Header Ads

Kunci Pembuka Kemampuan Terpendam Anak Bag. 2


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Rasa ketertarikan (passion) adalah kunci pembuka kemampuan terpendam anak. Namun, ada banyak sekali orangtua yang menetapkan minat anak dengan apakah “berguna” atau tidak, bahkan memaksakan minat yang dianggapnya bermanfaat kepada anak. Tahukah Anda, pada saat itu Anda telah membuang kunci untuk membuka potensi terpendam anak Anda?

Menemukan kemampuan terpendam anak

Herbert Spencer mengatakan, setiap anak pasti memiliki keunggulan masing-masing, hampir tidak ada anak yang tidak mempunyai potensi apa pun. Karena itu, semua orangtua seharusnya menyadari, setiap kehidupan memiliki spiritualitas dan bakat bawaan sejak lahir, kuncinya terletak pada bagaimana melatih dan mengeksploitasinya.

Sebenarnya, jika para orangtua diminta untuk bercerita tentang ciri khas dan hal-hal yang digemari oleh anak mereka, dipastikan setiap orangtua tentu akan bercerita panjang lebar. Di dalam bukunya, Herbert membeberkan 20 jenis potensi dan keunggulan yang bisa dimiliki oleh setiap anak:

    1. Penampilannya sangat baik ketika membaca puisi dan kalimat berirama.
    2. Ia sangat memerhatikan perubahan emosional ketika Anda bersedih, galau atau gembira, dan ia pun bereaksi.
    3. Ia sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti: “Waktu dimulai sejak kapan?” dan “Mengapa planet kecil tidak bisa berbenturan dengan Bumi?”
    4. Semua tempat yang pernah ia singgahi walau hanya sekali, namun jarang sekali bisa tersesat.
    5. Gaya berjalannya yang sangat terkoordinasi, gerakannya ketika diiringi musik sangat indah.
    6. Ketika bernyanyi, tangga nada yang ia nyanyikan tepat sekali.
    7. Ia sering bertanya, apakah sebenarnya “Petir, guntur dan hujan itu?”
    8. Ia akan mengoreksi apabila Anda salah menggunakan kata.
    9. Ia sejak usia dini sudah bisa mengikat tali sepatu sendiri dan bisa bersepeda.
    10. Ia sangat menyukai memainkan peran tertentu atau mengatur sebuah jalan cerita.
    11. Ketika bertamasya, ia sanggup mengingat tanda atau rambu-rambu di sepanjang perjalanan, dengan berkata: “Kita pernah datang ke sini.”
    12. Ia senang mendengarkan suara berbagai alat musik, dan mampu membedakan suara yang dikeluarkan oleh alat musik.
    13. Ia bagus sekali dalam menggambar peta, garisnya sangat jelas.
    14. Ia pintar dalam hal meniru berbagai gerakan tubuh serta ekspresi wajah.
    15. Ia pandai mengelompokkan berbagai benda yang berantakan disesuaikan dengan pembagian jenis dan aturannya.
    16. Ia pintar menghubungkan gerakan dan perasaan, misalnya ia berkata: “Kami melakukan pekerjaan itu dengan riang gembira.”
    17. Ia bisa menceritakan kisah dengan sangat menarik.
    18. Ia memberikan komentar terhadap suara-suara yang berbeda.
    19. Ia sering kali berkata seseorang mirip dengan siapa.
    20. Suatu pekerjaan yang bisa atau tidak bisa diselesaikan oleh orang lain, ia mampu memberikan penilaian yang tepat.

Melalui poin nomor 1, 8 dan 17, bisa diketahui apakah seorang anak memiliki bakat bahasa. Anak yang mempunyai bakat seperti ini, sejak awal sudah menjadi seorang yang bersemangat dalam berbincang dengan orang lain, ia sangat senang bertukar pikiran dengan orang lain, ia bisa menggunakan kata-kata dan ungkapan yang telah dipoles sendiri untuk diekspresikan, sangat mudah dalam memelajari kalimat-kalimat panjang atau ungkapan baru, sejak dini sudah pandai bercerita. Anak yang memiliki bakat bahasa, orangtua seharusnya memotivasi sang anak melukiskan sebuah objek, sebuah masalah atau sebuah fenomena alam dan lain-lain, serta sering menyediakan buku-buku yang membahas masalah tersebut.

Melalui poin nomor 6, 12 dan 18, bisa diketahui apakah anak memiliki bakat musik, anak-anak sejenis ini ketika masih sangat kecil (2-3 tahun) sudah dengan fokus mendengarkan suara/ irama yang beraturan, asalkan muncul musik, si anak akan membuka mata lebar-lebar mendengarkan dengan penuh perhatian, pada saat itu taraf memerhatikan sesuatu yang ia tampakkan, bahkan anak-anak seusia 7-8 tahun pun kalah. Hal ini menunjukkan, ia memiliki potensi besar dalam musik.

Melalui poin nomor 3, 7 dan 15, bisa diketahui apakah si anak memiliki bakat dalam bidang matematika dan logika. Ia suka bermain halma dan catur, bisa dengan cepat mengerti hubungan kesetaraan. Jika memberikannya mainan yang sama sekali tercampur aduk, ia bisa mengelompokkan dan menata rapi mainan tersebut. Anak golongan ini, mungkin setelah bersekolah nilai matematikanya tidak sesuai dengan harapan (ini mungkin disebabkan karena ia tidak cocok dengan bahasa penyampaian di dalam kelas, atau konsentrasinya mudah terpencar), akan tetapi potensinya dalam bidang ini seharusnya tidak perlu diragukan lagi.

Melalui poin nomor 4, 11 dan 13, bisa diketahui apakah si anak memiliki rasa ruang yang sangat kuat. Ia memiliki daya imajinasi yang besar, ia mempunyai minat yang sangat kuat terhadap melukis dan pemasangan mesin. Seharusnya banyak mengajak si anak bepergian jauh, dan sejak kecil biasakan dia melakukan permainan menggambar peta.

Melalui poin nomor 5, 9 dan 14, dari gerakan tubuh yang dimanifestasikan oleh si anak bisa ditemukan ada banyak sekali olahragawan dan penari memiliki potensi dalam bidang tersebut.

Yang dimanifestasikan oleh poin nomor 10, 16 dan 20 adalah potensi untuk memahami diri sendiri. Yang dimanifestasikan oleh poin nomor 2, 10 dan 19 adalah potensi untuk memahami bakat orang lain. Anak-anak golongan ini terhadap diri sendiri dan orang lain acapkali melakukan penilaian dan introspeksi yang tidak bisa ia tahan, anak itu memiliki potensi bergaul, berkomunikasi dan kemampuan dalam bidang organisasi.

Dalam kehidupan nyata, potensi yang dimanifestasikan oleh setiap anak berbeda, ada yang sejak dini, ada pula yang agak lambat, ada yang sangat kuat, ada pula yang agak lemah, semuanya itu adalah fenomena normal dan tidak bisa dikatakan siapa yang lebih unggul dan siapa yang kurang. Ada anak yang secara bersamaan bisa menampakkan potensi dalam banyak bidang, bahkan seluruhnya. Ada juga yang hanya menampakkan satu atau dua bidang saja. Hal ini juga tidak mewakili siapa yang lebih unggul dan siapa yang kurang, kuncinya terletak pada kelak bagaimana sang anak bisa mengembangkannya dengan seimbang. Salam kebajikan (Sumber)
 

                                                                  Selesai

No comments

Powered by Blogger.