembimbing. Dosen pembimbing tersebut ada yang memudahkan dengan memberi solusi-solusi, ada yang menyulitkan. Menyulitkan maksudnya...?



Menyulitkan disini banyak versi, ada yang menurut kita dosen tersebut kesanya cuma bisa "nyalahin" skripsi kita, tanpa memberi solusi agar kita mengerti dan skripsi kita biar cepat selesai. Ada yang sulit dalam hal menerjemahkan bahasa si dosen tersebut yang "njlimet" kayak benang kusut, kesana kemari pakai bahasa siluman yang ujung-ujungnya menyalahkan pula skripsi kita. Ada yang kesanya acuh, sulit di temui, sok jual mahal dengan waktunya dan ujung-ujungnya kita mesti "ngejar-ngejar" sampai ke luar pulau (untuk yang satu ini saya belum merasakanya). Dan banyak lagi versi dosen yang menyulitkan lainya yang pernah saya dengar dari teman-teman pada saat skripsi.

Untuk dosen pembimbing yang memudahkan saya acungkan jempol dan terima kasih, sebab begitulah semestinya. Toh jika kita memudahkan orang lain, maka kita juga akan dimudahkan dalam urusan lainya. Begitulah kata pak ustadz yang pernah saya dengar saat pengajian.

Kalau saya jadi dosen pembimbing? Kalau saya jadi dosen pembimbing, saya akan memilih pilihan pertama yaitu memudahkan mahasiswa saya. Kenapa? Karena membuat sulit orang yang ingin cepat menyelesaikan kuliahnya juga sama dengan mendzalimi, maksud saya kita mesti berpikir "sedikit" kebawah misalnya saja soal biaya yang harus di keluarkan mahasiswa jika mereka terhambat skripsinya, belum lagi tuntutan orang tua si mahasiswa, keinginan untuk cepat mendapat pekerjaan, dan lainya yang intinya semuanya akan merugikan si mahasiswa. 

Apa yang akan saya lakukan untuk memudahkan mahasiswa saya? Saya akan memberikan solusi-solusi yang dianggap perlu, memberi contoh yang benar, menyederhanakan bahasa agar lebih mudah di pahami, tidak memaksakan mahasiswa untuk mengikuti keinginan kita yang belum tentu di pahami dan bisa di lakukan mahasiswa kita yang lagi skripsi tersebut. Menyarankan untuk berkonsultasi dengan dosen lainya, terutama dengan pembimbing lainya. Tidak berpikir macam-macam  yang itu ternyata lebay, misalnya saja takut "malu-maluin" kita di depan penyidang yang pada akhirnya kredibilitas kita jatuh dan seterusnya....ah buang jauh-jauh saja pikiran lebay seperti itu. Dan yang paling penting, welcome, periksa kekurangan, kasih solusi dan cepat acece.

Apa kritik saya terhadap dosen pembimbing yang suka menyulitkan? Segeralah bertaubat, dan kembali ke jalan yang benar (hehehhehe....). Maaf, cuma becanda. Maksud saya, mulailah untuk sedikit berempati, memikirkan kesulitan yang di rasakan mahasiswa sebagaimana dulu kita saat skripsi, mulailah memikirkan kerugian-kerugian yang bakal ditanggung si mahasiswa. Lupakan lah idealisme kita yang ingin segalanya perpec, yang ingin segalanya oke, yang ingin segalanya membuat kredibilitas kita oke. Maulailah menjadi manusia yang benar-benar manusia yang mengerti apa yang dirasakan orang lain. Dan membuang jauh-jauh "semangat" killer yang selalu ingin mengatakan "emang gue pikirin" dan seterusnya........



No comments

Powered by Blogger.